Saling ketergantungan positif Interaksi tatap muka Akuntabilitas individual Pembelajaran Kooperatif dengan metode Jigsaw.

kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-5 orang saja. Pembelajaran kooperatif adalah model mengajar bermanfaat yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Di dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas siswa-siswa dengan tingkat yang berbeda ini, siswa akan menggunakan sejumlah kegiatan belajar untuk mengembangkan pemahaman terhadap suatu konsep Anita, 2004:27. Menurut Muhammad Nur dalam Isjoni 2009:27 bahwa pembelajaran kooperatif dapat menciptakan norma-norma proakademik di kalangan siswa, dan norma-norma proakademik memiliki pengaruh penting terhadap hasil belajar. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif, menurut Nurhadi 2005: 34 antara lain:

a. Saling ketergantungan positif

Ketergantungan secara positif adalah hubungan yang saling membutuhkan. Dalam model pembelajaran ini guru dituntut untuk menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk merasa saling membutuhkan. Saling ketergantungan atau saling membutuhkan ini meliputi saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan, saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran dan saling ketergantungan hadiah. Dengan adanya saling ketergantungan positif ini diharapkan siswa dapat saling memberi motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi ini menuntut siswa untuk saling bertemu secara fisik, baik dengan siswa yang lain ataupun dengan guru. Interaksi semacam ini memungkinkan siswa untuk saling bertukar informasi atau gagasan mengenai hal yang dipelajari sehingga, diharapkan sumber belajar yang diperoleh siswa akan lebih bervariasi.

c. Akuntabilitas individual

Meskipun model pembelajaran ini dilakukan secara kelompok, penilaian yang dilakukan tetaplah penilaian secara individu. Penilaian per kelompok didasarkan pada rata-rata hasil penilaian yang didapat tiap anggotanya. Penilaian yang semacam ini disebut akuntabilitas individual. Oleh karena penilaian didapat dari rataan hasil penilaian kelompok, diharapkan siswa dapat terpacu untuk meningkatkan nilainya masing-masing agar nilai kelompok menjadi baik. Guru pun dapat memberitahukan hasil penilaian pada setiap siswa dalam kelompok sehingga semua anggota kelompok dapat mengetahui siapa yang membutuhkan batuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Dalam pelaksanaan model ini keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan sifat-sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi menjadi dampak positif dari model pembelajaran ini. Karena, model ini membuat siswa belajar untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya.

2.3.1 Macam-macam Pembelajaran kooperatif

Macam-macam pembelajaran kooperatif antara lain: Mencari Pasangan Make a Match, Bertukar Pasangan, Kepala Bernomor Numbered Heads, Jigsaw, dan lain sebagainya Anita, 2004: 55 .

2.3.1.1 Mencari Pasangan Make a Match

Teknik belajar mengajar mencari pasangan Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

2.3.1.2 Bertukar Pasangan

Teknik belajar mengajar bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.

2.3.1.3 Kepala Bernomor Numbered Heads

Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor Numbered Heads dikembangkan oleh Spencer Kagan teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

2.3.1.4 Jigsaw

Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aroson et al. sebagai metode Coopertaive Learning. Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang akan dipelajari pada papan tulis, White board, penayangan power point dan sebagainya. Guru menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif siswa agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru Agus Suprijono,2011: 89.

2.4 Pembelajaran Kooperatif dengan metode Jigsaw.

Dalam model pembelajaran ini guru membagi bahan pelajaran yang akan diberikan, sebelum pelajaran diberikan, guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Guru bisa menuliskan topik di papan tulis dan menulis apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru. Siswa dibagi dalam kelompok, kemudian siswa disuruh membaca mengerjakan bagian mereka masing-masing. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu Lie, 2004: 69. Di dalam proses pembelajaran, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pembelajaran dan tahap evaluasi. a. Tahap persiapan 1 Menetapkan kelompok siswa Kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ditetapkan oleh guru terlebih dahulu. Pengelompokan berdasarkan hasil nilai semester gasal. Kelompok dibagi menjadi tiga kriteria yaitu kemampuan tinggi, kemampuan sedang dan kemampuan rendah. 2 Materi Materi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dirancang oleh peneliti, setelah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. b. Tahap pembelajaran Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, masing-masing siswa diberi bagaian materi. Proses pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Kegiatan inti dari pembelajaran dimulai berkelompoknya siswa kemudian berdiskusi membahas materi siswa yang sudah memahami materi menerangkan kepada siswa yang belum paham. c. Tahap evaluasi Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diberi tes tertulis. Tes ini dikerjakan secara individual dan dilakukan setiap akhir periode pembelajaran atau akhir pembahasan dua topik.

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan desain penelitian

Penelitian ini adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Classroom-Based Action Research atau yang lazim disebut PTK. Zainal Aqib et all 2009: 3 mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Mulyasa 2009: 11 mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok siswa dengan memberikan sebuah tindakan treatment yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, guru bersama-sama siswa, atau oleh siswa di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut ini. 24

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa MA Al Asror Gunungpati Semarang dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif jigsaw

0 4 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 83

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs AL HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG PADA MATERI BANGUN RUANG TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17