Fungsi Seni Kriya Seni Kriya Kerajinan
104 Seni Rupa untuk SMPMTs
Kelas VIII
sedemikian rupa atau telah ditambah dengan unsur pelengkap seperti kaolin sehingga siap dibentuk. Membentuk keramik dibutuhkan teknik tertentu seperti
teknik lempeng slab, teknik putar throwing, teknik pilin coiling, teknik p ijat
pinching, dan teknik cetak tuang. D e wa s a i n i s e n i k e r a m i k t e l a h
berkembang pesat di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, beberapa di antaranya
telah beralih menjadi usaha kerajinan dan desain keramik yang bersifat profesional
dengan kualitas yang tinggi, baik segi pengolahan bahan, desain, bentuk, ragam
hias, kualitas bakar maupun hasil akhirnya finishing.
Beberapa daerah penghasil seni keramik adalah daerah Plered Purwakarta,
Bandung, Banjarnegara, Mayong Jepara, Klampok Purwokerto, Jatiwangi Cirebon, Kasongan Yogyakarta, Dinoyo
Malang, Kapal Bali, dan Takalar Sulawesi Selatan.
3 Kriya bordir
Kriya bordir adalah kriya yang menempatkan hiasan dari benang yang d
ijahitkan pada kain. Bordir biasanya ditempatkan pada ujung-ujung kain yang berfungsi untuk menghias dan mempercantik tampilan kain. Sebutan lain untuk
bordir adalah sulam. Dewasa ini proses membordir banyak
dilakukan dengan mesin bordir. Selain lebih cepat dalam pengerjaannya, pembuat
bordir lebih leluasa dalam membuat motif sesuai dengan kreativitasnya.
Aplikasi kriya bordir telah berkembang pesat. Semula bordir hanya diperuntukkan
untuk penghias kain saja, sekarang bordir bisa digunakan pada pakaian baju, tas,
kerudung, taplak, dan mukena. Motif yang dipakai biasanya berupa motif tumpal dan
rose a
setengah lingkaran dengan variasi motif lain. Daerah penghasil bordir yang terkenal adalah Tasikmalaya Jawa Barat.
4 Kriya logam
Kriya logam adalah kriya yang mengolah logam menjadi berbagai macam benda kerajinan. Mengolah logam biasanya dengan cara mengecor logam panas
dengan cetakan. Cetakan ini bisa terbuat dari tanah liat, gips, pasir, atau logam juga.
Gambar 7.4
Keramik Cirebon Sumber: community.kompas.com
Gambar 7.5
Mesin bordir Sumber: www.flickr.com
Pelajaran 7 Ragam Seni Rupa Terapan Nusantara 105
Teknik membuat kriya logam ada dua, yaitu teknik a cire perdue dan teknik bivalve
. a Teknik
a cire perdue atau cetakan lilin, caranya adalah membuat bentuk benda
yang dikehendaki dengan lilin. Setelah membuat model dari lilin, model tersebut ditutup dengan menggunakan tanah, kemudian dibuat lubang dari
atas dan bawah. Setelah itu, cetakan dibakar sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian bawah. Untuk
selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu. Apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang
diinginkan.
b Teknik bivalve atau setangkap, caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka sehingga setelah dingin cetakan tersebut
dapat dibuka, maka keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu atau kayu.
Bahan baku kriya logam berupa perunggu, kuningan, tembaga, emas, dan perak. Hasilnya bisa berupa alat rumah tangga, alat musik kenong dan goong,
perhiasan cincin dan gelang, serta senjata. Daerah pengecoran logam dapat ditemukan di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
5 Kriya lukis
Lukisan, selain sebagai bentuk hasil ekspresi juga berfungsi sebagai hiasan. Dalam hal ini bentuk lukisan yang dibuat secara massal dan dalam jumlah
yang banyak. Karya lukisannya dibuat secara berulang-ulang sehingga gambar pada lukisan sama. Bahannya terbuat dari
kain kanvas dengan kualitas rendah atau menggunakan kain beludru berwarna
hitam, kaca, dan kulit kayu.
Daerah penghasil lukisan dengan media kanvas terdapat di Jelekong Jawa
Barat, Sokaraja–Banyumas Jawa Tengah, dan Ubud Bali. Lukisan dengan media
kaca terdapat di daerah Trusmi–Cirebon Jawa Barat. Adapun lukisan dengan
media kulit dapat ditemukan di Papua dan Kalimantan.
6 Kriya kulit
Kriya kulit adalah jenis karya seni yang bahan bakunya menggunakan kulit. Kulit yang digunakan adalah kulit kerbau, sapi, kambing, buaya, dan ular.
Kulit tersebut sebelum dipakai terlebih dahulu mengalami proses pengolahan yang panjang yaitu mulai dari pemisahan dari daging satwa, pencucian dengan
Gambar 7.6
Lukisan kaca dari Cirebon Sumber: indagkotacirebon.files.wordpress.com
G b
7 6