kesehatan yang sering dikeluhkan oleh warga pondok pesantren, dua informan menyatakan biasa-biasa saja dan hanya terbatas pada pengobatan saja, selanjutnya
satu informan menyatakan pelayanan kesehatan harus mencakup empat aspek pelayanan dasar yaitu aspek pencegahan, promotif dan preventif tanpa mengabaikan
aspek pengobatan yaitu kuratif dan rehabilitatif.
4.3.3 Pernyataan Informan Tentang Kader Kesehatan di Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah
Hasil penelitian yang dilakukan tentang kader kesehatan di Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kader Kesehatan di
Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah
No. Informan
Pernyataan
1. Petugas kesehatan
Poskestren Ar- Raudhatul
Hasanah “Kader di sini ya santri dan santriwati. Mereka juga
punya kemampuan yang baik untuk membantu menangani pasien. Tentunya hal tersebut kami-lah yang
melatih mereka” 2.
Ketua Biro Poskestren Ar-
Raudhatul Hasanah
“Kader kesehatan kita ada 11 orang, terdiri dari 7 orang santriwati dan 4 orang santri tingkat akhir. Mereka itu
punya kemampuan yang baik lah soal kesehatan ya... misalnya saja bisa memberikan obat sesuai resep,
menggunakan tensimeter, menggunakan stetoskop dan lain-lain. Hal tersebut diperoleh dari pembinaan
tentunya ya” 3.
Kepala Bidang Kesejahteraan
Pesantren Ar- Raudhatul
Hasanah “Di Raudhoh ini kan ada organisasi santri dan santriwati
yang disebut dengan OPRH yaitu Organisasi Pelajar Ar- Raudhatul Hasanah. Nah.. di dalamnya terdapat bagian-
bagian dan salah satunya adalah bagian kesehatan. Bagian kesehatan ini lah yang nantinya bertanggung
jawab untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang menyangkut hal kesehatan. Mereka itu kira-kira ada 11
orang santri d
an santriwati” 4.
Petugas UKS Puskesmas
Simalingkar “Kalau kader mereka punya ya... tapi memang gak
pernah kami bina, paling kalau pada saat kegiatan penjaringan kesehatan itu mereka ikut berpartisipasi
sama-sama kita lah ya.. dan mungkin mereka belajar
Universitas Sumatera Utara
No. Informan
Pernyataan
dari melihat kita dan mungkin juga dibantu sama dokter yang ada di pesantren”
5. Dinas Kesehatan
Kota Medan “Berbicara soal kader kesehatan, setiap sekolah
kayaknya ada lah itu.. masak sekolah besar dan terkenal kayak gitu enggak ada. Berdasarkan laporan dari teman-
teman di Puskesmas Simalingkar pun demikian kok. Mengingat peran mereka dalam program poskestren kan
memang sangat penting, selain sebagai pelaksana mereka itu juga menjadi contoh untuk teman-temannya
yang lain” 6.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara “Dalam peraturannya kader atau santri husada itu
merupakan kunci dari program ini, mengingat mereka lah yang nantinya penjadi pelaksana program. Untuk itu
mereka haruslah merupakan warga pondok pesantren,
baik itu santrisantriwati maupun guru” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, seluruh informan menyatakan
bahwa kader merupakan hal yang seharusnya ada dalam program poskestren di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.
4.3.4 Pernyataan Informan Tentang Sarana dan Prasarana Kesehatan di Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah
Hasil penelitian yang dilakukan tentang sarana dan prasarana kesehatan di Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan Tentang Sarana dan Prasarana
Kesehatan di Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah
No. Informan
Pernyataan
1. Santri SMA
“Sepertinya untuk penyakit-penyaki standar yang sering diderita santri, sarana dan prasarananya udah memadai
lah” 2.
Santriwati SMA “Alhamdulillah sarana dan prasarana sudah memadai”
3. Santri SMP
“Sarana dan prasarananya lumayan sudah memadai lah” 4.
Santriwati SMP “Kalau untuk penyakit-penyakit standar sepertinya
memang sudah memadai ”
5. Ustadzah
“Alhamdulillah sudah memadai ya kalau untuk penyakit-
penyakit yang sering ada di sini” 6.
Karyawan “Untuk menangani penyakit-penyakit yang sering
Universitas Sumatera Utara
No. Informan
Pernyataan
dikeluhkan santri dan santriwati saya fikir sudah cukup memadai”
7. Petugas kesehatan
Poskestren Ar- Raudhatul
Hasanah “Seperti yang sudah kamu ketahui bahwa pelayanan
kesehatan kita ini sudah ada sejak awal berdirinya pesantren, jadi secara otomatis berbagai fasilitas yang
dibutuhkan untuk menangani berbagai keluhan santri
dan santriwati suudah kita punya” 8.
Ketua Biro Poskestren Ar-
Raudhatul Hasanah
“Saya fikir sarana dan prasarana sudah mencukupi untuk menangani berbagai kasus kesehatan yang sering
dikeluhkan oleh santri dan santriwati, namun jika ada pihak yang ingin memberikan sumbangan kita tidak
keberatan
” 9.
Kepala Bidang Kesejahteraan
Pesantren Ar- Raudhatul
Hasanah “Seperti yang sudah kamu lihat sendiri, alhamdulilah
sarana dan prasarana kita sudah mendekati baik, atau bahkan lebih baik dari fasilitas yang ada di puskesmas.
Hal tersebut dapat tercapai karena memang sarana pelayanan kesehatan ini sudah ada sebelum peraturan
pemerintah tentang poskestren diterapkan, jadi kita
tinggal menjalankan saja” 10.
Petugas UKS Puskesmas
Simalingkar “Memang sarana dan prasarana mereka itu sudah
lumayan lengkap lah.. alat fogging aja mereka punya, apalagi dokternya. Ya... 75 memadai”
11. Dinas Kesehatan
Kota Medan “Pesantren itu kan termasuk salah satu pesantren
terbesar di Medan ya.. wajar memang kalau sarana yang mereka miliki sudah melebihi puskesmas. Dan selama
satu tahun terakhir ini berbagai keluhan penyakit bisa mereka tanggulangi tanpa ada campur tangan pihak lain
atau puskesmas” 12.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara “Dalam peraturannya memang segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan poskestren dalam hal ini peralatan dan segala macam, itu merupakan hasil
swadaya warga pondok pesantren, dan kalaupun ada bantuan dari pemerintah mungkin seperti UKS kit gitu
lah” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, 11 informan menyatakan bahwa
sarana dan prasarana kesehatan di Poskestren Ar-Raudhatul Hasanah sudah dapat dikatakan memadai untuk dapat menangani berbagai kasus kesehatan yang sering
muncul pada santri dan santriwati seperti keluhan demam, pilek, gangguan kulit,
Universitas Sumatera Utara
gangguan pencernaan atau lambung dan penyakit ringan lainnya. Dan seorang informan menyatakan bahwa pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan yang ada di
poskestren merupakan hasil swadaya warga pondok pesantren.
4.3.5 Pernyataan Informan Tentang Pendanaan Kesehatan di Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah
Hasil penelitian yang dilakukan tentang pendanaan kesehatan di Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pendanaan Kesehatan di
Poskestren Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah
No. Informan
Pernyataan
1. Santri SMA
“Kalau berobat kami biasanya gak bayar, kan sudah dikumpul uang kesehatan waktu masuk ajaran baru.
Tapi kalau untuk penyakit-penyakit yang berat seperti periksa darah baru ada tambahan dana
” 2.
Santriwati SMA “Kalau mau periksa darah kami dipungut biaya, tapi
kalau berobat biasa enggak” 3.
Santri SMP “Berobat ke poskestren gratis kok”
4. Santriwati SMP
“Selama pelayanan yang diberikan itu pelayanan berobat biasa tidak ada tambahan biaya, kan udah dibayar
dengan uang sekolah waktu pertama kali masuk” 5.
Ustadzah “Kalau untuk ustadz, ustadzah, karyawan, dan pegawai
lainnya yang ada dipesantren ini gak ada biaya kesehatan yang harus dikeluarkan, kita mendapat
fasilitas dan salah satunya itu ya fasilitas kesehatan” 6.
Karyawan “Selama saya berobat sih tidak pernah bayar, tapi kalo
penyakitnya lumayan berat dan membutuhkan obat dari luar baru saya mengeluarkan uang untuk menebus obat
di apotik yang di luar pesantren, trus untuk pelayanan kesehatan gigi juga bayar kata teman-
teman saya” 7.
Petugas kesehatan Poskestren Ar-
Raudhatul Hasanah
“Ketika para santri dan santriwati berobat, mereka tidak dipungut biaya, begitu juga dengan para karyawan dan
para pengajar. Hanya saja jika mereka membutuhkan pelayanan kesehatan khusus seperti pemeriksaan gigi
ataupun membutuhkan obat yang tidak kita sediakan di sini, barulah mereka mengeluarkan uang. Sebenarnya
biaya operasional kita berasal dari iuran rutin para santri dan santriwati. Jadi konsepnya ya dari mereka, oleh
Universitas Sumatera Utara
No. Informan
Pernyataan
mereka dan untuk mereka” 8.
Ketua Biro Poskestren Ar-
Raudhatul Hasanah
“Dana operasional bidang kesehatan kesemuanya didapat dari uang kesehatan yang dikeluarkan oleh
santrisantriwati pada setiap tahunnya pada awal ajaran
baru, yaitu sebesar Rp 125.000” 9.
Kepala Bidang Kesejahteraan
Pesantren Ar- Raudhatul
Hasanah “Selama ini dana untuk segala sesuatu yang
berhubungan dengan bidang kesehatan seperti untuk membeli obat-obatan, membayar petugas kesehatan dan
lain sebagainya merupakan dana yang memang dikeluarkan oleh santrisantriwati pada setiap tahun
ajaran baru yaitu sebesar Rp 125.000, dan alhamdulillah masih cukup tanpa harus mengambil dari bidang lain
ataupun dari usaha pesantren, namun juga terkadang ada pihak-pihak tertentu, baik instansi maupun pribadi yang
menginfakkan sebahagian rezekinya untuk keperluan kes
ehatan” 10.
Petugas UKS Puskesmas
Simalingkar “Kalau ngomong soal dana, memang itu salah satu
kendala pelaksanaan program ya. Bagaimana tidak paling pihak pemerintah hanya memberikan dana untuk
kegiatan penjaringan yang biasanya dilakukan setiap tahunnya dan selebihnya kita sendiri yang harus pintar-
pintar mengaturnya” 11. Dinas Kesehatan
Kota Medan “Pemerintah hanya menganggarkan dana untuk kegiatan
penjaringan kesehatan, selebihnya dana diperoleh secara swadana yaitu dengan cara bekerja sama”
12. Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara
“Sebenarnya ada, karena program ini baru kami pegang kembali satu tahun kemarin jadi pendanaan memang
belum ada. Kami masih fokus untuk mengumpulkan data-data tentang berapa banyak poskestren yang ada di
Sumatera Utara. Pada tahun ini sudah kami masukkan ke usulan anggaran, dan mudah-
mudahan disetujui” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, enam informan menyatakan
bahwa pendanaan kesehatan di Poskestren Ar-Raudhatul Hasanah adalah berasal dari dana kesehatan yang wajib dikeluarkan oleh santri dan santriwati pada saat memasuki
awal ajaran baru uang sekolah. Seorang informan menyatakan gratis tidak dipungut biaya. Dua informan menyatakan bahwa pengobatan yang diperoleh merupakan
fasilitas sebagai karyawan dan ustadzah. Dua informan menyatakan pendanaan yang
Universitas Sumatera Utara
di anggarkan Pemerintah kota Medan untuk poskestren hanya terbatas pada kegiatan penjaringan kesehatan. Selanjutnya seorang informan menyatakan untuk tahun 2012
anggaran untuk poskestren memang belum ada, sedangkan untuk tahun 2013 sudah dimasukkan ke dalam usulan anggaran, dan mudah-mudahan disetujui.
4.3.6 Pernyataan Informan Tentang Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di