No. Informan
Pernyataan
meng-handle masalah mereka sendiri dan tentunya bekerja sama dengan pihak dinas
kesehatan” 6.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara “Output yang diharapkan dengan adanya poskestren
adalah adanya santri husada, sampah kering dan sampah basah sudah dipisahkan, sanitasi lingkungan, parit-parit
bersih, yah pokonya pengetahuan mereka tentang kesehatan meningkat lah. Selanjutnya adalah akses akan
pelayanan kesehatan menjadi lebih dekat dengan jalan
memberdayakan warga pondok pesantren” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, 2 informan menyatakan bahwa
output program poskestren di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah menurunnya jumlah rujukan ke pelayanan kesehatan. Seorang informan menyatakan menurunnya
jumlah rujukan kasus dan meningkatnya pengetahuan warga pondok pesantren akan kesehatan.
Seorang informan
menyatakan meningkatnya
pengetahuan santrisantriwati akan kesehatan. Seorang informan menyatakan semua tindakan
haruslah berwawasan kesehatan. Dan seorang informan menyatakan meningkatnya pengetahuan sasaran dan berbagai tindakan yang dilakukan haruslah berwawasan
kesehatan dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan dengan pemberdayaan waarga pondok.
4.3.10 Pernyataan Informan Tentang Hambatan dalam Pelaksanaan Program Poskestren
di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Hasil penelitian yang dilakukan tentang hambatan dalam pelaksanaan
program poskestren di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat dilihat dari tabel 4.12 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Tentang Hambatan dalam
Pelaksanaan Program Poskestren
di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah
No. Informan
Pernyataan
1. Petugas kesehatan
Poskestren Ar- Raudhatul
Hasanah “Kalau berbicara soal hambatan, karena saya yang
bertugas disini, saya fikir lebih kepada tingkat pengetahuan santri dan santriwati tentang obat-obatan
ya.. mereka itu beranggapan kalau obat yang kami beri itu-itu saja. Padahal memang untuk penyakit standar
yang mereka idap, obat yang kami beri itu sudah pas” 2.
Ketua Biro Poskestren Ar-
Raudhatul Hasanah
“Sebenarnya kita membuat balai pengobatan ini kan untuk santri dan santriwati ya, tapi terkadang tidak
sedikit juga yang tidak pernah menggunakan fasilitas ini dengan alasan lebih percaya dengan pengobatan luar,
dalam artian orang tuawali santri dan santriwati membawa mereka pulang dan melakukan pengobatan
diluar, walaupun sebenarnya penyakit tersebut masih
dapat kita tangani” 3.
Kepala Bidang Kesejahteraan
Pesantren Ar- Raudhatul
Hasanah “Dari beberapa hambatan, salah satu diantaranya adalah
adanya anggapan bahwa obat-obatan yang diberikan selama ini obat yang itu-itu saja. Hal tersebut timbul
karena rendahnya pemahaman warga pondok tentang obat-obatan. Memang selama ini kita menggunakan
obat-obatan generik dengan beberapa pertimbangan. Dengan adanya anggapan tersebut membuat rendahnya
tingkat kepercayaan warga pondok terhadap pelayanan kese
hatan yang diberikan” 4.
Petugas UKS Puskesmas
Simalingkar “Sebenarnya yang membuat pelaksanaan pembinaan,
penyuluhan dan pertemuan itu menjadi terhambat adalah karena saya diharuskan menggunakan jilbab ketika
memasuki wilayah pesantren, sedangkan saya ini tidak beragama islam. Saya rasa memang cuma itu aja, kalau
hambatan-
hambatan yang lain gak ada lah” 5.
Dinas Kesehatan Kota Medan
“Hambatan yang selama ini kami rasakan adalah kurangnya dana yang khusus dianggarkan untuk
kegiatan poskestren, sehingga pada akhirnya berdampak pada tidak berjalannya kegiatan yang sudah kita
rencanakan. Kemudian terkadang waktu juga menjadi penghalang kita untuk bisa melaksanakan program
tersebut, mengingat pesantren itu waktu liburnya beda ya dengan waktu libur kita yang bekerja di pemerintahan
ini” 6.
Dinas Kesehatan “Hambatan pelaksanaan saat ini ya lebih dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
No. Informan
Pernyataan
Provinsi Sumatera Utara
program ini baru kami pegang kembali yang awalnya di promosi kesehatan, sehingga data-data mengenai
poskestren masih berusaha kami kumpulkan kembali. Dan secara otomatis, penganggaran untuk kegiatan juga
belum ada pada tahun kemarin. Namun pada tahun ini sudah kita ajukan, apakah disetujui atau tidak saya
belum tau” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui, 1 informan menyatakan bahwa
hambatan dalam pelaksanaan program poskestren di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah kurangnya kepercayaan santri dan santriwati terhadap pelayanan
kesehatan pesantren. Dua informan menyatakan rendahnya tingkat kepercayaan warga pondok akan pelayanan kesehatan yang ada. Seorang informan menyatakan
pihak pesantren mengharuskan petugas puskesmas yang datang untuk menggunakan jilbab, sementara petugas puskesmas tidak beragama Islam. Seorang informan
menyatakan dana dan waktu yang menjadi hambatan. Selanjutnya seorang informan menyatakan dikarenakan program poskestren baru dipegang oleh Yankes, maka
belum ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
4.4 Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terarah DKT