4.2.5 Analisa Kadar Protein
Kadar protein yang dihasilkan pada edible film dengan variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 31 ml air, 6 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin adalah 3,37
sedangkan pada variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 30 ml air, 7 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin adalah 3,45 . Kadar protein ini dapat
dipengaruhi oleh suhu, pH, dan kelembaban udara.
Dari hasil yang diperoleh kadar protein dengan variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 31 ml air, 6 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin lebih
rendah. Hal ini dikarenakan pengaruh kadar air yang terdapat pada edible film. Kadar air edible film pada penambahan 6 g tepung tapioka tinggi. Sehingga kadar
protein pada perbandingan ini nilainya lebih rendah. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air maka kecepatan reaksi hidrolisis protein oleh enzim pada
edible film akan semakin cepat.
Pada proses hidrolisis tersebut akan mengakibatkan gugus N yang terdapat pada edible film akan terbebaskan. Gugus N tersebut akan berubah menjadi nitrit.
Karena kadar nitrit pada analisa protein tidak terdeteksi. Akibatnya kadar protein pada edible film dengan variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 31 ml air, 6 g tepung
tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin menurun.
4.2.6 Analisa Kadar Lemak
Kadar lemak yang dihasilkan pada variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 31 ml air, 6 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin adalah 3,2 sedangkan pada
variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 30 ml air, 7 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin adalah 3,4 . Dari hasil tersebut, kadar lemak pada variasi 10 ml
ekstrak kulit manggis, 30 ml air, 7 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin lebih tinggi. Hal ini dikarenakan tepung tapioka mengandung lemak sehingga
semakin banyak ditambahkan tepung tapioka maka komposisi lemak pada edible film juga semakin banyak pula.
Universitas Sumatera Utara
4.2.7 Analisa Kadar Karbohidrat
Kadar karbohidrat yang dihasilkan pada variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 31 ml air, 6 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin adalah 69,21
sedangkan pada variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 30 ml air, 7 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin adalah 69,69. Kadar karbohidrat ini diperoleh
karna adanya penambahan tepung tapioka pada edible film. Semakin banyak penambahan tepung tapioka maka semakin banyak kandungan karbohidrat pada
edible film yang dihasilkan.
4.2.8 Analisa Kadar β-Karoten
Kadar β-karoten yang dihasilkan pada variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 31 ml air, 6 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin adalah 82,8237 ppm,
sedangkan pada variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 30 ml air, 7 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin adalah 76,0255
ppm. Kandungan β-karoten tersebut berasal dari ekstrak kulit manggis yang dipakai sebagai bahan dasar pembuatan
edible film. Tapi dengan pemanasan pada suhu yang tinggi akan me rusak kadar β-
karoten. Dari hasil diperoleh edible film dengan variasi 10 ml ekstrak kulit manggis, 30 ml air, 7 g tepung tapioka, 2 kitosan, dan 2 ml gliserin terigu lebih
rendah. Hal ini dikarenakan penambahan tepung tapioka yang terlalu banyak sehingga membutuhkan proses pemanasan yang lebih lama dan mengakibatkan
kadar β-karoten nya berkurang.
4.2.9 Analisa SEM Scanning Electron Microscopy