Perkembangan buah manggis di Indonesia sangat menggembirakan. Selama periode tahun 1986-1990 ekspor manggis terus meningkat. Pada tahun
1986 baru mencapai 3,7 ton; tahun berikutnya bertambah menjadi 35,7 ton, tahun 1989 menjadi 278 ton dan tahun 1990 mencapai 357,6 ton. Sementara itu, luas
lahan baru diproyeksikan sekitar 194.996 hektar yang tersebar di Pulau Jawa seluas 31.781 ha, Sumatera 106.397 ha, Bali 207 ha, Nusa Tenggara Barat 13.175
ha, Kalimantan 13.773 ha, Sulawesi 26.919 ha, Maluku 2.884 ha dan sebagian luas direncanakan di Irian Jaya Ashari, 2006.
2.1.2 Kandungan
Komponen terbesar dari buah manggis adalah air, yaitu 83. Komponen protein dan lemak yang dikandung sangat kecil. Buah manggis mengandung vitamin A,
mengandung vitamin B1 dan vitamin C.
Kandungan yang terdapat dalam bagian buah manggis antara lain gula sakarosa, dekstrosa dan levulosa. Dalam takaran tiap 100 gram kulit buah
manggis terdiri dari 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 82,1 ppm
β-karoten, 0,09 mg vitamin B1 Thiamin, 0,06 mg vitamin B2 riboflavin, dan 0,1 mg vitamin B5 niasin. Kulit buah manggis merupakan bagian buah manggis
yang membungkus daging buah. Rasio bagian buah yang dikonsumsi dengan bagian buah yang dibuang, lebih tinggi bagian buah yang dibuang, dalam hal ini
kulit buahnya yang mencapai 23 bagian buah atau 66,6.
Kulit buah manggis yang berasa pahit justru banyak mengandung zat-zat luar biasa yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit serta banyak
mengandung antioksidan. Kandungan antioksidan yang terdapat pada kulit manggis melebihi rata-rata buah lainnya,hal ini menjadikan manggis buah
primadona dan dijuluki “ The miracle of nature” keajaiban alam dan “the queen of tropical fruit
” ratu buah tropis Yunitasari, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Khasiat dan Kegunaan
Berbagai hasil penelitian menunjukan kulit buah manggis kaya akan antioksidan, terutama antosianin, xanthone, tannin, dan asam fenolat. Radikal bebas atom atau
kelompok atom yang dalam keadaan bebas alias tidak terikat gugus lain dapat menangkap molekul hydrogen, asam lemak, logam berat yang pada akhirnya
memicu beragamnya penyakit degeneratif.
Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk memanfaatkannya. Kendala dalam pemanfaatan kulit buah manggis adalah rasanya pahit.Rasa pahit pada kulit buah
manggis tersebut ada kaitannya dengan kandungan tannin yang terdapat didalam jaringan kulit buah manggis. Senyawa tannin merupakan asam tanat, secara
teoritis suatu senyawa yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan larutan basa, yang akan membentuk garam tannat dan air. Kulit buahnya dapat pula digunakan
sebagai bahan membuat cat antikarat cat berwarna hitam yang tahan cuci. Kulit kayunya dapat digunakan untuk ramuan obat tradisional obat penyakit perut
Sunarjono, 2000.
2.1.4 Senyawa Antioksidan pada Kulit Buah Manggis