22
1. Pada dasarnya penanggulangan yang bersifat pencegahanpeningkatan dan pengobatan darurat, diintergrasikan dengan upaya kesehatan lain dan dapat
dilakukan oleh petugas bukan tenaga kesehatan gigi. 2. Petugas kesehatan gigi Dokter gigi, Perawat gigi selain melakukan usaha
penagnggulangan yang bersifat pencegahanpeningkatan dalam bentuk pelayanan asuhan juga usaha yang bersifat pencegahanpeningkatan dan juga
perencanaan penanggulangan secara menyeluruh. 3. Sasaran
penanggulangan penyakit
gigi dapat
berpusat pada
masyarakatkeluarga, anak sekolah, maupun perorangan yang datang berobat ke Puskesmas.
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan studi kepustakaan, maka kerangka konsep penelitian iniadalah :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Gambar2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Faktor Sosial Psikologis Persepsi
keyakinan
Faktor Organisasi Sarana dan Prasarana
Tenaga Medis LokasiJarak
Geografis Demand
pasienpadapelayanan kesehatan gigi
Meminta Tidak meminta
Universitas Sumatera Utara
23
Berdasarkan gambar di atas definisi operasional dari kerangka konsep tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor sosial psikologis adalah hal-hal yang melatar belakangi seseorang dalam usahanya untuk meminta pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Bandar
Khalifah yang meliputi persepsi dan keyakinan. a. Persepsi adalah pandangan, tanggapan, penerimaan pasien tentang kualitas
pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Bandar Khalifah yang melatar belakangi pengetahuan nya dan pendapat masyarakat disekitar tentang
kualitas pelayanan tersebut b. Keyakinan adalah kepastian, kepercayaan pasien yang sungguh-sungguh
terhadap kualitas pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Bandar Khalifah tentang sarana dan tenaga kesehatan yang ada.
2. Faktor Organisasi adalah hal-hal yang melatar belakangi pasien dalam usaha nya untuk meminta kualitas pelayanan kesehatangigi di Puskesmas Bandar
Khalifah yang meliputi sarana dan prasarana, tenaga medis dan lokasi. a. Sarana dan prasarana adalah kondisi dan kelengkapan peralatan atau
fasilitas yang mendukung kualitas pelayanan kesehatan misalnya ruang pemeriksaan, alat-alat medis yang digunakan.
b. Tenaga medis adalah tenaga kerja yang dapat menggerakan atau memberikan pelayanan kesehatan dibagian poli gigi seperti dokter dan
perawat gigi.
Universitas Sumatera Utara
24
c. Lokasi adalah letak, tempat atau jarak puskesmas dari rumah penduduk baik jarak tempuh dalam hitungan menit serta kemudahan alat trasportasi
untuk menuju ke puskesmas.
2.8 Hipotesis Penelitian
Bedasarkan latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka, dan kerangka konsep, maka hipotesa penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh faktor sosial psikologis yaitu persepsi dan keyakinan terhadap demand
masyarakat pada pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang 2016.
2. Ada pengaruh faktor organisasi yaitu sarana dan prasarana, tenaga medis serta lokasijarak geografis terhadap demand masyarakat pada pelayanan kesehatan
gigi di Puskesmas Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang 2016.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan
kemampuan, nasional. Arah pembangunan kesehatan menuju Indonesia 2010 sesuai dengan arah pembangunan nasional selama ini yakni pembangunan
kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional.
Adapun tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia Depkes RI 1999.
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan juga sektor lain dan
masyarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia yang pada gilirannya
akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bangsa Depkes RI 2003. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk
yang memungkinkan setiap penduduk untuk mencapai derajat kesehatan yang
Universitas Sumatera Utara
2
optimal. Dimana kesehatan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia yang fundamental dan karenanya setiap penduduk berhak atas jaminan bahwa dirinya
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan jika sakit. Menurut Setyowati 2003 terdapat keragamanan dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan yang pada umumnya berkaitan dengan ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan serta kualitas pelayanan kesehatan. Faktor
geografis, penduduk yang tersebar, sulit dan mahalnya transportasi merupakan hambatan untuk menjangkau sarana kesehatan yang ada.
Menurut Anderson yang dikutip oleh Saragih 2003 ada tiga faktor yang mempengaruhi dalam pemanfaatan atau permintaan akan pelayanan kesehatan
yaitu 1 mudahnya penggunaan pelayanan kesehatan yang tersedia 2 adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang ada dan 3
adanya kebutuhan pelayanan kesehatan. Menurut Dever yang dikutip oleh Siska 2001 bahwa pemanfaatan
pelayananan kesehatan dipengaruhi oleh faktor organisasi yang meliputi sumber daya yang tersedia dan keterjangkauan lokasi serta faktor yang berhubungan
dengan konsumen itu sendiri yang dipengaruhi oleh faktor sosial psikologis. Selanjutnya, menurut Tjiptoherijanto 1994 pemanfaatan pelayanan
kesehatan melibatkan berbagai informasi, yaitu aspek yang menyangkut status kesehatan saat ini, informasi tentang status kesehatan yang membaik, informasi
tentang macam perawatan yang tersedia dan informasi tentang efektifitas pelayanan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3
Menurut Azwar yang dikutip oleh Saragih 2003 bahwa kebutuhan dan demand
seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya, dan ekonomi orang tersebut. Jika tingkat pendidikan, keadaan sosial
budaya dan ekonomi baik. Secara relatif kebutuhan akan tuntutannya terhadap kesehatan akan tinggi.
Penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan telah di upayakan oleh pemerintah dengan menyediakan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Keberadaan Puskesmas sangat bermanfaat karena dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pada saat ini telah didirikan Puskesmas di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, jumlah Puskesmas pada tahun
2009 berjumlah 8737 buah 3,74 per 100.000 penduduk dan 9655 buah 3,89 per 100.000 penduduk pada tahun 2013 Kepmenkes RI 2015
Penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan gigi merupakan salah satu upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dengan penyelenggaraan upaya
kesehatan gigi di Puskesmas diharapkan tercapainya keadaan kesehatan gigi masyarakat yang optimum. Namun kenyataannya hasil Susenas 1998
menunjukkan hanya 1,3 dari penduduk yang mengeluh sakit gigi diantara yang mengeluh 35,5 berobat ke Puskesmas 25,2 berobat ke praktek dokter dan
17,8 ke tenaga kesehatan Kristianti 2002 Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan
umum. Penyakit periodontal, misalnya dikaitkan dengan kondisi kesehatan umum seperti penyakit jantung dan diabetes. Mereka yang memiliki kondisi kesehatan
Universitas Sumatera Utara
4
yang komplek berada pada risiko yang lebih dari penyakit mulut yang pada gilirannya semakin mempersulit kesehatan mereka secara keseluruhan. Jika
dibiarkan tidak diobati bahkan untuk waktu singkat, penyakit mulut dapat memiliki konsekuensi yang merugikan World Health Organization 2003.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang banyak menyerang masyarakat. Namun oleh karena sifat-sifat penyakit ini antara lain prosesnya
lambat serta tidak memastikan maka penderita tidak perhatian yang mendalam bahkan para perencana kesehatan juga menganggap penyakit ini bukan merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama Situmorang 2004. Selanjutnya penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan yang
cukup banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat dan belum menjadi perioritas utama
dalam program-program penyelesaian masalah kesehatan. Akibatnya, penyakit gigi dan mulut menjadi gerbang bermunculannya penyakit lain yang lebih
berbahaya Situmorang 2001. Berdasarkan data Puskesmas Bandar Khalifah Kec.Percut Sei Tuan
Kab.Deli Serdang dimana jumlah kunjungan pasien poli gigi pada Tahun 2014 mencapai 825 orang yaitu sekitar 2,6. Dan pada tahun 2015 berjumlah 790
orang yakni sekitar 2,4 dimana jumlah penduduk Bandar Khalifah yakni sebanyak 31.618 jiwa. Dari cakupan pelayanan kesehatan adanya penurunan
jumlah pasien yang datang ke poli gigi dan dari cakupan pelayanan kesehatan ini belum mencapai angka standart Puskesmas Bandar Khalifah yaitu 5 1615
orang dari jumlah penduduk.
Universitas Sumatera Utara
5
Puskesmas Bandar Khalifah merupakan Puskesmas rawat inap yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan wilayah
kerja 7 desa dan 2 kelurahan. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilaksanakan dengan wawancara terhadap beberapa pasien yang sedang
berkunjung dan masyarakat yang tinggal disekitar wilayah kerja puskesmas. Dimana permintaan untuk pelayanan gigi di Puskesmas masih rendah dikarenakan
masih tidak lengkap nya fasilitas di poli gigi dan tenaga dokter gigi yang masih kurang maksimal. Masyarakat berpendapat jika berobat gigi ke Puskesmas tidak
sembuh sehingga harus berobat kembali dan saat pasien datang untuk berobat dokter tidak ada di ruangan karena belum datang atau sudah pulang, ditambah
harus melalui beberapa proses seperti mendaftar dan mengantri, tidak jarang juga ditemukan pegawai yang tidak ramah, dan tidak tersedianya alat transportasi
umum untuk menuju Puskesmas. Dimana ini menjadi penyebab kurangnya permintaan pasien untuk pelayanan gigi di Puskesmas.
Masyarakat beranggapan jika mengalami sakit gigi lebih baik berobat ke prakter dokter atau langsung membeli obat ke apotik dikarenakan jarak yang lebih
dekat dengan rumah, harga untuk berobat relatif murah, fasilitas yang terdapat di praktik dokter lebih lengkap dan tidak banyak memakan waktu karena langsung
ditangani oleh dokter. Berdasarkan survey pendahuluan terdapat adanya kemungkinan beberapa
faktor penyebab tidak tercapai nya cakupan pelayanan tersebut diantaranya adalah 1 Faktor Sosial Psikologis dimana ditemukan masyarakat yang beranggapan atau
berpersepsi bahwa bila berobat ke Puskesmas tidak sembuh dan bila berobat harus
Universitas Sumatera Utara
6
mengikuti prosedur yang rumit dan memakan waktu yang lama 2 Faktor Sosial Organisasi juga berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk datang ke
Puskesmas. Dimana fasilitas yang ada kurang lengkap, letak lokasi Puskesmas sulit untuk dijangkau masyarakat karena tidak ada tersedia nya trasportasi umum
yang lewat dan tenaga dokter gigi yang kurang maksimal. Bertitik tolak dari kenyataan yang ada dan di dukung oleh beberapa
konsep hasil penelitian para ahli tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan atau permintaan akan pelayanan kesehatan, peneliti berpendapat
bahwa permintaan pelayanan kesehatan gigi oleh pasien selaku masyarakat disekitar puskesmas dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: 1 Faktor Sosial Psikologis
yang meliputi persepsi dan keyakinan 2 Faktor Organisasi yang meliputi sarana dan prasarana yang tersedia, tenaga medis dan lokasi jarak geografis ke
pelayanan kesehatan tersebut.
1.2 Perumusan Masalah