• 02 = jenis pangan yang kedua memperoleh SPP-IRT dari PP-IRT yang bersanangkutan.
• 025 = no urut PP-IRT pada kabkot setempat. 6.
Pencabutan Dan Pembatalan SPP-IRT SPP-IRT dapat dicabut dan dibatalkan oleh Dinkeskabkot apabila : pemilik
penjab melakukan pelanggaraan terhadap peraturan dibidang pangan, tidak sesuai nama dan alamat dengan SPP-IRT, produk pangan terbukti merugikan
atau membahayakan kesehatan. 7.
Sitem Pendataan dan Pelaporan Penyelenggaraan SPP-IRT harus dilaporkan Dinkeskabkota kepada Balai
POM setempat dengan tembusan Dinkes Propinsi.
2.6 Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga CPPB-IRT
Cara Produksi Pangan yang Baik CPPB merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk
pangan yang berskala kecil, sedang, maupun yang berskala besar. Melalui CPPB ini, industri pangan dapat menghasilkan pangan yang bermutu, layak dikonsumsi dan
aman bagi kesehatan. Dengan menghasilkan pangan yang bermutu aman untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarakat niscaya akan meningkat dan industri pangan
yang bersangkutan akan berkembang pesat. Berkembangnya industri pangan yang menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, maka masyarakat
pada umumnya akan terlindung dari penyimpangan mutu pangan dan bahaya yang mengancam kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Tujuannya untuk mengarahkan produsen industri rumah tangga agar dapat meghasilkan produksi pangan yang baik. Untuk menghasilkan produk yang bermutu
dan aman, proses produksi harus dikendalikan dengan benar.pengendalian proses pangan industri rumah tangga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Penetapan spesifikasi bahan baku
2. Penetapan komposisi dan formulasi bahan
3. Penetapan cara produksi yang baku
4. Penetapan jenis, ukuran dan spesifikasi kemasan
5. Penetapan keterangan lengkap tentang produk yang akan dihasilkan
termasuk nama produk, tanggal produksi, tanggal kadaluwarsa BPOM, 2003.
2.7 Konsep Perilaku Kesehatan
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari
pada manusia itu sendiri seperti berjalan, berbicara, bekerja dan lain-lain, bahkan kegiatan internal sendiri seperti berpikir. Dapat juga dikatakan bahwa perilaku itu
adalah aktivitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung, seperti perilaku produsen keripik industri rumah tangga dalam
menerapakan label makanan pada kemasan. Dimana tujuan pelabelan sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi yang benar dan jelas tentang setiap
produk yang akan dibeli Notoatmodjo, 2003. Perilaku individu meliputi segala sesuatu yang menjadi pengetahuannya yang
menjadi sikapnya dan yang bisa dilakukannya. Menurut Rakhmat 2001 yang dikutip
Universitas Sumatera Utara
oleh hamonangan 2006 menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya serta dalam hal tertentu
berupa materi.
2.7.1 Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2007.
Menurut Agustina 2002 yang dikutip oleh Hamonangan 2006 tingkat pengetahuan seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan
makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang diharapkan semakin
baik pula dalam keadaan gizinya. Apabila pengetahuan akan keamanan pangan mereka tergolong rendah maka mustahil mereka dapat mengetahui secara sadar akan
bahaya serta pengaruh-pengaruh negatif lainnya yang diakibatkan oleh konsumsi pangan.
Pengetahuan tentang pelabelan merupakan hal yang sangat penting bagi produsen. Karena pemahaman dan pengetahuan produsen dalam hal label akan
memberikan hasil produksi yang aman dikonsumsi oleh konsumen dan sebagai nilai jual akan lebih tinggi. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2 Sikap Attitude
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang
terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespon secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap
mengandung suatu penelitian emosionalafektif disamping itu komponen kognitif pengetahuan tentang obyek itu serta aspek konatif kecenderungan bertindak
Notoatmodjo, 2003. Dari hasil penelitian yang dilakukan Kiswanto 2004 terhadap 16 sampel
makanan ringan hasil industri rumah tangga, produsen belum mencerminkan sikap yang baik dalam mencntumkan informasi label seperti ; tanggal kadaluwarsa, kode
produksi, belum terdapat dalam kemasan. Fungsi sikap yaitu sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri, alat
pengatur tingkah laku, alat pengatur pengalaman-pengalaman, pernyataan kepribadian.
Universitas Sumatera Utara
2.7.3 Tindakan atau Praktek Pratice
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan overt behavior. Untuk mewujudkannya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian,
membentuk dan mengubah sikap utuk menumbuhkan hubungan yang baik Notoatmodjo, 2003.
Tindakan adalah kegiatan produsen memperhatikan label pada kemasan produk sebelum dijual atau dipasarkan. Menurut Hamonangan 2006 tindakan
merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan responden sangat erat kaitannya dengan sikap
yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Kerangka Konsep
Untuk melihat gambaran perilaku produsen keripik industri rumah tangga
tentang label makanan disajikan dalam kerangka konsep dibawah ini :
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Dari skema diatas dapat diihat bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan produsen keripik industri rumah tangga saling berhubungan tentang label makanan.
Pengetahuan Produsen Keripik Industri Rumah Tangga
Tentang Label Makanan
Sikap Produsen Keripik Industri Rumah Tangga
Tentang Label Makanan Tindakan Produsen Keripik
Industri Rumah Tangga Tentang Label Makanan
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui perilaku produsen keripik industri rumah tangga di Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang tentang label makanan Tahun 2012.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah di Kecamatan Tanjung Morawa banyak
terdapat industri rumah tangga keripik dan beberapa diantaranya sudah mendapatkan pelatihan dari BPOM dan Dinas Kesehatan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan Mei 2012.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh produsen keripik hasil industri rumah tangga yang berjumlah 14 produsen di Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang. Data diperoleh dari hasil penelusuran yang telah dilakukan penulis pada saat survei pendahuluan.
Universitas Sumatera Utara