Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga SPP-IRT

2.4.2. Klaim Kesehatan

Klaim kesehatan adalah pernyataan yang menunjukkan adanya hubungan antara zat gizi atau senyawa lain dalam produk pangan dan penyakit atau kondisi kesehatan lainnya. Namun perlu diingat bahwa produk pangan bukanlah obat, dan tidak boleh direpresentasikan sebagai obat. Produk pangan tidak boleh memberikan klaim bisa mengobati suatu penyakit Hariyadi, 2005. Menurut Suryani 2001 yang dikutip oleh Forqon 2008 klaim kesehatan adalah klaim yang menyatakan hubungan pangan atau zat yang terkandung dalam pangan dengan kesehatan. Termasuk juga klaim membantu mengurangi resiko penyakit, dimana hubungan konsumsi pangan atau zat yang terkandung dalam pangan dengan pengurangan resiko berkembangnya suatu penyakit. Zat tersebut dapat berupa pangan atau komponen dalam pangan, termasuk vitamin, mineral, zat bioaktif atau lainnya.

2.5 Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga SPP-IRT

Untuk memperlancar operasional pelaksanaan berbagai kegiatan khususnya di bidang Sertifikasi Pangan Produksi Industri Rumah Tangga SPP-IRT, maka setiap penyelenggaraan sertifikasi produk pangan industri rumah tangga wajib menggunakan pedoman tata cara penyelenggaraan Sertifikasi Pangan Produksi Industri Rumah Tangga yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan penyelenggaraan PP-IRT dalam rangka : 1. Meningkatkan pengetahuan produsen dan karyawan tentang pengolahan pangan dan peraturan per-UU di bidang keamanan pangan. Universitas Sumatera Utara 2. Menumbuhkan kesadaran dan motivasi produsen dan karyawan tentang pentingnya pengolahan pangan yang hygienis dan tanggung jawab terhadap keamanan konsumen. 3. Meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan PP-IRT. Tata cara penyelenggaraan penyelenggaraan sertifikasi : 1. Pengajuan permohonan a. Permohonan SPP-IRT ditujukan kepada Pemda c.q. Kadinkeskabkota. b. Permohonan tidak dipenuhi bila jenis produksi adalah susu dan hasil olahannya, daging, ikan, unggas, yang hasil olahannya yang memerlukan proses penyimpanan beku, pangan kaleng, pangan bayi, minuman beralkohol, air minum dalam kemasan AMDK, pangan yang wajib SNI dan pangan yang ditetapkan Badan POM. 2. Pemohon wajib mengikuti penyuluhan keamanan pangan dan pemeriksaan sarana produksi. 3. Penyelenggaraan dan pelaksanaan penyuluhan keamanan pangan untuk SPP- IRT adalah Pemkabkota c.q. Dinkeskabkot, yang dapat dilaksanakan bersama beberapa kabkota. Tenaga penyuluh adalah yang telah mengikuti penyuluhan dan memiliki sertifikat penyuluh keamanan pangan yang dikeluarkan oleh Badan POM. Peserta penyuluhan adalah pemilik atau penjab PP-IRT yang lulus diberikan sertifikat penyuluhan keamanan pangan. 4. Pemeriksaan sarana produksi dilakukan oleh petugas yang berpredikat Sertifikasi Inspektur yang dikeluarkan oleh Balai POM, pada Dinkeskabkot Universitas Sumatera Utara memeriksa sarana produki. Pemeriksaan haru sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi PP-IRT SK BPOM No HK.00.05.5.1641. 5. SPP-IRT a. Sertifikat penyuluhan keamanan pangan diberikan kepada peserta yang lulus minimal nilai cukup = 60, minimal satu orang pada setiap PP-IRT. b. Penomoran SP-IRT • Terdiri dari 3 kolom dengan 9 digit nomor, contoh : 123 4567 89 Keterangan • 123 = no urut tenaga yang sudah memperoleh sertifikat di dinkeskabkot yang bersangkutan. • 4567 = propinsi dan kabkota • 89 = tahun penerbitan SPP-IRT. c. SPP-IRT diberikan kepada tenaga yang telah memiliki SKPK dan telah diperiksa sarananya minimal dengan kategori cukup nilai 60, dan setiap sertifikat untuk satu jenis pangan produksi PP-IRT. Penomoran SPP-IRT terdiri dari 12 digit P-IRT No. 206737102025 Keterangan • 2 = jenis kemasan plastik • 06 = jenis pangan produk IRT, tepung dan hail olahannya • 73 dan 71 = kode propinsi dank ode kabkota. Universitas Sumatera Utara • 02 = jenis pangan yang kedua memperoleh SPP-IRT dari PP-IRT yang bersanangkutan. • 025 = no urut PP-IRT pada kabkot setempat. 6. Pencabutan Dan Pembatalan SPP-IRT SPP-IRT dapat dicabut dan dibatalkan oleh Dinkeskabkot apabila : pemilik penjab melakukan pelanggaraan terhadap peraturan dibidang pangan, tidak sesuai nama dan alamat dengan SPP-IRT, produk pangan terbukti merugikan atau membahayakan kesehatan. 7. Sitem Pendataan dan Pelaporan Penyelenggaraan SPP-IRT harus dilaporkan Dinkeskabkota kepada Balai POM setempat dengan tembusan Dinkes Propinsi.

2.6 Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga CPPB-IRT