60
PERAN KEJAKSAAN RI DALAM PERSPEKTIF HUKUM DI INDONESIA
A. Tugas dan Wewenang Kejaksaan RI dalam Penegakkan Hukum di Indonesia
Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang. Sedangkan kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di
bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang.
51
Kejaksaan merupakan salah satu subsistem dari suatu sistem hukum di Indonesia sehingga jaksa dipandang sangat berperan penting dalam penegakkan hukum di Indonesia.
Menurut Dr. Marwan Effendy, keberadaan Kejaksaan merupakan sebagai salah satu subsistem dari suatu sistem hukum.
Jaksa adalah bagian dari Kejaksaan, karena Kejaksaan adalah lembaga tempat bernaungnya para jaksa yaitu
orang-orang yang ditugaskan untuk mengelola lembaga Kejaksaan tersebut.
52
a. Melakukan penuntutan;
Mengenai Kejaksaan diatur dalam Undang-UndangNo. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Adapun tugas dan wewenang Jaksa
menurut Pasal 30 Undang-undnag No. 16 Tahun 2004 adalah : 1 Dibidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang :
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
51
Pasal 1 angka 1 dan Pasal 2 ayat 1Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
52
Marwan Effendy, Kejaksaan RI, Posisi dan Fungsinya dari Perspektif Hukum Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, hlm. 99.
Universitas Sumatera Utara
61
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana, pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat; d.
Melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang; e.
Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik. 2 Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat
bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
3 Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut meyelenggarakan kegiatan:
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat; b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c. Pengawasan peredaran barang cetakan; d. Pengawasan kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan
negara; e. Pencegahan penyalahgunaan danatau penodaan agama;
f. Penelitian dan pengembangan hukum serta statik kriminal. Dalam penegakkan hukum jaksa tentu sangat berperan, dalam hukum acara perdata dan
hukum acara Tata Usaha Negara, jaksa melalui kejaksaan dengan kuasa khusus dapat
bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah
.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa jaksa merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah dalam menjalankan proses penegakkan hukum di Indonesia. Fungsi
Kejaksaan mencakup fungsi preventif dan fungsi represif dalam bidang kepidanaan serta
Universitas Sumatera Utara
62
Pengacara Negara dalam Keperdataan dan Tata Usaha Negara. Fungsi preventif berupa peningkatan kesadaran hukum masyarakat, pengamanan kebijakan penegakana hukum,
pengamanan peredaran barang cetakan, pengawasan aliran kepercayaan, pencegahan penyalahgunaan danatau penodaan agama, penelitian dan pengembangan hukum serta
statistik kriminal. Dalam fungsi represifnya, Kejaksaan melakukan penuntutan dalam perkarapidana, melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan, melakukan
pengawasanterhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat, melengkapi berkas perkara tertentu yang berasal dari Penyidik Polri atau Penyidik PNS.
53
“Secara Makro, pengertian penegakan hukum adalah penerapan hukum diberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara guna mewujudkan ketertiban dan kepastian
hukum yang berorientasi pada keadilan. Dalam pengertian mikro, penegakan hukm dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan didalam system peradilan termasuk
pidana yang bersifat preventif, represif dan edukatif. Penegakan hukum sebagai landasan tegaknya supremasi hukum tidak saja menghendaki komitmen ketaatan
seluruh komponen bangsa terhadap hukum, tetapi mewajibkan aparat penegaka hukum menegakkan yang berorientasi kepada catatan hukum, berupa kepastian hukum,
keadilan dan kemanfaatan hukum.” Menurut marwan Effendy penegakan hukum dapat diartikan secara makro dan mikro
yairu sebagai berikut :
54
Pada hakikatnya, eksistensi Kejaksaan RI dalam proses penegakkan hukum di Indonesia adalah untuk mencapai tujuan hukum, yakni kepastian hukum, keadilan, dan kemanfaatan
hukum bagi para pencari keadilan masyarakat.
55
Karena perannya yang cukup besar dalam menegakkan hukum demi tercapainya tujuan hukum, maka jaksa diharapkan dapat bijak dan cekatan dalam melakukan penyidikan,
menyusun surat dakwaan dan menyusun surat tuntutan sehingga dapat mewujudkan tatanan Oleh karena itulah, pembangunan institusi
Kejaksaan RI tidak terpisahkan dari konteks pembangunan hukum nasional di Indonesia.
53
Pasal 30, 31, 32, 33, 34 Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1991 Pasal 27 dan Pasal 29 dan Undang- undanga No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
54
Marwan effendi, hukum Acara Pidana Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Trisakti, 2005, hlm.2.
55
Marwan Effendy, op.cit, hlm. 151.
Universitas Sumatera Utara
63
hukum sebagaimana yang diamanatkan dan tidak terjadi kesalahan dalam penerapan hukum. Dalam hubungannya dengan upaya penegakan hukum di Indonesia, Soerjono Soekanto
mengatakan bahwa “hukum dan penegak hukum merupakan sebagian factor penegakan hukum yang tidak bisa diabaikan, jika diabaikan akan menyebabkan tidak tercapainya
penegakkan hukum yang diharapkan.”
56
1. Hukum yang tertulis, yang dituangkan dengan baik dan mengatur secara jelas serta
tidak tumpang tindih, misalnya peraturan Per Undang-undangan Undang-Undang Dasar, undang-undangPERPU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan
Peraturan daerah. Maka dari pada itu, agar terwujudnya penegakan
hukum yang baik dibutuhkan formulasi hukum yang tepat. Formulasi tersebut adalah :
2. Aparat Penegak hukum polisi, jaksa, hakim, advokat yang jujur, Arif dan
Bijaksana serta cerdas dalam bertindak. 3.
Budaya Hukum yang terbangun dalam peradaban suatu bangsa Ketiga formulasi tersebut tentu tidak dapat terpisahkan dalam proses penegakkan hukum,
namun pada kenyataannya yang paling penting adalah moralitas dari para aparat penegak hukum. Seperti suatu pepatah hukum yang mengatakan “Berikan aku hakim yang baik,
bahkan dengan undang-undang yang tidak baik sekalipun aku akan dapat menegakkan hukum dengan baik”. Pepatah tersebut merupakan cerminan bahwa hukum tidak dapat ditegakkan
tanpa adanya aparat penegak hukum, dan baik atau tidaknya penegakkan hukum tersebut tergantung dari baik atau tidaknya aparat penegak hukumnya menerapkan hukum yang ada
untuk ditegakkan. Menurut Barda Nawawi Arif, sistem penegakan hukum merupakan satu kesatuan berbagai
subsistem yang terdiri dari substansi hukum legal substance, struktur hukum legal
56
Ibid, hlm. 101.
Universitas Sumatera Utara
64
structure, dan budaya hukum legal culture. Yang dimaksud dengan budaya hukum dalam konteks penegakan hukum tentunya lebih terfokus pada nilai-nilai filosofi hukum, nilai-nilai
yang hidup dan berkembang dalam masyarakatdan kesadaransikap prilaku hukumprilaku sosialnya, dan pendidikan hukum dari suatu bangsa.
57
B. Dasar Hukum Jaksa Penuntut Umum dalam Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan KembaliPK