Biaya Modal Variabel-Variabel EVA

Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009. USU Repository © 2009

3. Biaya Modal

Tunggal 2001:3 menyatakan “biaya modal cost of capital adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor”. Sedangkan Young dan O’Bryne 2006:149 menyatakan biaya modal untuk investasi maupun dalam suatu proyek, sebuah divisi bisnis atau suatu perusahaan keseluruhan adalah tingkat dari pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana, jika modal itu diinvestasikan ditempat lainnya, dalam suatu proyek, aktiva, atau perusahaan dengan resiko yang sebanding. Dengan kata lain biaya modal adalah suatu biaya kesempatan. Biaya modal untuk perusahaan A adalah manfaat yang dilewatkan dengan tidak menginvestasikan pada kesempatan lain dari resiko yang serupa karena menginvestasikan pada proyek A dengan harapan investasi tersebut memberikan hasil yang lebih tinggi dari yang dapat diharapkan jika menginvestasikan pada alternatif terbaik berikutnya. Menurut Young dan O’Bryne 2006:149 dalam biaya modal ada dua hal yang penting yang perlu dipelajari dalam biaya modal: a. Biaya modal berdasarkan pengembalian yang diharapkan bukan pada pengembalian historis. b. Biaya modal adalah biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan resiko yang serupa. Elemen resiko penting untuk memahami biaya modal dan bagaimana menghitungnya sebab semua investor adalah penghindar resiko, dan lebih menyukai resiko yang lebih kecil dari pada lebih banyak tetapi tidak berarti investor tidak menanggung resiko, tetapi sebaliknya investor harus dibayar untuk Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009. USU Repository © 2009 menanggung resiko dalam bentuk pengembalian yang lebih tinggi. Biaya modal berdasarkan pada pengembalian yang diharapkan bukan pengembalian historis karena bentuk pembiayaan yang berbeda-beda dari perusahaan akan membangun resiko yang berbeda bagi investor pula. Besar kecilnya biaya modal, baik untuk perusahaan maupun proyek khususnya dipengaruhi oleh empat macam faktor, yaitu: a. Kondisi ekonomi umum Variabel ekonomi makro, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi, akan menentukan besarnya tingkat pengembalian bebas resiko. Tingkat pengembalian bebas resiko banyak digunakan sebagai patokan tingkat pengembalian investasi. b. Kondisi pasar Kemampuan untuk dipasarkan suatu sekuritas yang meningkat, tingkat pengembalian yang diisyaratkan para investor akan menurun, yang berarti biaya modal perusahaan akan mengecil. c. Keputusan operasi dan pembelanjaan Suatu perusahaan yang menginvestasikan dananya pada investasi yang berisiko tinggi dan banyak menggunakan sumber dana dari utang dan saham preferen, maka akan menanggung resiko yang tinggi karena sifatnya penghasilan tetap. Akibatnya, pemilik akan menuntut tingkat pengembalian diisyaratkan tinggi. d. Jumlah pembelanjaan Permintaan terhadap jumlah dana yang meningkat cepat, akan membawa konsekuensi semakin meningkatnya biaya modal Warsono, 2003:137 Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009. USU Repository © 2009 Biaya modal mempunyai tiga asumsi yang diterapkan dalam suatu konsep keuangan, yaitu: b. Resiko bisnis bersifat konstan Biaya modal rata-rata tertimbang hanya tepat digunakan pada kriteria investasi untuk suatu investasi yang mempunyai tingkat resiko bisnis sama untuk aset-aset yang ada. Dalam kenyataannya, resiko bisnis yang bersumber karena adanya keputusan investasi tentunya akan berubah setiap waktu. Kondisi ekonomi makro, jumlah pesaing yang baru yang masuk ke pasar, dan faktor resiko bisnis lainnya akan berubah setiap saat. c. Resiko keuangan bersifat konstan Resiko keuangan ini ditemukan oleh perbandingan sumber pembelanjaan jangka panjang dalam struktur modal. Komponen biaya modal merupakan fungsi struktur keuangan pada saat yang berlaku. Dari waktu ke waktu perbandingan antara sumber dana yang berasal dari utang dengan ekuitas tentu akan berubah. d. Kebijakan dividen bersifat konstan Kebijakan dividen akan menentukan tingkat pertumbuhan perusahaan. Dengan peningkatan pertumbuhan ini akan menentukan perubahan dalam biaya modal Warsono, 2003:138 Biaya modal suatu perusahaan terdiri dari dua komponen yaitu: 1 . Biaya utang Menurut Young dan O’Bryne 2006:150 “biaya utang adalah tingkat sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada perusahaan pemberi pinjaman”. Jika perusahaan memiliki beberapa sumber pembiayaan utang, masing-masing Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009. USU Repository © 2009 dengan tingkat berbeda, biaya utang yang digunakan dalam rumus WACC adalah suatu rata-rata tertimbang. Biaya utang lebih murah dibandingkan pembiayaan ekuitas sebab bunga yang ada pada utang dapat mengurangi pajak tetapi biaya ekuitas tidak. Dan inilah manfaat dasar dari memasukkan utang kedalam stuktur modal perusahaan. Perhitungan biaya utang pada EVA menggunakan biaya utang setelah pajak, dan bunga yang ada dapat melindungi laba kena pajak perusahaan. Menurut Brigham and Houston 2006:470 biaya utang setelah pajak after tax cost of debt dihitung dengan rumus: Komponen biaya utang = tingkat suku bunga – pengurang pajak Setelah pajak utang perusahaan = Kd – KdT = Kd 1-T Alasan menggunakan biaya utang setelah pajak dalam menghitung rata-rata tertimbang biaya modal adalah karena nilai saham perusahaan yang ingin dimaksimalkan akan bergantung pada arus kas setelah pajak. Karena bunga adalah biaya yang dapat dikurangkan, bunga akan memberikan pengurangan pajak yang mengurangi biaya utang bersih. 2. Biaya saham preferen Sebagai sumber modal jangka panjang perusahaan, saham preferen perusahaan menduduki posisi antara long term debt dengan saham biasa. Seperti halnya saham biasa, saham preferen juga merupakan bagian dari modal sendiri. Seperti halnya long term debt, saham preferen juga memberikan pendapat yang relatif konstan disamping itu biaya modal saham preferen cenderung lebih tinggi dari pada biaya utang, karena resiko yang dihadapi pemegang saham preferen Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009. USU Repository © 2009 lebih besar dari resiko pemegang obligasi. Pemegang saham preferen memiliki preferensi atau prioritas dalam pembayaran deviden. Terdapat dua jenis saham preferen yaitu saham preferen yang kumulatif dan tidak kumuilatif. Saham preferen kumulatif selalu diperhitungkan kewajiban pembayaran deviden sebelum membayar deviden kepada pemegang saham biasa. Dalam proses likuidasi, pemeganga saham preferen juga didahulukan pembayaran hak-haknya sebelum pemenuhan kewajiban kepada pemegang saham biasa. Menurut Agus Sartono 2001:330 saham preferen memiliki beberapa ciri khusus diantaranya saham preferen selalu dijual dengan harga pari, saham preferen memberikan hak suara kepada pemegang saham preferen untuk memilih manajer perusahaan jika pada waktu tertentu perusahaan tidak membagikan deviden, saham preferen juga di back up oleh sinking fund yang cukup, dan saham preferen juga dapat ditarik kembali sebelum jatuh temponya dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Kelemahan utama penggunaan saham preferen adalah biaya modal setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari utang, karena deviden saham preferen dibayar setelah pajak atau tidak dapat dipergunakan sebagai pengurang pajak. Itu berarti biaya modal saham preferen setelah pajak dapat dua kali lipat dari biaya modal utang dan kelemahan lainnya saham preferen tidak memiliki hak untuk memaksakan pembayaran deviden. Menurut Brigham and Houston 2006:471 biaya saham preferen yang digunakan untuk menghitung rata-rata tertimbang biaya modal dapat dihitung dengan : Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009. USU Repository © 2009 Kp = Pp Dp Keterangan : Kp = Tingkat biaya saham preferen Dp = Deviden saham preferen Pp = Harga saham preferen Tidak ada penyesuaian pajak ketika menghitung Kp, karena deviden saham preferen tidak seperti bunga atas utang, bukanlah suatu pengurang pajak.

3. Biaya ekuitas

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Refined Economic Value Added dan Financial Value Added Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 186 111

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) danLikuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI

2 112 89

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2 74 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Economic Value Added (EVA) Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Indosat, Tbk

6 60 100

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Hubungan Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas Dengan Harga Saham Perusahaan Manakan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2 46 73

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added Dan Market Value Added (Studi pada PT Telkom Tbk dan PT BRI Tbk)

3 42 74

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) Pada Tiga Emiten Terbaik 2006

14 91 86