Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009.
USU Repository © 2009
1 Nilai EVA 0 atau EVA bernilai positif
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
2 Nilai EVA = 0
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus
tidak mengalami kemajuan secara ekonomi 3
Nilai EVA 0 atau EVA bernilai negatif Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai
ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan
investor Ukuran kinerja EVA tersebut digunakan diatas, selain digunakan sebagai
alat evaluasi kinerja manajemen perusahaan, juga dapat digunakan sebagai alat perencanaan perusahaan. Sebagai salah satu bagian dari elemen anggaran yang
disusun perusahaan pada awal periode tertentu. Sebagai ukuran EVA menjadi salah satu target pencapaian yang harus dicapai oleh manajemen perusahaan.
G. Langkah, Perbaikan, Manfaat, Keunggulan dan kelemahan EVA
Bagi suatu perusahaan yang memiliki ukuran EVA yang belum memuaskan berbagai pihak, Rudianto 2006:349 menyatakan perlu serangkaian
langkah perbaikan kinerja dan memberikan tiga cara yang dapat ditempuh perusahaan untuk meningkatkan EVA dari tahun ke tahun, yaitu sebagai berikut :
Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009.
USU Repository © 2009
1. Tingkat keuntungan tanpa menggunakan penambahan modal, yaitu dengan
mempergunakan modal yang ada manajemen harus terus berupaya meningkatkan laba usaha yang diperoleh.
2. Merestrukturisasi pendanaan perusahaan yang dapat meminimalkan biaya
modalnya. Manajemen perusahaan harus berusaha mempertahankan laba usaha yang diperoleh dengan berusaha mengurangi jumlah modal yang
digunakan atau mencari komposisi modal yang memberikan biaya modal yang telah rendah.
3. Investasikan modal pada proyek-proyek dengan return yang tinggi.
Manajemen harus memilih diantara sejumlah alternatif investasi yang ada, investasi yang dapat mendatangkan tingkat pengembalian yang paling
tinggi
Penggunaan optimal utang harus turut memperhitungkan resiko yang melekat pada bisnis operasionalnya, perusahaan dengan risiko rendah aliran kas
yang stabil dapat membiayai biaya bunga digunakan waktu-waktu buruk. Artinya struktur keuangan optimal semua perusahaan demi meminimalkan biaya modal
adalah proporsi tertinggi untuk yang konsisten dengan risiko bisnis tersebut dan fleksibilitas pendanaan yang sesuai dengan permintaan strategi akuisisi dan
investasi. Perusahaan yang menggunakan EVA menurut Rudianto 2006:351 akan
menyadari manfaat dari EVA sebagai alat kinerja keuangan yaitu : 1.
Pengukuran kinerja keuangan yang secara langsung berhubungan secara teoritis dan empiris pada penciptaan kekayaan pemegang saham, dimaan
pengelolaan agar EVA lebih tinggi akan berakibat pada harga saham,
Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009.
USU Repository © 2009
dimana pengelolaan agar EVA lebih tinggi akan berakibat pada harga saham yang lebih tinggi pula.
2. Pengukur kinerja yang memberikan solusi tepat, dalam artian bahwa EVA
selalu meyakinkan para pemegang saham, yang membuatnya menjadi satu-satunya matrix kemajuan berkelanjutan yang handal.
3. Suatu kerangka yang mendasar suatu sistem baru yang komprehensif
untuk manajemen keuangan perusahaan yang membimbing semua keputusan dari anggaran operasional tahunan sampai penganggaran modal,
perencanaan strategik, akuisisi dan investasi. 4.
Metode yang mudah dan sekaligus efektif untuk diajarkan bahkan pada pekerja yang kurang berpengalaman.
5. Metode ini merupakan pilihan utama dalam sistem kompensasi yang unik,
karena dimana terdapat ukuran kinerja perusahaan yang benar-benar menyatukan kepentingan manajer dengan kepentingan pemegang saham,
dan menyebabkan manajer berpikir dan bertindak seperti pemilik. 6.
Suatu kerangka yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan pencapaian mereka pada investor, dan investor tersebut dapat
menggunakan EVA untuk mengidentifikasi perusahaan mana yang mempunyai prospek kinerja yang lebih baik dimasa mendatang.
7. EVA merupakan suatu sistem internal corporate governance yang
memotivasi semua manajer dan penuh antusias demi menghasilkan kinerja yang terbaik yang mungkin bisa dicapai.
8. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan
struktur modal.
Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Rudianto 2006:352 keunggulan yang dimiliki EVA antara lain sebagai berikut :
1. EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan
pemegang saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan
digunakan digunakan dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham atau investor
2. EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba
operasi tanpa tambahan danmodal, mengeksposur pemberian pinjaman piutang, dan menginvestasikan dana yang memberikan imbalan
tinggi. 3.
EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakan sampai
keputusan operasional sehari-hari.
Gillis Benyamin Panjaitan : Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA Saham Tiga Emiten Terbaik 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung
pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan
pasar modal indonesia yang stabil. Sejarah Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya bursa efek di
Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, bursa Efek Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah Belanda dan
dikenal sebagai Jakarta saat ini. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama dan
kemudian dibuka lagi pada 1925. Pemerintah kolonial juga mengoperasikan Bursa Paralel di Surabaya dan Semarang, namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi
ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa saham dibuka lagi di
Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham
kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956. Bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM sebelum akhir tahun 1977, institusi baru dibawah Departemen Keuangan, kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar