Tahap Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I
Selain itu metode pembagian tugas oleh ketua kelompok juga berperan, yang mana ketua kelompok harus berperan aktif membantu anggotanya yang merasa kesulitan.
Pada aspek symbolic mengalami peningkatan yang signifikan juga dari 73,3 pada siklus I menjadi 79,09 pada siklus II. Sama seperti pada siklus I pada siklus II
ini aspek symbolic lebih dominan. Hal yang sama telah dijelaskan pada sebelumnya perhitungan serta aljabar pada materi siklus II yaitu teorema Pythagoras lebih mudah
dibanding materi sebelumnya. Hanya ada satu aturan yang dipakai yaitu aturan Pythagoras pada siku-siku sehingga lebih memudahkan siswa.
Berikut adalah diagram perbandingan indikator kemampuan representasi matematis siklus I dan siklus II.
Diagram 4.3 Perbandingan Indikator
Kemampuan Representasi Matematis Siswa Siklus I dan Siklus II
Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa dari siklus I ke siklus II yang terlihat pada diagram 4.3 menunjukkan bahwa seluruh
kemampuan representasi matematis siswa mengalami peningkatan. Skor
72,16 69,89
73,30 76,82
77,27 79,09
64,00 66,00
68,00 70,00
72,00 74,00
76,00 78,00
80,00
Verbal Pictorial
Symbolic Siklus I
Siklus II
rata-rata tertinggi pada siklus I dan siklus II yaitu indikator symbolic. Skor rata-rata terendah pada siklus I yaitu indikator pictorial dan skor rata-rata
terendah pada siklus II yaitu indikator verbal. Perbandingan statistik deskriptif kemampuan representasi matematis
siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan
Representasi Matematis Statistik
Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi 83
84 Nilai Terendah
56 73
Rata-rata 71,78
77,76 Median
70,8 76,25
Modus 69,17
72,5 Stadar deviasi
6,85 3,67
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan representasi matematis siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai tertinggi
pada siklus I dan siklus II diraih oleh siswa yang berbeda, siswa tersebut pada proses pembelajaran terlihat aktif, sedangkan nilai terendah pada siklus I diraih oleh siswa
yang berbeda dengan siklus II. Siswa yang mendapat nilai terendah pada siklus I adalah siswa yang jarang masuk dan aktivitas didalam kelas terlihat pasif, pada siklus
II siswa tersebut mengalami peningkatan. Siswa yang mendapat nlai terendah pada siklus II adalah siswa yang pasif di dalam kelas baik dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas. Rata-rata tes kemampuan representasi matematis siswa meningkat dari 71,78 menjadi 77,76. Median pada siklus I mencapai 70,8 sedangkan
madian pada siklus II mencapai 76,25. Modus pada siklus I mencapai 69,17, sedangkan modus pada siklus II mencapai 72,5. Standar deviasi pada siklus I sebesar