1. Validitas Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukan
dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar ketepatan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
Peneliti melakukan uji validitas isi instrument tes kemampuan representasi matematis dengan menggunakan metode CVR Content Validity
Ratio. Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai berikut
8
:
2 N
2 N
n =
CVR
e
Keterangan: CVR : Konten validitas rasio Content Validity Ratio.
e
n
: Jumlah penilai yang menyatakan butir soal esensial. N
: Jumlah penilai. Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap butir soal. Jika nilai
CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan dari tabel nilai minimum CVR yang disajikan Lawshe maka butir soal tersebut tidak valid dan
akan dihilangkan atau dieliminasi.
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Data yang diperoleh dalam penelititan, selanjutnya diinterpretasikan melaui analisis perhitungan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis
data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
C. H Lawshe. 1975. A quantitative approach to content validity. By Personnel Psychology, INC. h. 567-568
1. Data kuantitatif Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan.
Kemampuan representasi matematis siswa dapat terlihat dalam perhitungan skor rata-rata. Selanjutnya kemamampuan representasi matematis dianalisis per
indikator yaitu representasi verbal, representasi pictorial, dan representasi symbolic. Persentase tiap indikator dihitung dengan rumus
9
:
2. Data Kualitatif a. Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah
10
:
Keterangan: = Angka persentase
= frekuensi yang akan dicari persentasenya = Jumlah frekuensiBanyaknya individu
b. Jurnal Harian Data hasil jurnal harian dianalisis dengan cara merangkum pendapat siswa
pada setiap pertemuan, kemudian mengelompokannya kedalam sikap positif, netral dan negatif. Sikap positif bisa diartikan sebagai menyukai, menyenangi,
9
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, Cet. III, h.207
10
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 43.