PENGARUH PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP YIELD BIOGAS

36

4.5 PENGARUH

WAKTU FERMENTASI TERHADAP VOLUME BIOGAS YANG DIHASILKAN PADA BEBERAPA KOMPOSISI SAMPEL Adapun grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara waktu fermentasi terhadap volume biogas yang dihasilkan pada setiap sampel campuran limbah kulit buah aren dengan air pada beberapa komposisi dari hari ke-1 sampai hari ke-27. Gambar 4.6 Grafik Hubungan Waktu Fermentasi terhadap Volume Biogas Pada Beberapa Komposisi Sampel Dari Gambar 4.6 produksi biogas pada awal fermentasi cenderung rendah, kemudian produksi terus meningkat hingga pada hari ke-18 dimana produksi biogas mencapai titik optimum lalu menurun sampai gas tidak terbentuk lagi. Hal ini menunjukan bakteri metanogen bekerja secara efektif pada hari ke-18. Menurut fransiska 2011, pada awal proses fermentasi bakteri pembentuk biogas metanogen mengalami masa penyesuaian dengan keadaan di dalam bahan baku, kemudian mengalami pertumbuhan karena adanya pemanfaatan nutrisi hingga dihasilkan produksi biogas maksimal [51]. Pada tahap akhir, fermentasi memasuki fase stasioner dimana bakteri mulai kekurangan nutrisi dan mengalami kematian sehingga produksi biogas cenderung konstan dan mulai menurun [52]. Universitas Sumatera Utara 37 Untuk semua perbandingan rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air, biogas mulai dihasilkan pada hari ke-3 dan menghasilkan produksi biogas optimal pada hari ke-18. Total perolehan biogas untuk rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air 1:13 ; 1:11,5 ; 1:10 ; 1:9 dan 1:8 secara berturut-turut yaitu 478 ml, 637 ml, 477 ml, 362 ml, dan 323 ml. Dalam hal ini, perbandingan rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air 1:11,5 dan menghasilkan volume biogas paling besar yaitu 637 ml.

4.6 PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP YIELD BIOGAS

YANG DIHASILKAN PADA BEBERAPA KOMPOSISI SAMPEL Adapun grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara waktu fermentasi terhadap volume biogas yang dihasilkan per COD terkonversi pada setiap sampel campuran limbah kulit buah aren dengan air pada beberapa komposisi dari hari ke- 1 sampai hari ke-27. Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Waktu fermentasi terhadap Produksi Biogas Harian Per COD Terkonversi Gambar 4.7 menunjukkan hubungan antara waktu fermentasi terhadap produksi biogas per COD terkonversi. Dimana pada grafik ditunjukan kondisi dimana volume biogas yang dihasilkan berbanding dengan jumlah COD yang Universitas Sumatera Utara 38 terkonversi terhadap waktu ferementasi. Menurut Jorgensen 2009, yield biogas dari hasil fermentasi suatu biomasa dapat dilihat berdasarkan volume biogas per COD terkonversi [43]. Untuk perbandingan rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air 1:13 produksi biogas yang dihasilkan cukup besar dibandingkan dengan variasi komposisi lainnya namun persentasi penyisihan COD kurang begitu baik, produksi biogas optimum pada hari ke-18, yaitu sebesar 6,584 mlgr COD terkonversi. Untuk perbandingan rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air 1:11,5 produksi biogas optimum pada hari ke-18, yaitu sebesar 11,707 mlgr COD terkonversi dimana pada hari ke-6 sampai hari ke-15 nilainya cukup stabil yang artinya jumlah volume sebanding dengan penyisihan COD nya. Untuk perbandingan rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air 1:10 produksi biogas optimum pada hari ke-12 yaitu sebesar 9,14 mlgr COD terkonversi. Untuk perbandingan rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air 1:9 produksi biogas optimum pada hari ke-18 yaitu sebesar 6,536 mlgr COD terkonversi. Untuk perbandingan rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air 1:8 berada kondisi paling baik dimana jumlah produksi biogas yang dihasilkan sebanding dengan jumlah COD yang terkonversi, meskipun volume biogas yang dihasilkan paling sedikit, produksi biogas optimum pada hari ke-18, yaitu sebesar 11,215 mlgr COD terkonversi. Dalam hal ini, produksi biogas terbaik diperoleh pada perbandingan rasio antara limbah padat kulit buah aren dan air 1:11,5, yaitu dengan total sebesar 189,8 mlgr COD terkonversi. Analisis COD ini dilakukan untuk mengetahui sifat biodegradabilitas limbah organik. Jika nilai COD rendah menunjukkan kandungan senyawa organik didalam effluent akan rendah dan sebaliknya jika nilai COD tinggi maka kandungan senyawa organik didalam effluent juga tinggi. Tingginya penguraian COD untuk mengindikasikan tingginya aktivitas biologi [53]. Penurunan COD menunjukkan bahwa mikroorganisme bekerja dengan baik sehingga proses dapat berlangsung karena dapat mendegradasikan senyawa-senyawa organik didalam limbah [49] juga berarti bahwa penurunan bahan organik dan dikonversi untuk produksi total biogas, menandakan adanya konsumsi asam untuk produksi metan. Universitas Sumatera Utara 39

4.7 KUALITAS DAN KOMPOSISI BIOGAS