Kemudian evaluasi ini dilakukan setiap tahun dan cukup memberikan motivasi pegawai untuk meningkatkan prestasinya”.
Partisipan 3 Dari keenam partisipan, terdapat satu partisipan yang mengemukakan
pendapat berbeda. Berikut ini pernyataan partisipan tersebut: “Sistem tegoran atau penghargaan tidak dilakukan sungguh-sumgguh,
hanya simbolik, lebih banyak tentang hukumannya”. Partisipan 4
“Sistem tegoran atau penghargaan tidak jelas dilakukan karena memang belum ada mekanisme baku dibuat dan dilakukan terhadap
para anggota Komite Medis yaitu para dokter dan para dokter spesialis”.
4.2.2 Kesiapan Petugas
Kebutuhan pelayanan akan staf pegawai yang terampil dan handal menjadi perhatian dari komite medik. Masalah kelayakan tenaga professional merupakan
salah satu tugas rutin yang harus dilakukan komite medik terkait dengan pelaksanaan misi pengembangan keterampilan dan pendidikan staf pegawai rumah sakit.
Berdasarkan hasil penemuan unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam hal kesiapan petugas akan dijabarkan berikut ini:
4.2.2.1 Perekrutan
Perekrutan berhubungan dengan ketenagaan yang nantinya layak menjadi tenaga profesional serta didukung oleh keahlian masing-masing individu. Hal ini
penting dilaksanakan untuk peningkatan kualitas dan kemampuan kinerja staf dan menjadi tugas rutin dari sub komite kredensial berkoordianasi dengan badan Litbang
Amruddin: Analisis Program Kerja Komite Medik Dan Utilisasi Fasilitas Unit Rawat Inap RS Haji Medan 2006, 2007. USU e-Repository © 2008
di bawah pengawasan dari komite medik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari seorang partisipan berikut ini:
“Menurut saya, di RS.Haji ini semua petugas pelayanan sudah terlatih dan memiliki keterampilan yang cukup. Pihak sub komite
kredensial bekerja sama dengan Litbang di dalam setiap perekrutan sudah menemuakan petugas yang tetap terutama para
dokterperawat yang terampil dan ijazahnya jelas”.
Partisipan 1 Kutipan tersebut di atas juga didukung oleh partisipan lain yang
mengemukakan: “Sub komite peningkatan mutu menganjurkan adanya suatu
koordinasi antara pihak subkomite subkomite kredensial dengan subkomite lainnya di dalam setiap perekrutan, kelayakan tenaga
profesionalnnya sudah menjadi tugas rutin”.
Partisipan 6
4.2.2.2 Pengarahan
Salah satu fungsi pengarahan yang dapat diterapkan oleh komite medik dalam manajemen konflik adalah problem solving. Segala permasalahan yang terjadi
sebaiknya segera diselesaikan secara konstruktif agar tidak berkepanjangan. Pendekatan penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan pendekatan penyelesaian
masalah diawali dengan identifikasi akar permasalahan melalui klarifikasi berbagai pihak, mengidentifikasi timbulnya konflik serta alternative penyelesain masalah,
memilih dan menetapkan alternatif dan terakhir meredam konflik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari seorang partisipan berikut ini:
“ Menurut saya bila ada keluhan pasien dapat disampaikan melalui angketkotak saran dan bagian pelayanan medik yang menampung
keluhan tersebut adalah sub komite pengembangan mutu”.
Partisipan 6
Amruddin: Analisis Program Kerja Komite Medik Dan Utilisasi Fasilitas Unit Rawat Inap RS Haji Medan 2006, 2007. USU e-Repository © 2008
Kutipan tersebut di atas juga didukung oleh partisipan lain yang mengemukakan:
“Komite medik sudah melakukan fungsi pengarahan dalam hal manajemen konflik yaitu probel solving. Tetapi selama ini belum
konflik yang bergejolak baik itu dari masalah penyediaan peralatan medik, petugas emergensi, pelayanan dari dokter maupun obat-
obatan”.
Partisipan 5
4.2.2.3 Perencanaan