Kriteria Calon Suami Ajaran Islam untuk Mencari dan Memilih Pasangan Hidup

B. Ajaran Islam untuk Mencari dan Memilih Pasangan Hidup

Agama Islam memberikan kebebasan, baik kepada laki-laki maupun perempuan untuk mencari pasangan hidupnya menurut selera dan perasaan cintanya masing-masing. Meskipun demikian, bukan berarti Islam memberikan kebebasan secara mutlak dalam hal mencari dan memilih pasangan hidup tanpa mengindahkan kaidah-kaidah hukum agama, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Islam dengan jelas dan tegas mengharamkan cara mencari dan memilih pasangan hidup melalui hubungan bebas free love, melakukan hubungan seks di luar pernikahan free sex, karena dalam hukum Islam disebut zina. Sebagaimana dijelaskan secara tegas dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 32: 5b  J4  A;fghi j k34 Ll ,= m R V0 n ZLo39 n MgNP Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; zina itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. ” QS. Al-Isra’, 17:32 Dengan demikian, jelaslah bahwa Islam sangat mengharamkan hubungan bebas di luar pernikahan secara resmi antara laki-laki dengan perempuan atau sebaliknya, karena perbuatan itu termasuk zina yang kotor dan keji. Islam sangat menghargai kehormatan dan kemuliaan manusia.

1. Kriteria Calon Suami

Kriteria calon suami harus diketahui oleh pihak perempuan yang bersangkutan yang hendak menjalankan rumah tangga dan juga harus diketahui oleh orang tua perempuan sebagai penanggungjawabnya. 30 Hal ini karena pihak perempuan sangat bergantung kepada suaminya dalam membentuk dan membina rumah tangganya. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat al-Qur’an berikut ini: p ghJ qr s A   V0W X 3 56at R uV0 \15t 7 A   vw 7 V0 3 4L 31  Artinya: “Laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan istri, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain perempuan, dan karena mereka laki-laki telah memberikan nafkah dari hartanya... “ QS. An-Nisa’, 4:34 Sesuai dengan fungsinya sebagai suami yang mengendalikan biduk rumah tangga secara fitrah, fisiologis dan psikologis, maka suami berhak untuk memimpin, membimbing dan menjaga keluarganya secara lahir dan batin. Adapun kriteria-kriteria yang harus dimiliki seorang laki-laki sebagai calon suami adalah sebagai berikut: a. Laki-laki yang seagama Dalam hal memilih calon suami, pihak perempuan dan keluarganya wajib untuk memilih laki-laki yang seagama. 31 Dalam ajaran Islam, seorang perempuan muslimah diharamkan menikah dengan seorang 30 Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, al-Wajiz fi Fiqh al-Sunnah wa al-Kitab al-Aziz. Penerjemah Ma’ruf Abdul Jalil, cet.I, Jakarta: Pustaka al-Sunnah, 2006, h. 537. 31 Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi, Aujar al-Masalik ila Muwatha’ Malik, Beirut: Dar al-Fikr, 1974, h.391. laki-laki non-muslim. Sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam ayat al- Qur’an berikut ini: + x x x x x x x x Artinya: “…jika kamu telah mengetahui bahwa mereka benar-benar beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir suami-suami mereka. Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka. .. ” QS. Al-Mumtahanah, 60:10 5b  ,  F Ll3y z Y{| }  = • €=;X • y J S C=Ll3y z• 9 ‚  5b  ,7 Bƒ l3y z Y{| ,  Yc C 7  • y J S C…3y z• 9 ‚  C‡k ˆ ‰  c A v34 ?0, uV0  c A v34 =X ‚ ; J  D3_3 B3 ƒ C 0X 1k 7 JKlLo MNNOP Artinya: “Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang laki-laki musyrik dengan perempuan yang beriman sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Allah menerangkan ayat- ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran. ” QS. Al-Baqarah 2:221 b. Laki-laki yang kuat agamanya Kaum perempuan yang beragama Islam hendaklah memilih dan menentukan calon suami yang kuat agamanya keimanan dan ketakwaannya melebihi dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan suami itu sebagai pemimpin keluarga yang bertanggung jawab membawa istri ke jalan benar atau salah, baik di dunia maupun di akhirat kelak. 32 Kuat beragama di sini adalah kuat dalam pengakuan dan kuat dalam menjalankan agama Islam, bukan hanya kuat dalam pengakuan tetapi lemah dalam menjalankannya. Seorang suami wajib menjaga keluarganya dari api neraka, artinya kebahagiaan dan keselamatan keluarganya di dunia dan di akhirat adalah tanggung jawab seorang suami sebagai kepala rumah tangga. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat al-Qur’an berikut ini: 0=‹qc ˆk BŒ KV0 , 7 W o3 • X?0 +++ Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka… ” QS. At-Tahrim, 66:6 Rasulullah SAW menjelaskan dalam sebuah hadis: 4 7 4 = 7 ? 18- 5 6 M- 7 N1 . = 9 N1 . = ; O P 9 ; O 5 9 ; O 5 Q R S M 8 ; O Q 9 5 , T C .1 . = 9 N1 . = ; O 5 + J K L 33 Artinya: “Dari Abdullah Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Kamu semua adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Para penguasa adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Orang laki-laki adalah pemimpin di rumahnya keluarganya, dia juga akan ditanya tentang kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin 32 Haya Binti Mubarak al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah. Penerjemah Amir Hamzah Fachrudin, cet.I, Jakarta: Darul Falah, 1998, h. 101. 33 al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, h. 1668 di dalam rumah suaminya, dia pun akan ditanya tentang kepemimpinannya. Pembantu adalah pemimpin harta tuannya, dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan ditanya tentang kepemimpinanmu. ” HR. Bukhari dan Muslim Adapun cara untuk memilih calon suami yang taat dalam menjalankan semua ajaran Islam, dapat kita lihat dalam kehidupan sehari- harinya. Dalam hal ini adalah ketaatan terhadap perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW dalam pergaulan sehari-hari, baik dengan orang tuanya, saudara-saudaranya dan dengan masyarakat lingkungan sekitarnya. Biasanya, orang yang ahli ibadah itu disenangi, dihormati dan dikagumi atau menjadi panutan masyarakat. c. Laki-laki yang berpengetahuan luas Perempuan yang beragama Islam, hendaklah memperhatikan dan memprioritaskan calon suami beragama Islam yang memiliki pengetahuan intelektual yang lebih luas atau lebih tinggi dibandingkan dirinya sendiri. Yang dimaksud pengetahuan di sini adalah memiliki ilmu, wawasan dan konsep secara menyeluruh, bukan saja mengenai pengetahuan agama, tetapi juga tentang masalah umum, termasuk seputar masalah rumah tangga. Seorang suami memikul tanggung jawab yang sangat berat dalam membentuk, membina, dan menjaga rumah tangganya. Suami dituntut bukan saja untuk memberi nafkah lahir dan batin, sandang, pangan dan papan, tetapi ia juga berkewajiban untuk mendidik istri dan anak-anaknya. Di sinilah letak peranan suami dalam mendidik istri untuk menjadi pendidik yang baik dan handal, suami harus memiliki pengetahuan intelektual yang lebih tinggi dan luas. Di samping itu, seorang suami merupakan tempat berlabuh, bersandar dan mengadu seorang istri dalam menghadapi masalahnya. d. Laki-laki yang mampu membiayai hidup Dalam kehidupan berumah tangga, pasti banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi. Suatu kebahagiaan yang tidak ternilai harganya jika kebutuhan dalam suatu rumah tangga telah terpenuhi walaupun baru kebutuhan pokok primer-nya saja, suasana kehidupan rumah tangga akan terasa tenang, tenteram, dan nyaman. Sebaliknya, jika suatu rumah tangga belum dapat memenuhi kebutuhan pokok, maka sulit diharapkan akan tercipta suasana kehidupan rumah tangga yang tenang, tenteram dan penuh kebahagiaan. Itulah sebabnya, Islam melarang kaum laki-laki yang belum mampu membiayai kebutuhan rumah tangga memaksakan diri untuk menikah, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam ayat al-Qur’an berikut ini: Ž 7  2 BŒ KV0 5b c 1 • • Y{|  ‘‹ y , uV0 3 t R Artinya: “Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya... “ QS. An-Nur, 24:33 Dengan demikian, bagi seorang suami, memenuhi kebutuhan rumah tangga itu merupakan suatu kewajiban, karena istri dan anak termasuk dirinya sendiri memerlukan kebutuhan pokok, seperti makan, minum, sandang, dan lain-lain yang menyangkut kehidupan sehari-hari umat manusia. Orang yang hidup serba kekurangan atau belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, terkadang kurang khusyu’ dalam melaksanakan ibadah. Dengan demikian, jelaslah bahwa seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga memikul tanggung jawab yang berat, yakni harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya dalam berumah tangga. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis: 4 Qی 4 9= . 4 P 5 - 8 ? 7 = 1K 6 U 5 P ی B M V W = P ی . ; V N ; A Xی ی R C P YMی Z, + J 4 T L 34 Artinya: “Dari Hakim Ibnu Muawiyah dari bapaknya bahwa: Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasulullah Apakah hak seorang suami terhadap istrinya?’ Beliau bersabda: ‘Hendaklah memberinya makan seperti yang ia makan dan memberinya pakaian seperti ia berpakaian. ” HR. Ibnu Majah 34 al-Qazwaini, Sunan Ibn Majah, , h. 593. Hal yang tak kalah penting yang perlu diperhatikan oleh seorang perempuan muslimah dan orang tua atau walinya adalah hendaknya mengetahui sifat dan sikap calon suami tersebut. Adapun sifat dan sikap seorang laki-laki yang baik untuk menjadi suami yang baik sesuai dengan pandangan Islam, yakni sebagai berikut: 1 Bertanggung jawab 2 Rajin bekerja 3 Berwibawa 4 Penyabar 5 Memiliki sikap humor 6 Adil dan Bijaksana 7 Jujur dan dapat dipercaya 8 Tidak cemburu berlebihan 9 Dapat membimbing dan mendidik istri 10 Tidak pemarah 11 Tidak kikir namun tidak boros dalam memberikan uang belanja 12 Tidak ringan tangan. 35 Apabila telah menemukan kriteria seorang laki-laki yang mempunyai sifat dan sikap yang demikian, insyaAllah harapan dan tujuan dalam berumah tangga yang didambakan sesuai selera hati akan tercapai, yakni rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.

2. Kriteria Calon Istri