Pengertian Kafaah KAFAAH DALAM ISLAM

BAB III KAFAAH DALAM ISLAM

A. Pengertian Kafaah

Kafaah atau sekufu, menurut bahasa artinya “setaraf, seimbang, atau keserasian, serupa, sederajat, atau sebanding.” 68 Kata kafaah diambil dari surat al- Ikhlas ayat 4: j KV • ’ Cc MP Artinya: “Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” QS. Al-Ikhlas, 112:4 Yang dimaksud kafaah atau sekufu dalam pernikahan, menurut hukum Islam yaitu “keseimbangan dan keserasian antara calon istri dan suami sehingga masing-masing calon tidak merasa berat untuk melangsungkan pernikahan.” 69 Atau laki-laki sebanding dengan calon istrinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan. 70 Jadi tekanan dalam kafaah adalah keseimbangan, keharmonisan dan keserasian, terutama dalam hal agama, yaitu akhlak dan ibadah. Sebab, menurut pendapat sebagian ulama, kalau kafaah diartikan persamaan dalam hal harta, atau kebangsawanan, maka akan berarti terbentuknya kasta, sedangkan dalam Islam tidak dibenarkan adanya kasta, karena manusia di sisi Allah SWT adalah sama. 68 M. Abdul Mujieb et.al, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, h. 147. 69 Djamaan Nur, Fiqh Munakahat, Semarang: Dina UtamaToha Putra Group, 1993, h. 76. 70 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 7. Penerjemah M. Thalib, Bandung: al-Ma’arif, 1981, h. 36. Hanya ketakwaannya-lah yang membedakannya. 71 Persamaan kedudukan suami dan istri akan membawa ke arah rumah tangga yang sejahtera, terhindar dari ketidakharmonisan dalam kehidupan rumah tangga. Demikian gambaran yang diberikan oleh kebanyakan ahli fiqh tentang kafaah. 72 Mengenai kafaah, Allah SWT tidak menjelaskan secara gamblang hukumnya. Namun, Dia menyinggung permasalahan ini dalam surat al-Ahzab ayat 35: 34 q›ƒ 3   F 3   q›ƒ ,  F ;X  Bƒ , 4 F . , 4 +++ Artinya: “Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,… ” QS. Al-Ahzab, 33:35 Ayat di atas menyebut laki-laki dan perempuan dalam sifat-sifat yang sama. Tanda athaf huruf wau di sini menunjukkan satu jenis yang berbeda yang seolah-olah berarti keseluruhan. 73 Sebenarnya ayat ini bermaksud menekankan peranan perempuan. Tetapi jika perempuan yang disebut, maka bisa jadi ada kesan bahwa mereka tidak sama dengan laki-laki dalam hal keberagamaan. Untuk menekankan persamaan itu, Allah menyebut juga laki-laki dalam rangkaian ayat 71 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat, cet.I, jil.I, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999, h. 50. 72 H.S.A. Alhamdani, Risalah Nikah; Hukum Perkawinan Islam. Penerjemah Agus Salim, Jakarta: Pustaka Amani, 1989, h. 15. 73 Abul Qasim Mahmud Ibnu Umar al-Zamakhsyary al-Khawarizmy, al-Kasyaf an Haqaiq al- Tanzil wa Uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta’wil , Kairo: Musthafa al-Baby al-Halby wa Auladah, 1972, h. 261. di atas dan mempersamakannya dengan perempuan dalam segala amal kebajikan. 74 Pertimbangan kafaah dalam pernikahan disandarkan pada riwayat dari Aisyah r.a., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Q j 4 R 6 M- 7 = 7 ? 7 5 5 6 ﺕ k - B . = ﻥ . 2 N ﻥ . 2 M = + J T L 75 Artinya: “Dari ‘Aisyah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Pilih- pilihlah untuk tempat tumpahnya nuthfah kalian maksudnya isteri, dan nikahkanlah orang-orang yang sekufu ”. HR. Ahmad Perihal kafaah sebanding atau sepadan ini ditujukan untuk menjaga keselamatan dan kerukunan dalam pernikahan, bukan untuk ke-sah-annya. Artinya sah atau tidaknya pernikahan tidak bergantung pada kafaah ini. Pernikahan tetap sah menurut hukum walaupun tidak sekufu antara suami-istri. Hanya saja, hak bagi wali dan perempuan yang bersangkutan untuk mencari jodoh yang sepadan. Dengan arti lain, keduanya boleh membatalkan akad nikah pernikahan itu karena tidak setuju dan boleh menggugurkan haknya. 76

B. Pendapat Ulama tentang Kafaah