22
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Pada bagian kerangka pemikiran teoritis akan dijelaskan teori yang berhubungan dengan penelitian, antara lain mengenai konsep analisi risiko dan
teori lainnya. Teori-teori tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
3.1.1 Konsep Risiko Agribisnis
Menurut Kountur 2004, ketidakpastian yang berdampak merugikan dikenal dengan istilah risiko risk, apabila ketidakpastian yang dihadapi
berdampak menguntungkan maka ini dikenal dengan istilah kesempatan opportunity. Ketidakpastian yang dihadapi perusahaan bisa berdampak
merugikan atau mungkin saja menguntungkan. Menurut Robison dan Barry 1987 risiko adalah peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh
pelaku bisnis sebagi pembuat keputusan dalam bisnis berdasarkan data historis atau pengalaman selama mengelola kegiatan usaha. Risiko menunjukkan
kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian bagi pelaku bisnis yang mengalaminya Harwood, et al., 1999.
Darmawi 2010, Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk kerugian yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata
la in bahwa penggunaan kata “Kemungkinan” tersebut sudah menunjukkan adanya
ketidakpastiaan. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Sedangkan kondisi yang tidak pasti tersebut timbul karena
berbagai sebab, antara lain: a.
Jarak waktu dimulai perencaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak waktu, makin besar ketidakpastiannya.
b. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan.
c. Keterbatasan pengetahuan atau keterampilan atau teknik mengambil
keputusan dan sebagainya.
3.1.2 Analisis Risiko Agribisnis
Dalam menganalisis risiko, digunakan alat ukur risiko antara lain varian variance, standar deviasi standard deviation dan koefisien variasi coefficient
23 variation
. Ukuran risiko tersebut berkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan mengetahui nilai dari ukuran-ukuran risiko tersebut, maka pelaku usaha dapat
mengambil keputusan untuk menentukan sikap dalam memilih kegiatan usaha yang dijalankan dengan besarnya risiko yang dihadapi. Setiap pelaku usaha
memiliki perilaku yang berbeda dalam menghadapi risiko, perilaku tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut Robison dan Barry,
1987: a.
Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko risk aversion. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan ,
maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan dan merupakan ukuran tingkat kepuasaan.
b. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko risk taker. Sikap ini
menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan, maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan
yang diharapkan. c.
Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko risk neutral. Sikap ini menunjukkan jika terjadi kenaikan ragam dari keuntungan, maka pembuat
keputusan tidak akan mengimbangi dengan menaikkan atau menurunkan keuntungan yang diharapkan.
3.1.3 Sumber-sumber Risiko Menurut Harwood, et al. 1999, beberapa sumber risiko yang dapat
dihadapi oleh pelaku usaha diantaranya adalah : 1
Risiko Produksi, sumber-sumber yang terjadi pada risiko produksi dapat disebabkan oleh cuaca, iklim, curah hujan, dan hama penyakit tanaman.
2 Risiko Pasar atau Harga, dapat disebabkan oleh adanya inflasi harga.
3 Risiko Kelembagaan, dapat disebabkan oleh adanya perubahan kebijakan dari
suatu lembaga. 4
Risiko Individu, dapat disebabkan oleh adanya kematian, kecelakaan, perceraian.
5 Risiko Finansial, dapat disebabkan oleh adanya fluktuasi tingkat suku bunga
pinjaman dan nilai tukar mata uang.
24 Darmawi 1997 menyatakan bahwa sumber penyebab risiko dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : 1 Risiko Sosial; 2 Risiko Fisik; 3 Risiko Ekonomi. Sedangkan menurut Kadarsan 1995 sumber penyebab risiko adalah :
1 Risiko Produksi; 2 Risiko Harga; 3 Risiko Teknologi; 4 Risiko karena tindakan pihak lain; dan 5 Risiko Sakit. Dari beberapa sumber tersebut, ternyata
risiko yang paling utama dihadapi oleh PT Istana Alam Dewi Tara dalam memproduksi tanaman hias adalah risiko produksi.
3.1.4 Strategi Pengelolaan Risiko