Persentase Hidup Eksplan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Persentase Hidup Eksplan

Jumlah eksplan jelutung yang ditanam sebanyak 125 eksplan yang telah diinisiasi pada media kultur dan diamati selama 11 minggu setelah masa tanam MST. Dari hasil pengamatan diperoleh 27 eksplan yang masih tetap bertahan dari 125 eksplan yang ditanam, sedangkan 98 eksplan mengalami kematian permanen yang ditandai dengan menghitamnya benih secara perlahan-lahan. Banyaknya jumlah eksplan yang mati ini kemungkinan besar dikarenakan oleh benih yang digunakan bisa dikatakan kurang baik mengingat kondisinya yang sudah 3 bulan dalam masa penyimpanan sehingga kondisinya kurang baik untuk dijadikan eksplan. Hal ini menjadi salah satu kendala yang ada ketika hendak melakukan budidaya jelutung, karena pada umumnya daya tumbuh benih akan berkurang dengan bertambahnya waktu Tjitrosoepomo 2007. Tujuan utama dari penyimpanan benih tanaman bernilai ekonomis ialah mengawetkan cadangan bahan tanam dari satu musim ke musim berikutnya Justice Bass 2002. Akan tetapi hal ini tidak bisa menjadi jaminan agar kualitas benih tetap baik setelah melalui proses penyimpanan tersebut. Begitu juga yang terjadi pada benih jelutung ini. Viabilitas benih dapat diperpanjang apabila benih disimpan pada kondisi yang terlindung dari panas, uap air, dan oksigen Candolle 1832, diacu dalam Justice Bass 2002. Proses kematian benih dapat terjadi secara perlahan-lahan sehingga nampaknya mustahil untuk menentukan kapan kehidupan benih itu berakhir. Justice dan Bass 2002, menyatakan bahwa pada suatu kelompok benih, proses kehidupan individu benihnya tidak berlangsung dalam laju yang sama antara satu dengan yang lainnya pengaruh genetik. Jika benih disimpan pada berbagai keadaan, proses kehidupan benih berakhir pada waktu yang tidak sama, kadang kala enzim-enzim tertentu masih berfungsi untuk sementara meski benihnya telah mati. Begitu juga yang terjadi pada benih jelutung dalam penelitian ini. Meskipun mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses penyimpanannya pasca panen, tapi persentase kehidupan benih berbeda-beda setelah diberikan perlakuan secara in vitro. Hal ini diduga biji jelutung yang digunakan sebagai eksplan mempunyai sifat genetik yang bervariasi dan tidak dapat dipastikan berasal dari induk pohon yang sama atau tidak. Sifat benih yang mudah rusak dan cepat berkecambah rekalsitran ini sering kali menjadi kendala dalam pembibitan jelutung secara massal sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama Bathimi 2009. Baki dan Anderson 1970, diacu dalam Gardner et al. 1991 menyatakan bahwa waktu penyimpanan dan kondisi yang tidak cocok mungkin akan menyebabkan hilangnya sifat selektif dan metabolit membran biji selama perkecambahan. Oleh karena itu, benih rekalsitran harus dipertahankan pada suhu yang tidak terlalu rendah, karena dapat menyebabkan chilling injury kerusakan karena suhu rendah. Selain itu, tempat penyimpanan benih juga mempengaruhi kualitas benih yang akan ditanam. Menurut Barton 1966 diacu dalam Justice dan Bass 2002, benih yang cukup kering pada wadah tertutup biasanya dapat hidup lebih lama dibanding dengan benih serupa yang disimpan pada wadah terbuka pada suhu yang sama. Hal ini dikarenakan kadar air benih berubah-ubah sesuai dengan berubahnya kelembaban nisbi udara di penyimpanan. Benih hanya akan berkecambah jika mendapat syarat-syarat yang diperlukan, yaitu air, udara, cahaya, dan panas selain kondisi genetik dan penyimpanan dari benih itu sendiri. Jika syarat itu tidak terpenuhi, maka benih tinggal benih, tumbuhan baru yang ada di dalamnya lembaga berada dalam keadaan tidur latent Tjitrosoepomo 2007. Kemampuan atau daya tahan suatu eksplan tumbuhan ditunjukkan oleh adanya persentase hidup eksplan tersebut. Apabila persentase hidup eksplan tumbuhan tinggi, maka eksplan tersebut mempunyai peluang hidup yang baik. Persentase hidup eksplan jelutung dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Persentase hidup eksplan jelutung No. Perlakuan Jumlah ulangan Hidup dengan P=0 Hidup dengan P0 Mati Persentase Hidup 1 A 6 19 24 2 B 5 20 20 3 C 3 22 12 4 D 8 17 32 5 E 5 20 20 Total 27 98 20,8 K eterangan : ΔP adalah Pertumbuhan eksplan untuk tinggi, akar, daun, dan ruas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah ulangan yang hidup pada setiap perlakuan menunjukkan pertumbuhan tinggi, akar, panjang akar, dan daun yang lebih besar dari nol P0. Persentase hidup eksplan jelutung yang diamati memiliki persen hidup yang tidak terlalu tinggi, yaitu 20,8. Persentase hidup dari setiap perlakuan berbeda-beda karena proses kehidupan individu benihnya tidak berlangsung dalam laju yang sama antara satu dengan yang lainnya walaupun dalam satu kelompok individu sekalipun Justice Bass 2002. a b Gambar 2 Kondisi eksplan; a eksplan tumbuh, b eksplan mati.

4.2 Tinggi Eksplan