Cimulang lebih sedikit dibandingkan Bantar Sari 31 persen dibanding 36 persen. Sebaliknya pada usia 30-44 tahun dan usia 45-59 tahun Cimulang lebih
besar dibandingkan Bantar Sari. Tabel 4. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Desa Cimulang dan Desa Bantar
Sari, Tahun 2011 dalam Persen.
Tingkat Pendidikan Cimulang
Bantar Sari
Belum Sekolah 20,8
18,7 Tidak tamat sekolah
10,4 6,2
Tamat SDSederajat 27,7
26,5 Tamat SLTPSederajat
27,4 26,3
Tamat SLTASederajat 12,8
21,1 Tamat Perguruan Tinggi
0,9 1,3
Jumlah 100
100 Sumber: Kantor Desa Cimulang dan Bantar Sari 2011
Tingkat pendidikan penduduk terutama pada jumlah tamatan SMA Desa Bantar Sari secara signifikan lebih baik di bandingkan dengan Desa Cimulang
21,1 persen persen berbanding 12,8 persen. Hal ini dikarenakan Bantar Sari sarana pendidikan yang lebih baik dengan 5 sekolah dasarsederajat, dan 2
sekolah menengah pertamasederajat, sedangkan Cimulang hanya memiliki 4 sekolah dasarsederajat dan hanya 1 sekolah menengah pertamasederajat. Posisi
Desa Bantar Sari yang lebih dekat ke arah kabupaten mempermudah akses pendidikan ke luar desa. Meskipun besarnya ongkos angkutan umum yang harus
dikeluarkan hampir sama Rp. 8.000Pulang-Pergi, tetapi yang membedakan adalah jauhnya jarak jalan kaki yang harus ditempuh untuk mencapai angkutan
umum.
4.1.3 Kondisi Ekonomi
Proporsi penduduk Cimulang yang bekerja di bidang pertanian pangan dan perikanan hampir sama dengan yang bekerja di jasa 34,5 persen
dibandingkan 31,6 persen . Proporsi penduduk Bantar Sari yang bekerja di bidang jasa lebih besar dibandingkan dengan pertanian pangan dan perikanan
48,5 persen dibanding 30,7 persen. Dari penduduk yang bekerja di bidang
pertanian, di Cimulang sebagian besar adalah buruh tani sedangkan di Bantar Sari hampir seimbang antara petani pemilik dan buruh tani.
Persentase penduduk yang bekerja di bidang pertanian perkebunan sedikit lebih banyak di Desa Cimulang di banding Bantar Sari. Namun dari data
keduannya jumlah buruh dan pergawai tetap dari masing-masing desa tersebut relatif sama.Demikian juga persentase penduduk Cimulang yang bekerja pabriki.
10,8 persen dibanding 4,5 persen persentase jumlah pengangguran Bantar Sari labih kecil dibandingkan Cimulang. Hal tersebut menunjukkan pekerja serabutan
di Cimulang lebih besar di bandingkan. Tabel 5. Penduduk menurut Mata Pencaharian Desa Cimulang dan Desa Bantar
Sari, Tahun 2011 dalam Persen.
Sumber: Kantor Desa Cimulang dan Bantar Sari 2011
Pada konteks lokal kesempatan kerja di desa di bagi menjadi pertanian pangan dan perikanan, pertanian non pangan, pabrik, dan jasa, sedangkan pada
Jenis Mata Pencaharian Cimulang Bantar Sari
Pertanian pangan dan perikanan 34.5
30.7
a. Petani Pemilik lahan 8.8
15.5 b. Petani penggarap tanah
5.7 c. Buruh tani
20.0 15.2
Pertanian Non Pangan 5.0
2.3
a. Pegawai tetap perkebunan 1.7
0.5 b. Buruh perkebunan
3.3 1.8
Pabrik 10.8
4.5
a. Industri Kecil 0.2
0.2 b. Buruh Industri
10.6 4.3
Jasa 31.6
48.5
a. Pertukangan 16.0
12.2 b. Pedagang
6.9 29.3
c. Supir 6.1
3.6 d. Pegawai Negeri Sipil perusahaan
2.6 3.4
Lain-Lain 18.1
13.8
a. Pensiunan 1.7
1.3 b. Penganguranserabutan
16.4 12.5
Jumlah Total 100
100
penelitian di bagi menjadi pertanian pangan-perikanan, pertanian-perkebunan, non pertanian sekunder dan non pertanian primer. Pada dasarnya kesempatan kerja
tersebut adalah sama yaitu pertanian non pangan dengan pertanian-perkebunan, pabrik dengan non pertanian sekunder, dan jasa dengan non pertanian.
Kondisi mata pencaharian, faktor pendidikan dan lainnya dari penduduk tersebut berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan penduduk. Secara umum
Penduduk Bantar Sari lebih sejahtera dibandingkan penduduk Cimulang. Sekitar 75 persen penduduk Cimulang berada pada tingkat kesejahteraan pra KS dan KS
1. Tabel 6. Penduduk menurut Tingkat Kesejahteraan Penduduk Desa Cimulang
dan Desa Bantar Sari, Tahun 2011 dalam Persen.
Jenis Mata Pencaharian Cimulang Bantar Sari
Pra KS 33.5
28.9 KS I
42.1 27.2
KS II 20.2
20.9 KS III
3.7 22.4
KS III+ 0.5
0.5
Jumlah 100
100
Sumber: Kantor Desa Cimulang dan Bantar Sari 2011 Keterangan : KS = Kesejahteraan
4.2 “Kampung Luar” dan “Kampung Dalam” Perkebunan