Asumsi Model Pembiayaan Skema Pembiayaan Investasi dengan Sistem Konvensional

24 dibayarkan tiap periode selama kurun waktu tertentu yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan tingkat suku bungan pinjaman untuk sistem konvensional dan akad bagi hasil untuk sistem syariah. Jumlah angsuran merupakan hasil penjumlahan angsuran pokok pinjaman dengan angsuran bunga pinjaman. Setiap bank mempunyai produk pinjaman masing-masing yang menggunakan skema tertentu dalam menentukan jumlah angsuran yang dibebankan kepada nasabah. Pada sistem konvensional secara umum terdapat dua skema yaitu skema bunga flat dan skema bunga efektif. Sedangkan untuk sistem syariah adalah akad murabahah, akad ijarah, dan akad musyarakah.

5.2 Asumsi Model Pembiayaan

Perhitungan pengembalian pinjaman yang akan dilakukan menggunakan asumsi sebagai berikut : a. Berdasarkan Pasal 11 Undang-undang Perbankan tentang ketentuan BMPK Batas Maksimum Pemberian Kredit, nasabah harus menanggung minimal 10 dari kebutuhan total pinjaman. Pada penelitian ini dari total kebutuhan investasi sebesar Rp 60.390.000, pinjaman yang diajukan ke Bank adalah sebesar Rp 40.000.000 b. Penentuan skema pembiayaan terbaik dilakukan dengan membandingkan produk-priduk pembiayaan yang disediakan oleh Bank komersil disekitar daerah Darmaga. c. Jangka waktu pinjaman untuk kredit investasi yang diajukan adalah 3 tahun.

5.3 Skema Pembiayaan Investasi dengan Sistem Konvensional

Pada pembiayaan dengan sistem konvensional menggunakan bunga pinjaman sebagai perhitungan untuk menentukan besar keuntungan yang didapat oleh bank dari pinjaman yang diberikan. Pada sistem konvensional skema apapun yang digunakan pada dasarnya sama saja asalkan menggunakan tingkat suku bunga yang setara, hal ini disebut dengan prinsip ekuitas. Skema yang dapat dipilih dalam sistem pembiayaan konvensional adalah skema bunga flat dan skema bunga efektif.

5.3.1 Skema Bunga Flat

Bunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada pokok hutang awal. Bunga yang digunakan dalam perhitungan dengan skema flat seolah-olah terlihat lebih kecil daripada suku bunga yang digunakan pada skema lainnya yaitu efektif. Namun sebenarnya pada tingkat suku bunga yang setara, perhitungan dengan bunga flat menghasilkan jumlah total angsuran yang sama jika dibandingkan dengan bunga efektif. Perhitungan dalam pemberian kredit dengan bunga flat relatif sederhana sehingga banyak digunakan oleh bank penyedia kredit. Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama. Besar angsuran pokok dihitung dengan membagi jumlah pinjaman pokok terhadap jumlah atau lama periode pinjaman. Sedangkan untuk besar angsuran bunga dihitung dengan mengalikan tingkat suku bunga pinjaman terhadap total jumlah pinjaman pokok lalu dibagi rata dengan jumlah periode untuk setiap periode pembayaran. Berdasarkan Suyatno 2007 rumus penghitungan angsuran pokok dan angsuran bunga pada skema flat dijelaskan sebagai berikut. 25 P : Total pokok pinjaman Rp i : Tingkat suku bunga flat per tahun t : Lama periode pinjaman

5.3.2 Skema Bunga Efektif

Penghitungan bunga efektif merupakan kebalikan dari penghitungan bunga flat. Pada bunga efektif, besar bunga dihitung berdasarkan sisa pinjaman pokok yang telah dibayar. Pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan semakin menurun dari bulan satu ke bulan berikutnya sesuai dengan menurunnya pokok pinjaman akibat adanya pembayaran angsuran pokok. Besar suku bunga efektif secara sepintas memang lebih besar dari suku bunga flat. Untuk besar suku bunga yang setara, nila suku bunga efektif hampir mencapai dua kali lipat dari besar suku bunga flat namun jika dilhat dari total keseluruhan pengembalian akan menghasilkan jumlah pengembalian yang lebih sedikit. Pada pinjaman dengan skema suku bunga efektif, besar angsuran atau angsuran pokok setiap bulannya akan tetap dari awal periode pengembalian sampai akhir periode pinjaman. Besar angsuran pokok didapat dengan membagi jumlah total pinjaman terhadap jumlah total periode dalam bulan. Sedangkan untuk besar angsuran bunga dihitung dengan mengalikan tingkat suku bunga terhadap jumlah sisa pinjaman pokok pada setiap awal periode. Oleh karena itu pada periode awal pinjaman, besar angsuran bunga efektif akan sangat tingi dikarenakan jumlah sisa pokok yang masih besar. Berdasarkan Suyatno 2007 rumus pengitungan bunga efektif dijelaskan sebagai berikut. SP : Sisa pokok pinjaman pada awal periode Rp i : Tingkat suku bunga efektif pertahun

5.4 Skema Pembiayaan Investasi dengan Sistem Syariah