7 d.
Collateral Bank dalam menilai kepemilikan jaminan, mengukur stabilitas nilai jaminan dan mempehatikan
kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relative singkat tanpa terlalu mengurangi nilainya. e.
Conditions Faktor-faktor bisnis yang ada di lingkungan sekitar lokasi proyek mempunyai pengaruh kuat
terhadap ciri atu corak yang dibangun, baik proyek baru maupun perluasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan bank yaitu keadaan ekonomi, kondisi usaha calon pinjaman, serta kebijaksanaan
pemerintah.
2.3 Konsep Time Value of Money
Nurmalina 2010 menjelaskan bahwa dalam studi kelayakan bisnis, biaya dan manfaat biasanya bukan hanya jumlahnya yang berbeda tetapi juga waktu dibayarkan dan diterima yang berbeda selama
umur bisnis. Membandingkan besar biaya dan manfaat sama pentingnya dengan menilai waktu terjadinya biaya dikeluarkan dan manfaat yang diterima karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang.
Sejumlah uang yang dikeluarkan dalam bentuk biaya bisnis, atau uang yang diperoleh sebagai manfaat bisnis mempunyai nilai yang berbeda bila dikeluarkan atau diterima dalam waktu yang berbeda.
Beberapa alasan yang menyebabkan nilai uang berubah seiring waktu adalah inflasi, konsumsi, dan produktifitas. Adanya faktor inflasi, time preference of money, risiko dan ketidakpastian, serta faktor
produktivitas uang akan mempengaruhi besarnya nilai uang sekarang dibandingkan dengan nilainya di waktu yang akan dating. Dalam memperhitungkan nilai uang di masa dapat digunakan Discount Factor.
Discount Factor digunakan untuk menghitung sejumah uang disaat sekarang P bila diketahui sejumlah uang dimasa yang akan dating F dengan memperhatikan suatu periode waktu tertentu n.
2.4 Konsep Pembiayaan Syariah
Pembiayaan syariah adalah salah satu dari fungsi perbankan syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak-pihak yang membuthkan dana sesuai dengan prinsip syariah, yaitu bagi hasil, jual beli, dan
sewa beli yang terbebas dari penetapan bunga. Berdasarkan pasal 1 ayat 1 UU No 10 tahun 1998, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan tagihan atau yang dapat disamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan piak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil Supramono, 2009. Berdasarkan Yogaswara 2010, pembiayaan pada perbankan syariah secara umum terdiri atas tiga
prinsip. Pertama yaitu prinsip jual beli yang terdiri atas murabahah, istishna, dan salam. Prinsip jual beli adalah akad jual beli antara nasabah dengan bank. Bank membeli barang tertentu dan menjual kepada
nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati. Kedua yaitu prinsip bagi hasil yang teridiri dari murabahah dan musyarakah. Konsep bagi hasil merupakan jenis pembiayaan
dengan bagi hasil yang ditentukan sesuai kesepakatan antara bank dengan nasabah. Pihak bank menyediakan dana 100 sedangkan pihak nasabah berlaku sebagai pengelola. Keuntungan yang didapat
akan dibagi berdasarkan porsi bagi hasil yang telah ditetapkan di awal. Ketiga yaitu prinsip sewa beli yaitu ijarah yaitu pejanjian antara bank sebagai pihak yang menyewakan dengan nasabah sebagai pihak
penyewa. Perjanjian dilakukan atas suatu barang milik bank dan bank mendapatkan imbalan atas barang yang disewakan. Pada akad ijarah biasanya diikuti dengan pembelian hak milik dari suatu barang diakhir
jangka waktu sewa oleh nasabah sehingga pada akhir janka waktu, barang yang disewakan berpindah
8 kepemilikan kepada nasabah dengan nilai pembayaran yang disepakati. Perbedaan antara perbankan
syariah dengan perbankan konvensional dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Perbedaan bank konvensional dan bank syariah
No Permasalahan
Bank Syariah Bank Konvensional
1 Fungsi dan kegiatan
bank Manajer investasi, investor,
sosial, jasa keuangan. Intermediary unit, jasa keuangan
2 Mekanisme dan objek
usaha Anti maisir, gharar, riba, dan
bathil Pro maisir, gharar, riba, dan
bathil 3
Hubungan dengan nasabah
Kemitraan Pinjam Meminjam
4 Landasan operasional
Tidak bebas nilai berdasarkan prinsip syariah, uang sebagai
alat tukar bukan komoditi, bunga ddalam berbagai bentuknya
dilarang, menggunakan prinsip bagi hasil atas keuntungan
transaksi riil Bebas nilai berdasarkan prinsip
materialism, uang sebagai komoditi yang dipertahankan,
bunga seagai instrumen imbalan terhadap pemilik uang yang
sudah ditetapkan jumlahnya dimuka
5 Fungsi dan peran
Lembaga intermediary, agen investasi, investor, penyedia jasa
lalu lintas pembayaran, pengelola dana kebajikan, hubungan
dengan nasabah adalah kemitraan Lembaga intermediary,
penghimpun dana masyarakat dan meminjamkan kembali
kepada masyarakat dalam kredit dengan imbalan bunga, penyedia
jasalalu lintas pembayaran, hubungan antara bank dengan
nasabah adalah debitur dan kreditur
6 Resiko usaha
Dihadapi bersama antara bank dengan ansabah dengan prinsip
keadilan dan kejujuran, tidak mengenal kemungkinan
terjadinya selisih negatif karena sistem yang digunakan
Resiko bank tidak terkait langsung dengan debitur,
kemungkinan terjadi selisih negative antara pendapatan
bunga dengan beban bunga 7
Sesitem pengawasan Adanya pengawasan syariah
untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari
syariah disamping tuntunan moralitas pengelola bank dan
nasabah sesuai akhalkul karimah Aspek moralitas seringkali
terlanggar karena tidak adanya nilai-nilai religius yang
mendasari operasionalnya
Sumber : Permana 2007
9
2.5 Potensi Tepung Ubi Jalar