Mu’atabah mengandung arti perlunya memonitoring, mengontrol dan mengevaluasi  sejauh  mana  proses  tersebut  seperti  mujahadah  dan
seterusnya berjalan dengan baik. Dalam melakukan mu’atabah adalah
mengetahuilah  terlebih  dahulu  bahwa  musuh  bebuyutan  dalam  diri manusia  adalah  nafsu  yang  ada  di  dalam  dirinya.  Langkah  tersebut
dibuat dengan memiliki karakter suka memerintahkan pada keburukan, cenderung  pada  kejahatan,  dan  lari  dari  kebaikan.  Manusia
diperintahkan agar mensucikan, meluruskan dan menuntunnya dengan rantai paksaan untuk beribadah kepada Tuhan.
27
Dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  ketiga  langkah  pembinaan  akhlak menjelaskan  perlunya untuk  melakukan pengawasan serta mengevaluasi  diri
di dalam diri manusia.
E. Anak Yatim
1. Pengertian Anak Yatim
Secara etimologis , kata “yatim” merupakan kata serapan dari bahasa arab  yaitu  yutma
– yatama – yatma yang artinya infirad kesendirian. Kata yatim    berasal  dari  bahasa  arab  yang  merupakan  isim  fail  menunjukkan
pelaku  sebagai  bentuk  jamaknya  adalah  yatama  atau  aitam.  Kata  ini mencakup pengertian semua anak yang bapaknya telah meninggal, sedangkan
“piatu”  adalah  seseorang  yang  tidak  memiliki  ibu    karena  telah  meninggal dunia ketika ia belum menginjak usia dewasa, baik ia kaya atau miskin baik
laki atau perempuan maupun beragama Islam maupun Non Islam. Kata “anak yatim” merupakan gabungan dari dua kata , yatiu “anak”
dan “yatim”.  Istilah  “anak”    dalam  bahasa  arab  disebut  waladun  dan
27
Ibid  h. 175
jamaknya  auladun  yang  berasal  kata  dari  akar  kata  walada –  yalidu  –
wiladatan –  maulidan,  sedangkan  dalam  bahasa  Indonesia    anak  berarti
keturunan. Ada beberapa ungkapan yang mendefinisikan tentang arti anak yatim
yang diantaranya : a.
Menurut  hasan  shadaly  di  dalam  ensiklopedi  Indonesia,  beliau menegaskan  bahwa  yatim  adalah  anak  yang  belum  dewasa  dan  yang
tidak berbapak lagi.
28
b. Menurut peter salim dan yenny salim dalam kamus bahasa Indonesia
kontemporer mengatakan bahwa tidak beribu dan berbapak, atau tidak mempunyai ibu dan bapak, tetapi sebagian menyebutkan sebutan untuk
anak yatim ialah anak yang bapaknya meninggal.
29
2. Kecenderungan Akhlak atau Perilaku Anak Yatim