Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Variabel Penelitian Defenisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini tidak memberikan perlakuan terhadap variabel, namun hanya melihat ekspresi imunohistokimia p38 MAPK pengukuran variabelnya dilakukan hanya satu kali dan pada satu saat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2011-Mei 2012.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah penderita yang didiagnosis KNF berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi dan hasil biopsi histopatologi yang berobat ke Divisi Onkologi-Bedah Kepala Leher Departemen THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan Universitas Sumatera Utara Kriteria Populasi 1. Penderita yang didiagnosis KNF, baik laki-laki maupun perempuan. 2. Penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan radioterapi, kemoterapi atau kombinasi keduanya. 3. Bersedia diikutsertakan dengan menandatangani informed consent

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah total populasi penelitian.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel penelitian adalah dengan secara non probability consecutive sampling

3.4 Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah : 1. Karsinoma nasofaring 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Tipe histopatologi 5. Ukuran tumor primer T 6. Ukuran pembesaran kelenjar getah bening N 7. Stadium klinis 8. Ekspresi p38 MAPK Universitas Sumatera Utara

3.5 Defenisi Operasional

1. Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas berasal dari sel epitel yang melapisi permukaan nasofaring yang ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi dan dinilai berdasarkan kriteria WHO. 2. Jenis kelamin sesuai dengan yang tercatat pada rekam medis yaitu: a. Laki-laki b. Perempuan 3. Umur adalah usia yang dihitung dalam tahun dan perhitungannya berdasarkan kalender masehi. Umur penderita karsinoma nasofaring sesuai dengan yang tercatat pada rekam medis, dikelompokkan atas: a. ≤20 tahun b. 21-40 tahun c. 41-60 tahun d. 60 tahun 4. Tipe histopatologi karsinoma nasofaring adalah jenis dari suatu tumor ganas yang sediaannya diambil dari jaringan nasofaring dan dilihat dibawah mikroskop oleh ahli patologi anatomi yang hasil pemeriksaannya dikelompokkan berdasarkan kriteria WHO: Tipe 1 : Keratinizing Squamous cell carcinoma Tipe 2: Non keratinizing squamous cell carcinoma Tipe 3 : Undifferentiated carcinoma Universitas Sumatera Utara 5. Tumor primer T karsinoma nasofaring adalah besar dan perluasan tumor primer sesuai kriteria AJCC tahun 2010 yang diukur oleh ahli Radiologi dengan memakai CT-Scan. Hasil ukur : 1, 2, 3, 4 T1: Tumor terbatas di nasofaring atau tumor meluas ke orofaring dankavum nasi tanpa perluasan ke parafaring. T2: Tumor dengan perluasan ke daerah parafaring. T3: Tumor melibatkan struktur tulang dasar tengkorak danatau sinus paranasal T4: Tumor dengan perluasan intrakranial danatau terlibatnya syaraf kranial, hipofaring, orbita atau dengan perluasan ke fossa infratemporalruang mastikator. 6. Ukuran kelenjar getah bening leher N adalah ukuran kelenjar getah bening leher sesuai kriteria AJCC tahun 2010 yang diukur oleh ahli Radiologi dengan memakai CT-Scan. Hasil ukur : 0,1,2,3 N0: Tidak ada metastase ke KGB regional N1: Metastase kelenjar getah bening leher unilateral dengan diameter terbesar 6 cm atau kurang, di atas fossa supraklavikular, danatau unilateral atau bilateral kelenjar getah bening retrofaring dengan diameter terbesar 6 cm atau kurang. N2: Metastase kelenjar getah bening bilateral dengan diameter terbesar 6 cm atau kurang, di atas fossa supraklavikular. Universitas Sumatera Utara N3: Metastase pada kelenjar getah bening diatas 6 cm danatau pada fossa supraklavicular. 7. Stadium karsinoma nasofaring adalah penentuan stadium penyakit berdasarkan klasifikasi AJCC tahun 2010 yang dikelompokkan: I, II, III, IV 8. Ekspresi p38 MAPK adalah Pada pewarnaan immunohistokimia p38 MAPK ditemukan pewarnaan coklat pada sitoplasma dan inti sel. Untuk skor akhir digunakan skor imunoreaktif. Skor imunoreaktif diperoleh dengan mengalikan skor luas dengan skor intensitas. Kontrol positif yang digunakan berasal dari jaringan plasenta yang dilakukan pewarnaan immunohistokimia. Kontrol negatif yang digunakan berasal dari jaringan karsinoma nasofaring yang dilakukan pewarnaan immunohistokimia tanpa memberikan antibody p38 MAPK. Ekspresi p38 MAPK negatif : 0 – 3 Ekspresi p38 MAPK positif overekspresi : 4 – 9

3.6 Bahan Penelitian