KESIMPULAN Prediksi Penurunan Kualitas Minyak Goreng Kelapa Sawit menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy dengan Analisis Multivariat

38 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada penggorengan awal, bilangan asam minyak goreng mengalami penurunan. Penurunan paling signifikan terjadi antara bilangan asam sampel kontrol dengan bilangan asam sampel minyak goreng penggorengan pertama. Pada minyak goreng produksi-1, bilangan asam turun sebesar 0,50 mg NaOH g sampel dari 0,80 mg NaOH g sampel pada sampel kontrol men jadi 0,30 mg NaOH g sampel pada sampel penggorengan 1 kali. Sementara pada minyak goreng produksi-2, bilangan asam turun sebesar 0,18 mg NaOH g sampel dari 0,66 mg NaOH g sampel pada sampel kontrol menjadi 0,48 mg NaOH g sampel pada sampel penggorengan 1 kali. Adapun profil bilangan peroksida mengalami kenaikan yang diikuti dengan penurunan sampai dengan penggorengan ke sembilan. Pada minyak goreng produksi-1, nilai bilangan peroksida kontrolnya 9,33 meq O 2 kg sampel lebih tinggi daripada nilai bilangan peroksia kontrolminyak goreng produksi-2 7,82 meq O 2 kg sampel. Sementara itu, bilangan peroksida yang paling tinggi terletak pada penggorengan 3 kali dengan nilai 23,93 meq O 2 kg sampel pada minyak goreng produksi-1 dan 27,48 meq O 2 kg padaminyak goreng produksi-2. Kemudian, bilangan peroksida ini terus turun hingga mencapai sampel penggorengan 9 kali. Pada sampel tersebut, minyak goreng produksi-1 memiliki nilai bilangan peroksida sebesar 4,82 meq O 2 kg sampel dan minyak goreng produksi-2 memiliki nilai bilangan peroksida sebesar 5,87 meq O 2 kg sampel. Hasil pengukuran spektrum absorbansi FTIR menunjukkan bahwa terdapat beberapa bilangan gelombang utama pada minyak goreng kelapa sawit, yaitu: 722, 872, 912,5, 966, 1032, 1091, 1400,5, 1418, 1654, 1729, 2974,36, 3005,54, 3474,91, dan 3530 cm -1 . Bilangan gelo mbang 722, 872, 912,5, 966, 1654, 1418, dan 3005,54cm -1 menunjukkan adanya gugus ikatan rangkap dua alkena -C=C-. Bilangan gelo mbang 1032, 1091, 1130, dan 1729 cm -1 menunjukkan adanya interaksi ikatan C – O yang terdapat di dalam ikatan ester. Bilangan gelombang 2974 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C – H. Bilangan gelombang 3474,91cm -1 menunjukkan adanya interaksi C=O pada ester. Sementara bilangan gelo mbang 3536 cm -1 menunjukkan adanya senyawa hasil oksidasi sekunder. Hasil diagramloading plot PCA menunjukkan bahwa di dalam kuadran I terdapat bilangan gelombang 872, 912,5, 1418, 3005,54, dan 3474,91 cm -1 .Di dalam kuadran II terdapat bilangan gelombang 1130, 1729, dan 3536 cm -1 . Di dalam kuadran IIIterdapat bilangan gelombang 1091 dan 2974,36 cm -1 . Di dalam kuadran IV terdapat bilangan gelo mbang722, 865, 1032, 1400,5 dan 1654 cm - 1 . Hasil diagram biplot PCA mengindikasikan bahwa minyak goreng produksi-1tersebar pada daerah kanan bawah diagram pada kuadran I, III, dan IV. Sementara minyak goreng produksi-2 tersebar pada daerah kiri atas pada kuadran I, II, dan III. Dari kedua sampeltersebut, sampel penggorengan ke sembilan memiliki profil bilangan gelombang yang berbeda dengan kelompok sampel lainnya. Hasil penghitungan OLS mengindikasikan bahwa persamaan bilangan asam memiliki koefisien korelasi R 2 sebesar 0,955 dengan nilai P PrF sebesar 0,042 pada taraf kepercayaan 95. Sementara persamaan bilangan peroksida memiliki koefisien korelasi R 2 sebesar 0,963 dengan nilai P PrF sebesar 0,030 pada taraf kepercayaan 95. Hal in i menunjukkan bahwa persamaan tersebut memiliki korelasi antara variabel independen dan dependen yang signifikan . 39

B. SARAN