Pemilihan ide yang berasal dari sesuatu yang dikenal siswa ini akan membantu siswa dalam menuliskan puisi. Guru sebaiknya mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dalam penerapannya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
b. Tahap Penulisan
Pembelajaran menulis puisi pada tahap penulisan terlaksana dengan baik. Siswa berhasil mengembangkan ide menjadi puisi dan kemudian
merevisi puisi tersebut sehingga menjadi puisi yang memenuhi criteria. Produk yang dihasilkan siswa melalui proses pembelajaran itu telah
memenuhi harapan yang menjadi fokus pembelajaran. Pada tahap pertama siswa mengembangkan ide puisinya dengan
melihat kembali catatan yang telah dibuat. Dengan melihat kutipan itu, siswa dapat menentukan kata pertama yang akan ditulis dalam puisinya.
Selanjutnya dengan kreativitasnya sendiri, siswa mengembangkan tulisannya sesuai dengan ide yang telah dikemukakan.
Kegiatan penulisan puisi dengan metode PBL dalam penelitian ini terbukti nyata mengatasi kendala yang dihadapi siswa. Pembelajaran
menulis puisi memerlukan suatu proses latihan yang terus menerus sehingga frekuensi latihan sangat menentukan keberhasilan pengajaran
menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi yang berorientasi pada proses membuat siswa memperoleh pengalaman langsung dari proses menulis
puisi mulai dari menemukan ide, menuliskan puisi dan merevisinya, sampai menjadi puisi yang siap disajikan. Secara psikologis hal itu dapat
menanamkan rasa percaya diri pada siswa dalam menuangkan ide dan perasaannya secara tertulis dengan baik.
Puisi yang telah ditulis siswa merupakan yang masih dalam bentuk darf. Darf puisi tersebut masih perlu direvisi. Siswa membaca dan
mempertimbangkan kembali draf puisinya tersebut. Melalui tahap ini, siswa dapat lebih memperhatikan diksi yang digunakan. Selain itu, siswa juga
memperhatikan kesesuaian makna antarlarik dan kesatuan makna puisi secara keseluruhan. Selain direvisi siswa sendiri, siswa juga melakukan
revisi secara silang. Dengan demikian, terjadi sharing antarsiswa untuk saling memberi masukan terhadap puisi yang ditulis. Pada kegiatan ini
terlihat keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau saran, keterbukaan dalam menerima saran atau pendapat, mampu bersikap kritis
dan bersedia bekerja sama, serta mampu bertanggung jawab terhadap hasil kerjanya. Sebagai kegiatan terakhir, guru juga memberikan balikan
terhadap puisi yang ditulis siswa. Berdasarkan pertimbangan, saran, dan balikan, siswa memperbaiki puisinya dan menulis kembali puisi yang telah
direvisi tersebut. Melalui kegiatan perevisian, siswa memperoleh pengalaman dalam
puisi. Siswa menjadi tahu bahwa menulis merupakan proses yang berulang- ulang. Menulis merupakan suatu proses menuangkan gagasan secara
tertulis ke dalam draf sementara, setelah itu diperbaiki dengan cara diganti,
diubah, ditambah, dikurangi atau disesuaikan sehingga menjadi puisi yang siap disajikan.
c. Tahap Penyajian