c. Penilaian Pembelajaran
Penilaian yang diterapkan pada pembelajaran menulis puisi dengan metode PBI lebih ditekankan pada penilaian proses yang dilakukan
pada saat pembelajaran menulis puisi berlangsung. Meskipun demikian penilaian ini tidak mengabaikan penilaian produk yang dilakukan setelah
proses pembelajaran selesai. Pengamatan terhadap proses pembelajaran ini dilakukan untuk
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa dan kemajuan yang telah dicapai siswa, sekaligus memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa
yang memerlukan agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Sementara itu, penilaian produk dilakukan guru dengan menilai kesesuaian
produk tulisan siswa dengan rambu-rambu analisis hasil yang telah ditetapkan.
Penilaian yang dilakukan guru pada tahap penemuan ide dilakukan dengan cara mengamati, memantau, mengoreksi dan mencatat
kegiatan siswa dalam mendiskusikan unsure dan pola penulisan puisi yang terdapat dalam model-model puisi, kegiatan menulis deskripsi diri dan
menemukan ide yang berasal dari deskripsi diri yang dibuat. Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan tersebut, diketahui
bagaimana keberanian, keaktifan, keseriusan, keantusiasan, ketekunan, kedisiplinan,
kerja sama
dan kreativitassiswa
dalam kegiatan
mendiskusikan model-model puisi, menuliskan deskripsi diri, menentukan ide puisi, dan menyusun daftar kata sesuai dengan judul dan pola puisi yang
dipilih. Selain itu, guru juga dapat menilai produk pembelajaran dengan memperhatikan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat,
memilih pola puisi, menulis deskripsi diri, menentukan ide puisi, dan menyusun daftar kata yang sesuai dengan judul dan pola penulisan puisi
yang dipilih. Guru kemudian dapat memberikan balikan untuk memberikan motivasi dan memberikan penguatan siswa dalam menemukan ide puisi
pada siklus selanjutnya. Pada tahap penulisan, penilaian dilakukan dengan cara
mengamati, memantau, mengoreksi,dan mencatat kegiatan siswapada saat mengembangkan ide menjadi puisi dan merevisi puisi. Pada saat menulis
dan merevisi puisi ini terlihat keberanian, ketekunan, kreativitas, keantusiasan, keseriusan, dan kerja sama siswa dalam memberikan dan
menerima masukan, pendapat untuk bahan pertimbangan dalam merevisi puisi. Berdasarkan hasil catatan tersebut, guru memberikan balikan kepada
siswa sebagai bentuk motivasi dan penguatan agar siswa dapat melakukan kegiatan penulisan dan perevisian dengan sungguh-sungguh.
Pada tahap penyajian, guru dapat mengamati, memantau, mengoreksi dan mencatat kegiatan siswa dalam memberikan ilustrasi
sederhana pada puisi, membacakan puisi, dan memajang puisi dimading kelas. Balikan dari guru dapat dijadikan penghargaan terhadap puisi yang
telah dihasilkan siswa. Penghargaan tersebut mampu memotivasisiswa untuk menghasilkan puisi yang lebih baik lagi. Selain itu, melalui kegiatan
penyajian puisi ini siswa mendapatkan pengalaman baru tentang menulis
puisi. Siswa dapat mewujudkan imajinasinya lewat media gambar atau ilustrasi yang diberikan pada puisi yang ditulisnya. Pengalaman
membacakan puisi di depan kelas juga merupakan hal yang positif untuk menumbuhkan kreativitas dan keberanian untuk mengaktualisasikan diri di
depan orang lain. Selanjutnya, dengan pemajangan dan pemberian penilaian atau tanggapan terhadap puisi yang telah dipajang, siswa belajar untuk
menghargai karya orang lain. Penilaian yang dilakukan guru dalam mengamati proses
pembelajaran menulis puisi pada tahap penemuan ide, penulisan, dan penyajian tiap siklus adalah penilaian proses dan produk pembelajaran.
Penilaian proses dan produk yang dilakukan guru pada siklus I secara otomatis akan berpengaruh pada pemberian tindakan pada siklus II, begitu
seterusnya. Dengan penilaian semacam itu, siswa belajar dalam situasi belajar yang kondusif untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis
puisi. Dengan demikian, pada tahap perevisian ini guru hanya berperan sebagai pengamat, pemantau, mengoreksi, pemberi bimbingan dan arahan
kepada siswa.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah problem Based Instruction
dalam pengajaran menulis puisi pada siswa kelas V SDN Teguhan 2 Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi dapat dilaksanakan dengan baik.
Suatu kegiatan pembelajaran yang direncanakan dengan baik dan terus- menerus ternyata membuahkan hasil yang baik pula. Hal ini terbukti dengan
pelaksanaan pengamatan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Teguhan 2 Kecamatan Paron dengan menggunakan model Problem Based
Instruction Pembelajaran Berbasis Masalah telah penulis laksanakan. Kegitan pembelajaran yang penulis rencakan secara kolaboratif dengan
guru mata pelajaran, menghasilkan tindakan yang dapat diukurdokontrol secara positif. Dampak dari tindakan tersebut, terjadi peningkatan kemampuan menulis
puisi yang berupa proses maupun produk. Dari segi proses, pembelajaran menulis puisi pada tahap penemuan ide dapat meningkatkan 1 motivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa menjadi bersemangat dan aktif mengikuti setiap langkah kegiatan pembelajaran, 2 kreativitas dan
keantusiasan siswa dalam pembelajaran menulis puisi, 3 keantusiasan dan kreativitas siswa dalam menemukan sendiri ide puisi yang bersumber dari
pengamatan. Dari segi produk, penerapan metode observasi pada tahap