20
Gambar 2.3 Diagram Pembatasan Mobil Pribadi dan Pemberian Prioritas Bagi Bus Sumber: Willumsen, 1994
Untuk itu bus kota perlu dikondisikan sedemikian rupa sehingga masyarakat mempunyai keinginan untuk beralih menggunakan moda yang selama
ini dipandang masih kurang baik, dalam segi pelayanan, manajemen, penampilan, maupun kenyamanannya.
2.3.6 Trayek Angkutan Umum
Berdasarkan wilayah pelayanan, angkutan umum terdiri atas angkutan antar kota, angkutan kota, angkutan pedesaan dan angkutan lintas batas negara.
Berdasarkan operasi pelayanannya, angkutan umum dapat dilaksanakan dalam trayek tetap dan teratur serta tidak dalam trayek. Pemberian trayek tetap dan
teratur adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
21
1. Trayek antar kota antar propinsi AKAP dan lintas batas negara,trayek yang wilayah pelayanannya lebih dari satu propinsi.
2. Trayek antar kota dalam propinsi AKDP, trayek yang wilayah pelayanannya melebihi satu wilayah kabupatenkota namun masih dalam satu propinsi.
3. Trayek perkotaan dan pedesaan.
Hubungan antara klasifikasi trayek dan jenis pelayananjenis angkutan dan penentuan jenis angkutan berdasarkan ukuran kota dan trayek dapat dilihat pada
Tabel 2.1 dan 2.2 berikut.
Tabel 2.1 Hubungan antara klassifikasi trayek dan jenis pelayananjenis angkutan
Klasifikasi Trayek
Jenis Pelayanan
Jenis Angkutan Kapasitas
PenumpangHariKender aan
Utama Cabang
Ranking Langsung
Cepat Lambat
Cepat Lambat
Lambat Cepat
Bus besar lantai ganda Bus besar lantai tunggal
Bus sedang Bus besar
Bus sedang Bus kecil
Bus sedang Bus kecil
MPU Bus besar
Bus sedang Bus kecil
1.500-1.800 1.000-1.200
500-600 1.000-1.200
500-600 300-400
500-600 300-400
250-300
1.000-1.200 500-600
300-400
Sumber: Munawar A Dasar-Dasar Teknik Transportasi
Universitas Sumatera Utara
22
Tabel 2.2 Jenis angkutan berdasarkan ukuran kota dan trayek
Ukuran Kota
Klasifikasi Trayek
Kota Raya 1.000.000
Penduduk Kota besar
500.000-1.juta penduduk
Kota sedang 100.000-500.000
penduduk Kota kecil
100.000 penduduk
Utama Cabang
Ranting Langsung
KA BusBesar
SDDD Bus
besarsedang Bus
sedangkecil Bus besar
Bus Besar Bus sedang
Bus kecil Bus besar
Bus besarsedang
Bus sedangkecil
MPU Bus sedang
Bus sedang
Bus kecil MPU
Bus sedang
Sumber: Munawar A Dasar-Dasar Teknik Transportasi
2.3.7 Lajur Khusus Bus
Definisi dari lajur khusus bus kota adalah sebuah lajur terpisah dari lajur lalu lintas lainnya yang dibatasi oleh marka jalan dan dipergunakan hanya untuk
bus kota pada jam-jam sibuk atau bahkan sepanjang hari sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan yang ada.
Tujuan pembuatan lajur khusus bus kota ini adalah supaya bus kota dapat berjalan dengan lancar tanpa terhalang oleh kendaraan lain sehingga waktu
perjalanan bus kota menjadi relatif lebih cepat dari pada sebelumnya, Vuchic, 1981. Pemberian prioritas bagi bus kota relatif tidak memerlukan biaya yang
mahal akan tetapi sangat efektif untuk mengurangi waktu perjalanan bus Buchana, 1994. Beberapa tipe-tipe lajur khusus bus kota, yaitu :
1. With-flow bus lanes atau lajur khusus bus kota yang searah dengan arus lalu lintas normal.
Universitas Sumatera Utara
23
2. Contra-flow bus lanes lajur khusus bus kota yang berlawanan arah dengan arus lalu lintas normal.
Pembuatan lajur khusus bus kota harus didisain sedemikian rupa supaya tidak merugikan pemakai jalan lainnya dan angkutan umum lain yang hendak
menaikkan dan atau menurunkan penumpang. Lebar lajur khusus bus kota adalah 3,5 meter dan pada kondisi perkecilan dapat ditolerir minimum 2,8 meter.
Beberapa ketentuan dari Bina Marga mengenai Lajur Khusus Bus adalah : 1. Lajur khusus bus kota dapat dibuat pada jalan dengan jumlah lajur minimum
tiga. 2. Lajur khusus bus kota hanya dipakai pada jam tersibuk lalu lintas atau saat
“peakhour”. 3. Kendaraan yang boleh melewati lajur khusus bus kota selain bus kota itu
sendiri hanyalah sepeda. 4. Bus kota harus selalu berada dalam lajur khusus kecuali dalam keadaan
darurat yang menyebabkan bus harus keluar dari lajur khusus ini. 5. Karena lajur khusus bus kota ada pada lajur I perlu dibuat peraturan bagi
angkutan umum lainnya yang akan menaikkan atau menurunkan penumpang.
Bus kota mempunyai ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan dengan angkutan umum jenis lainnya, sehingga daya angkut penumpang menjadi lebih
banyak, dengan demikian apabila bus dapat dimaksimalkan penggunaannya akan dapat mengurangi jumlah kendaraan yang berada di jalan raya. Pemaksimalan
pengunaan bus kota hanya dapat terjadi apabila terdapat peralihan moda dari
Universitas Sumatera Utara
24
kendaraan pribadi ke angkutan umum. Supaya penduduk kota mau beralih moda, perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan bus kota.
2.3.8 Prioritas Bus Di Persimpangan Dengan Lampu Lalu Lintas