Hasil Analisis Ilusi Fiskal

Dari kesembilan interpretasi di atas, dapat dijustifikasi bahwa secara parsial hanya dana alokasi umum, dana alokasi khusus yang berpengaruh terhadap belanja daerah kabupatenkota se-Sumatera Utara, sedangkan lain – lain pendapatan yang sah berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap belanja daerah, dan dana bagi basil berpengaruh positif tidak signifikan terhadap belanja daerah. Dengan demikian hipotesis 3 yang menyatakan : Terdapat pengaruh secara parsial dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah kabupatenkota se-Sumatera Utara, diterima dan terbukti kebenarannya dengan taraf signifikansi 5, sedangkan hipotesis 3 yang menyatakan : Terdapat pengaruh secara parsial dana bagi hasil dan lain – lain pendapatan daerah yang sah terhadap belanja daerah kabupatenkota se-Sumatera Utara, ditolak dan tidak terbukti kebenarannya dengan taraf signifikansi 5. Secara parsial dana alokasi umum, dana alokasi khusus, daya pajak dan belanja daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja daerah kabupatenkota se-Sumatera Utara. Dengan demikian hipotesis 4 yang menyatakan : Terdapat pengaruh secara parsial simultan dana alokasi umum, dana alokasi khusus, daya pajak dan belanja daerah terhadap pendapatan asli daerah kabupatenkota se- Sumatera Utara, diterima dan terbukti kebenarannya dengan taraf signifikansi 5.

5.1.5.3. Hasil Analisis Ilusi Fiskal

Deteksi ilusi fiskal dalam penelitian ini dimaktriks seperti terlihat pada kutiban output SPSS berikut ini. Tabel 5.25. Hasil Deteksi Ilusi Fiskal Kinerja Keuangan KabupatenKota se- Provinsi Sumatera Utara. Hipotesis Variabel terikat Variabel Bebas t Sig t hitung Keputusan hitung Kesimpulan 5 Belanja Daerah PDRB t-1 .616 .540 Positif Tidak signifikan Terjadi ilusi fiskal Pajak Daerah t- 1 3.709 .000 Positif Signifikan Tidak terjadi ilusi fiskal HCT t-1 2.615 .011 Positif Signifikan Tidak terjadi ilusi fiskal Dana Alokasi Umum t-1 10.479 .000 Positif Signifikan Tidak terjadi ilusi fiskal Dana Alokasi Khusus t-1 6.006 .000 Positif Signifikan Tidak terjadi ilusi fiskal Dana Bagi Hasil t-1 1.533 .130 Positif Tidak Signifikan Terjadi ilusi fiskal Lain-lain Pendapatan Yang Sah t-1 -1.458 .150 Negatif Tidak Signifikan Terjadi ilusi fiskal Sumber : Lampiran 8 Tabel di atas menginterpretasikan bahwa pajak daerah, HCT, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus berpengaruh positif signifikan terhadap belanja daerah kabupatenkota se-Sumatera Utara. Dana bagi hasil berpengaruh positif tidak signifikan terhadap belanja daerah dan lain – lain pendapatan daerah yang sah berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap belanja daerah kabupatenkota se- Sumatera Utara. Interpretasi ini mengindikasikan terjadinya ilusi fiskal setelah diberlakukannya otonomi daerah. Karena terdapat variabel pendapatan yang memberikan kontribusi positif tidak signifikan dan memiliki pengaruh negatif terhadap pengeluaran pemerintah belanja daerah, yaitu PDRB, dana bagi hasil dan lain – lain pendapatan daerah yang sah. Dengan demikian hipotesis 5 yang menyatakan : Terjadi ilusi fiskal pada kinerja keuangan KabupatenKota se-Sumatera Utara, diterima dan terbukti kebenarannya dengan taraf signifikansi 5.

5.2. Pembahasan

Kinerja dan kemampuan keuangan daerah merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan daerah dalam menjalankan otonomi daerah Halim, 2004. Pada dasarnya pengelolaan keuangan daerah menyangkut tiga bidang analisis yang saling terikat satu sama lain. Ketiga aspek tersebut meliputi Simanjuntak dalam Halim, 2001: 4. Analisis Penerimaan, yaitu analisis mengenai kemampuan pemerintah daerah dalam menggali sumber-sumber pendapatan yang potensial dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan tersebut. 5. Analisis Pengeluaran, yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya-biaya dari suatu pelayanan publik dan faktor-faktor yang menyebabkan biaya tersebut meningkat. 6. Analisis Anggaran, yaitu analisis mengenai hubungan antara pendapatan dan pengeluaran serta kecenderungan yang diproyeksikan untuk masa depan. Hasil analisis pendapatan dan pengeluaran merupakan komponen dalam menganalisis keuangan daerah. Jika pendapatan lebih besar daripada pengeluaran, akan terjadi surplus anggaran dan jika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan akan terjadi defisit anggaran. Dalam hal ini perlu diperhatikan bagaimana kondisi keuangan yang ada pada tahun sekarang dan kecendurangannya pada tahun-tahun mendatang, sehingga pola surplus dan defisit anggaran dapat diprediksikan. Dilihat dari sisi pendapatan, keuangan daerah yang berhasil adalah keuangan daerah yang mampu meningkatkan penerimaan daerah secara berkesinambungan