2.7.2. Gangguan perkembangan telinga dalam
Secara klinis gangguan perkembangan telinga dalam dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Gangguan perkembangan pada labirin tulang dan labirin membran 2. Gangguan perkembangan pada labirin membran.
Abnormalitas dari telinga bagian dalam dapat disebabkan oleh perkembangan yang terhambat ataupun perkembangan yang
menyimpang dimana faktor-faktor yang terlibat dan dapat menimbulkan hal ini sangat bervariasi berupa faktor genetik, maupun faktor teratogenik
Gambaran histopatologis yang sering dijumpai pada tuli kongenital adalah kohleasakular displasia yang diakibatkan oleh terhambatnya
perkembangan bagian kaudal dari otocyst, sehingga sebagian atau seluruh bagian dari organ korti tidak terbentuk, yang pertama kali
digambarkan oleh Scheibe pada tahun 1892. Saluran kohlea dan sakulus mengalami kolaps, dan stria vaskularis mengalami degenerasi sedangkan
utrikulus dan kanalis semisirkularis normal Wareing, Lalwani Jackler 2006.
Gangguan perkembangan pada labirin tulang dan labirin membran kebanyakan disebabkan oleh perkembangan yang terhambat pada
minggu ke-4 dan minggu ke-8 pada masa gestasi. Labirin aplasia menyeluruh Michel malformation merupakan abnormalitas yang sangat
berat dan sangat jarang terjadi dimana diduga akibat dari kegagalan otocyst untuk berkembang. Kohlea aplasia, hipoplasia, dan pemisahan
saluran kohlea cochlear duct yang tidak sempurna merupakan kelainan- kelainan atau abnormalitas akibat dari perkembangan kohlea yang
terhambat pada minggu ke-5, 6, dan 7 pada masa gestasi. Displasia dari kanalis semisirkularis disebabkan oleh kegagalan penyatuan epitel sentral
dimana kanalis semisirkularis lateral yang paling sering terkena dimana hal ini disebabkan karena kanalis semisirkularis lateral merupakan yang
terakhir berkembang Wareing, Lalwani Jackler 2006. Wareing, Lalwani Jackler
2006.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Perkembangan Embriologi Telinga 2006
Wareing, Lalwani Jackler Umur
Fetus minggu
Telinga Luar Telinga Tengah
Telinga Dalam
3 Otic placode dan
Ganglia vestibulokohlear
terbentuk.
4 Liang telinga luar
mulai berkembang
Tubotympanic recess terlihat
Otocyst terbentuk
5 Hillocks mulai
terlihat. Tulang-tulang
pendengaran mulai berkondensasi
pada mesenkim. Otocyst mulai terbagi
menjadi vestibular and kohlear.
Kanalis semisirkularis mulai terbentuk;
Ganglia vestbulokohlearis
mulai terpisah
6 Semua hillocks
menjadi terpisah. Malleus dan Inkus
mulai terlihat. Kanalis semisirkularis
superior terbentuk sempurna. Utrikulus
dan sakulus terbentuk; Saluran
kohlea mulai terbentuk.
7 Makula terbentuk;
Epitel sensoris pada kohlea mulai
terbentuk
8 Daun telinga
mulai terlihat sebagai bentuk
dewasa Sendi
Inkudomaleolar dan inkudostapedial
terbentuk. Duktus reuniens
mulai terlihat; Kohlea membentuk 1½
putaran; Krista vaskularis terbentuk.
Otic capsules terbentuk.
9 Membrana timpani
membentuk 3 lapisan.
Serabut saraf memasuki epitel
sensoris ; oval window terbentuk
Universitas Sumatera Utara
10 Stapes berbentuk
sanggurdi; Saraf fasialis memasuki
telinga tengah. Kohlea membentuk
2
1 2
putaran
11 Sel rambut hair
cells terbentuk di kohlea.
12 Cincin timpani mulai
mengalami penulangan.
Membran otokonial mulai terbentuk;
Saluran kohlea mulai membentuk triangular
16 Malleus, inkus, and
stapes mulai mengalami
penulangan. Penulangan pada otic
capsule
18 Daun telinga
menjadi bentuk dewasa.
20 Meatal plug
mulai terpisah. Kavum timpani
mulai terbuka. Kohlea mencapai
panjang yang penuh; Labirin bagian
membran mencapai ukuran dewasa
22 Antrum mulai
berkembang. Duktus kohlearis
mulai sempurna. 23
Proses penulangan Otic capsule telah
selesai.
24 Ruang perilimfatik
telah selesai 26
Saraf fasialis membentuk
belokan kedua.
28 Liang telinga
luar terbuka sempurna
30 Malleus dan inkus
mulai proses penulangan
34 Tulang
pendengaran mengambil tempat
pada telinga tengah.
Mastoid air cells mulai berkembang
Universitas Sumatera Utara
2.8. Anatomi Telinga 2.8.1. Anatomi telinga dalam