Tabel 4.23. Hasil Uji Parsial Hipotesis Kedua
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Model
B Std. Error
Beta t
Sig.
Constant 7.256
2.188 3.316
.002 1
Pendidikan dan Pelatihan .509
.093 .654
5.466 .000
a. Dependent Varabel: Kemampuan Intelektual
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.23 di atas diperoleh hasil bahwa nilai t
hitung
untuk variabel pendidikan dan pelatihan 5,466 lebih besar dibandingkan t
tabel
2,021 atau nilai sig t untuk variabel pendidikan dan pelatihan 0,000 yang lebih kecil dari
α 0,025. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka hasil uji parsial menolak H0 dan
menerima H1. Artinya variabel pendidikan dan pelatihan X secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kemampuan guru Y di SMA Al-Azhar Medan.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1. Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis Pertama
4.2.1.1. Uji analisis regresi berganda Pengujian hipotesis pertama menyatakan bahwa faktor-faktor rekrutmen yang
terdiri dari kemampuan intelektual X1, kemampuan fisik X2, kepribadian X3, motivasi X4 dan komitmen X5 berpengaruh terhadap kinerja guru di SMA Al-
Azhar Medan. Dalam hal ini, faktor-faktor rekrutmen tersebut berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Al-Azhar. Dengan kata lain semakin tinggi dan semakin baik
Universitas Sumatera Utara
faktor-faktor rekrutmen yang terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan fisik, kepribadian, motivasi dan komitmen maka akan semakin baik pula tingkat
kinerja guru SMA Al-Azhar Medan. Berdasarkan uji analisis berganda, maka diperoleh persamaan regresi linear
berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = -2,649 +0,319X1 + 0,438X2 + 0,452X3 -0,318X4 + 0,199X5 + e
Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa faktor rekrutmen yang terdiri dari kemampuan intelektual X1 kemampuan fisik X2, kepribadian X3, dan
komitmen X5 memiliki tingkat yang baik untuk mempengaruhi kinerja guru karena memiliki koefisien regresi positif yang membuktikan kontribusinya terhadap kinerja
guru di SMA A-Azhar Medan. Sedangkan variabel motivasi X4 mempunyai nilai koefisien negatif yang berarti variabel motivasi berpengaruh secara negatif atau tidak
berpengaruh terhadap kinerja guru di SMA Al-Azhar Medan. Dari persamaan tersebut dapat pula kita lihat bahwa angka konstanta bernilai negatif yakni – 2,649,
ini berarti jika variabel kemampuan intelektual X1, kemampuan fisik X2, kepribadian X3, motivasi X4 dan komitmen X5 bernilai 0 nol, maka kinerja
Y akan berkurang senilai 2,649. 4.2.1.2. Koefisien determinasi R
2
Berdasarkan Tabel model summary diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,682, hal ini menunjukkan bahwa.68,2 kemampuan variabel bebas faktor-
faktor rekrutmen yang terdiri dari kemampuan intelektual X1, kemampuan fisik X2, kepribadian X3, motivasi X4 dan komitmen X5 menjelaskan pengaruhnya
Universitas Sumatera Utara
terhadap variabel kinerja guru Y di SMA Al-Azhar Medan. Sedangkan 31,8 merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak dijelaskan oleh model
penelitian. Jadi dari angka tersebut dapat dilihat bahwa variabel bebas, yang terdiri dari
kemampuan intelektual, kemampuan fisik, kepribadian, motivasi dan komitmen, sangat besar kemampuannya dalam memberi penjelasan tentang pengaruhnya
terhadap kinerja. Sedangkan variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini, yang tentu saja dapat mempengaruhi kinerja guru di SMA Al-Azhar
Medan, antara lain kepemimpinan, kompensasi, komunikasi dan lain-lain, 4.2.1.3. Uji serempak uji F
Berdasarkan Tabel anova, diperoleh F
hitung
15,475. Dengan menggunakan confidance interval CI 95
α
= 0,05 maka Tabel distribusi F diperoleh 2,48 Dengan demikian F
hitung
15,475. f tabel 2,48 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara serempak faktor rekrutmen yang terdiri dari kemampuan intelektual
X1, kemampuan fisik X2, kepribadian X3, motivasi X4 dan komitmen X5, berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di SMA Al-Azhar Medan Y.
Pada Tabel 4.3 di atas terlihat nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, hal ini berarti variabel faktor rekrutmen yang terdiri dari kemampuan
intelektual, kemampuan fisik, kepribadian, motivasi dan komitmen menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di SMA Al-Azhar Medan.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berarti, secara serempak diperoleh hasil bahwa faktor-faktor rekrutmen yang terdiri dari kemampuan intelektual, kemampuan fisik, kepribadian, motivasi dan
komitmen memberi pengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SMA Al- Azhar Medan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Dr. Sopiah, MM, M.Pd
2008 yang mengatakan bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh ability kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk kompetensi. Individu yang mempunyai
kemampuan kompeten memiliki pengetahuan dan keahlian yang akan berpengaruh terhadap kinerjanya.
4.2.1.4. Uji parsial uji t Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independent secara individual parsial terhadap variabel dependent. Dengan tingkat kepercayaan confidence interval
α2 = 0,025. Pada α = 0,025 diperoleh t
tabel
= 2,028. Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima bila t
hitung
t
tabel
pada α = 2,5 = 0,025
H1 diterima bila t
hitung
t
tabel
pada α = 2,5 = 0,025
Berdasarkan Tabel hasil uji parsial diperoleh nilai variabel sebagai berikut: 1.
Nilai t
hitung
untuk variabel kemampuan intelektual 2,542 lebih besar dari nilai t
tabel
2,028, berdasarkan kriteria maka keputusannya adalah menolak H0 dan menerima H1. Hal ini berarti variabel kemampuan intelektual secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja guru Y di SMA Al-Azhar Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai t
hitung
untuk variabel kemampuan fisik 2,391 lebih besar dari nilai t
tabel
2,028, berdasarkan kriteria tersebut maka keputusannya adalah menolak H0 dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel kemampuan fisik secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Y guru di SMA Al-Azhar Medan. 3.
Nilai t
hitung
untuk variabel kepribadian 2,919 lebih besar dari nilai t
tabel
2,028, berdasarkan kriteria tersebut maka keputusannya adalah menolak H0 dan menerima H1. Hal ini berarti variabel kepribadian secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru Y di SMA Al-Azhar Medan. 4. Nilai t
hitung
untuk variabel motivasi -2,169 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t
tabel
2,028, berdasarkan kriteria tersebut maka keputusannya adalah menerima H0 dan menolak H1. Hal ini berarti variabel motivasi secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Y di SMA Al-Azhar. 5. Nilai t
hitung
untuk variabel komitmen 1,418 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t
tabel
2,028, berdasarkan kriteria tersebut maka keputusannya adalah menerima H0 menolak H1. Hal ini berarti variabel komitmen secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru Y di SMA Al-Azhar Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa variabel yang mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap peningkatan kinerja guru SMA Al-Azhar Medan adalah variabel kemampuan intelektual X1, kemampuan fisik X2, kepribadian
X3 karena variabel tersebut memiliki nilai t
hitung
t
tabel
. Berdasarkan uji parsial diketahui bahwa variabel faktor rekrutmen yakni
kepribadian yang memberi pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja guru di
Universitas Sumatera Utara
SMA Al-Azhar Medan dengan tingkat signifikansi 0,006. Hal ini sejalan dengan pendapat Zakiah Darajat dalam Syah 2000 yang menyatakan bahwa kepribadian
adalah yang akan menentukan kinerja. Jadi kepribadian seorang guru akan menentukan kinerjanya, apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi
anak didiknya, ataukah tidak. Karakteristik kepribadian berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar guru-guru di SMA Al-Azhar telah memiliki tanggung jawab, ketekunan, kedisiplinan, respon terhadap situasi, suka bergaul, koperatif dan
komunikatif yang sangat baik. Hal ini penting karena akan berpengaruh terhadap sikap guru dalam menghadapi siswa-siswi di kelas. Kepribadian yang baik yang
dimiliki seorang guru akan membentuk kepribadian yang baik pula bagi siswa-siswi peserta didik.
Pendapat lain yang mendukung adalah pendapat dari Kreitner dan Kinicky, dalam Komang 2008 bahwa kepribadian merupakan gabungan ciri fisik dan mental
yang bersifat tetap yag memberi identitas pada seseorangindividu, yang berkorelasi positif dengan prestasi kerja pegawai . Sikap pribadi yang stabil sangat penting
dimiliki oleh seorang guru, supaya dapat membentuk kestabilan pribadi peserta didik yang diasuhnya. Guru adalah orng yang digugu, ditiru, maka menjadi wajib bagi
seorang guru untuk menjadi pribadi yang baik dan selalu memperbaiki diri. Pembentukan kepribadian yang semakin baik akan memberi pengaruh yang besar
terhadap peningkatan kinerja guru, khususnya di SMA Al-Azzhar Medan.
Universitas Sumatera Utara
Oleh sebab itu jelaslah bahwa faktor kepribadian merupakan salah faktor rekrutmen yang sangat mempengaruhi dalam membentuk kinerja guru. Jadi, dalam
hal ini Perguruan Al-Azhar, khususnya SMA tidak boleh mengabaikan faktor kepribadian bagi calon guru yang akan melamar.
Berikutnya variabel yang dominan kedua adalah kemampuan intelektual, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,015. Sesuai dengan pendapat Keith Davis dalam
Mangkunegara 2000 menyatakan bahwa secara psikologis, kemampuan ability terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge skill,
artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan
lebih mudah mencapai kinerja maksimal. Selain itu , Robbins 2001 menyatakan bahwa kemampuan adalah suatu
kapasitas yang dimiliki seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas suatu pekerjaan.Kemampuan dibedakan atas: Kemampuan intelektual intelectual ability
yaitu kemampuan melakukan aktivitas atau kegiatan mental. Kemampuan fisik physical ability yaitu kemampuan untuk melakukan aktivitas atau tugas-tugas yang
menuntut daya stamina, kecekatan dan ketrampilan. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa kemampuan intelektual guru sangat
berpengaruh terhadap kinerja guru, khususnya di SMA Al-Azhar Medan dikarenakan secara mendasar seorang guru selayaknya adalah seorang yang mempunyai
kemampuan intelektual untuk mengerjakan tugas-tugas dengan baik, cepat menyerap ilmu pengetahuan, mempunyai kemampuan penalaran yang baik dan tepat terhadap
Universitas Sumatera Utara
sesuatu masalah, baik penalaran secara induktif maupun secara deduktif. Sehingga kebutuhan siswa-siswi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan secara luas dan
terperinci, dapat terpenuhi. Kemampuan intelektual yang baik bagi seorang guru merupakan faktor yang
paling penting, karena tugas seorang guru itu diantaranya yang utama adalah mampu memberikan pemahaman yang baik kepada peserta didiknya tentang hal apa saja yang
terkait dengan ilmu pengetahuan, khususnya dengan mata pelajaran yang diasuhnya. Jadi, bagaimana mungkin seorang guru dapat memberi pemahaman yang baik
tersebut apabila kemampuan intelektualnya kurang. Memiliki kemampuan intelektual yang tinggi akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja guru itu sendiri
dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, dalam merekrut calon guru, pihak perguruan khususnya SMA Al-Azhar harus memperhatikan dengan baik faktor
kemampuan intelektual yang dimiliki oleh seorang calon guru, karena akan sangat berpengaruh terhadap kinerja guru tersebut di masa yang akan datang.
Variabel yang ketiga dominan mempengaruhi kinerja guru dari penelitian ini adalah kemampuan fisik, dengan tingkat signifikansi 0,022. Kemampuan fisik juga
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja guru di SMA AL- Azhar Medan. Seorang guru haruslah mempunyai stamina, kecekatan , ketrampilan,
kekuatan dinamis dan keseimbangan fisik untuk mempengaruhi kinerjanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins 2001 yang menyatakan bahwa kemampuan fisik
mempengaruhi kinerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dijalankan. Ada 9 sembilan kemampuan fisik dasar yang porsinya berbeda-beda dimiliki oleh tiap-tiap
Universitas Sumatera Utara
individu. Tentu saja porsi yang dituntut oleh tiap jenis pekerjaan juga berbeda-beda. Kemampuan fisik dasar tersebut adalah: kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan
statis, kekuatan, keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan dan stamina.
Seorang guru yang berkinerja baik harus didukung dengan fisik guru yang sehat dan dinamis. Kemampuan fisik yang baik akan memberikan pengaruh yang
baik pula kepada siswa-siswi yang akan dihadapi. Siswa-siswi biasanya akan lebih bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar jika melihat guru nya juga
bersemangat tinggi untuk memberikan pelajaran, semangat tinggi itu akan terwujud dari kemampuan fisik yang prima.
Pepatah mengatakan “men sana in corpore sano“ yang artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Pepatah ini sangat erat kaitannya dengan
pentingnya seorang guru memiliki kemampuan fisik yang prima, sehat raganya, karena dengan demikian keadaan psikis guru juga baik, sehingga dapat berpikir
jernih, dapat mengambil keputusan yang tepat, dapat menghasilkan kerja yang berkualitas, dan pada akhirnya dapat menunjukkan kinerja yang baik dalam
menjalankan tugasnya. Bagaimana mungkin seorang guru dapat melakukan tugasnya dengan baik jika keadaan fisiknya tidak baik, tidak sehat? Oleh karena itu
kemampuan fisik adalah merupakan faktor rekrutmen yang juga menjadi penting untuk terus diperhatikan bagi perguruan Al-Azhar, khususnya SMA Al-Azhar
sebelum menerima calon guru agar dapat memperoleh guru yang mempunyai kinerja baik.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu, dari hasil penelitian ini variabel motivasi dan komitmen menjadi variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hal ini berarti
walaupun tingkat motivasi dan komitmen guru rendah mungkin saja kinerjanya masih tetap tinggi. Atau sebaliknya motivasi dan komitmen tinggi, namun kinerja justru
rendah. Itu dapat saja terjadi apabila seseorang itu mengetahui tidak ada sesuatu hal
lain yang dapat dia peroleh apabila dia meningkatkan motivasinya. Hal ini sejalan dengan teori Robbins 2000 yang menyatakan bahwa motivasi adalah kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan
individual. Menurut Nawawi 2008 kata motivasi motivation kata dasarnya adalah motif
motive yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat
intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut
bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala
elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa sebagian guru memang tidak menunjukkan motivasi yang tinggi dalam menjalankan tugas. Hal ini dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
guru-guru tersebut hanya menjalankan tugas sebagai suatu kewajiban saja, guru-guru tersebut memang melakukan pekerjaan namun hasil kerjanya kurang maksimal.
Motivasi juga perlu penguatan, agar seseorang dapat berupaya meningkatkannya. Jika seseorang dalam menjalankan tugasnya tidak diberikan penguatan pada motivasinya,
maka dia tentu tidak akan berupaya untuk meningkatkan motivasinya. Penguatan itu dapat berupa insentif, bonus, penghargaan dan lain-lain.
Sejalan dengan pendapat di atas, Teori dari Vroom tentang cognitive theory of motivation juga menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang
ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan.
Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh:
a. Ekspektasi harapan keberhasilan pada suatu tugas