2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.9.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Menurut Ghozali 2002 bahwa „jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal“. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF, jika nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 5 berarti terdapat
multikolinearitas. Multikolinearitas Mason, 1999 terjadi jika variabel-variabel bebas saling
berkorelasi. Untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas,maka digunakan uji multikolinearitas. Seandainya terdapat
korelasi, berarti terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik tidak terdapat korelasi diantara variabel bebas. Bilamana terdapat korelasi yang tinggi
berarti terjadi multikolinearitas.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
variance dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Universitas Sumatera Utara
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali,
2006. Dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian
4. 1.1.1. Sejarah singkat berdirinya Yayasan Hajjah Rachmah Nasution Perguruan Al-Azhar Medan
Perguruan Al-Azhar sebagai salah satu upaya Yayasan Hajjah Rachmah
Nasution dalam mewujudkan visi dan misinya dalam bidang social, pendidikan dan keagamaan. Pendirian Yayasan Hajjah Rachmah Nasution tidak terlepas dari rasa
syukur keluarga besar H. Abdul Manan Muis atas keberhasilan operasi jantung open heart ibu Hajjah Rachmah Nasution. Sebagai wujud rasa syukur itu, keluarga
berminat mendirikan mesjid yang diberi nama Ar-Rahman yang berlokasi di tanah keluarga jalan Pintu Air IV Kwala Bekala, Padang Bulan Medan. Dari cikal bakal
inilah, Yayasan Hajjah Rachmah Nasution kemudian mendirikan Perguruan dan Universitas Al-Azhar Medan.
Yayasan Hajjah Rachmah Nasution didirikan tanggal 24 Agustus 1983 dengan Akte Notaris Raskami Sembiring SH No. 39 tanggal 24 Januari 1983 dan diubah
dengan Akte Notaris Raskami Sembiring SH No.17 tanggal 18 November 1997 lalu diubah kembali dengan Akte Notaris Adi Pinem SH tanggal 22 Juli 2001. Perguruan
Al-Azhar didirikan tanggal 16 Juli 1983 yang ditandai dengan pembukaan Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP dilokasi yang sekarang ini.
Tujuan utama pendirian Perguruan Al-Azhar Medan sebagai wadah untuk
Universitas Sumatera Utara