3.4.5 Pemeliharaan Kultur Kalus Pada Media MS
Eksplan yang ditanam di dalam botol kultur diletakkan pada rak pemeliharaan dengan kondisi ruangan yang steril, dengan suhu ruangan 23
o
C dan intensitas cahaya yang digunakan adalah dengan penyinaran lampu neon 500 lux. Botol-botol yang berisi
eksplan diatur jaraknya antara botol yang satu dengan botol yang lainnya sehingga mempermudah dalam perolehan sinar dan mempermudah dalam pengamatan. Setiap
kali pengamatan sebaiknya tangan dan area disekitar tempat botol disterilkan dengan alkohol 70.
Gambar 3.4.5 Pemeliharaan Kalus Pada Media MS di Ruang Kultur
3.4.6 Pembuatan Reagen Coomassie Briliant Blue G 250
Reagen yang digunakan adalah Coomassie Briliant Blue G 250 dibuat dengan cara ditimbang sebanyak 100 mg Coomassie Briliant Blue G 250 dilarutkan dalam 50 ml
etanol 95, larutan ini kemudian dicampur dengan 100 ml asam fosfat 85 dan diencerkan hingga 1 L dengan menambahkan akuades. Reagen kemudian disaring
dengan kertas Whatman No.1 dan disimpan pada suhu kamar.
Universitas Sumatera Utara
3.4.7 Pembuatan Kurva Standar Bovine Serum Albumin
Larutan BSA dibuat dengan konsentrasi 0; 3; 6; 9; 12 dan 15 μgml dengan cara
ditimbang sebanyak 0,1 g BSA lalu dilarutkan ke dalam 100 ml akuades. Lalu larutan BSA di masukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan Coomassie Briliant Blue
G 250 hingga volume total mencapai 5 ml. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 595 nm. Persamaan garis regresi kurva
standar larutan protein ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + bX
Dimana : a = intersep
a = Y- bX n
∑XY – ∑X∑Y b = slope koefisien regresi b =
n ∑X
2
– ∑Y
2
3.4.8 Ekstraksi Kalus
Kalus dari setiap perlakuan yang telah diperoleh, diambil sebanyak 200 mg dalam 2 kali pengambilan duplo, kemudian kalus gerus dengan menggunakan Nitrogen cair
dan dihomogenasikan dengan 2 mL larutan buffer Tris-HCl 0,05 M pada pH 8 dan suhu 0
o
C dan 0,15 Triton X 100, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 20 menit dengan suhu 0
o
C. Supernatan yang terbentuk diambil untuk analisis selanjutnya.
3.4.9 Determinasi Protein