Tabel II. Formula Gel Ekstrak Pegagan Komposisi
F1 F2
F3 F4
F5
Ekstrak pegagan 1
1 1
1 1
HPMC 1,50
1,75 2,00
2,25 2,50
Metilparaben 0,18
0,18 0,18
0,18 0,18
Propilen glikol 15,50
15,25 15,00
14,75 14,50
Aquadest ad. gram 200
200 200
200 200
Jumlah ekstrak yang ditambahkan mengacu pada penelitian Rismana 2010 yang menyebutkan bahwa gel ekstrak pegagan dengan kandungan ekstrak
pegagan 0,5 menyembuhkan luka bakar setelah 22 hari. Dengan asumsi bahwa ekstrak yang digunakan dalam penelitian tersebut memenuhi kadar asiatikosida
yang dibutuhkan untuk menyembuhkan luka bakar, maka penulis menaikkan prosentase ekstrak yang ditambahkan dalam formula, sehingga ekstrak yang
ditambahkan sebesar 1.
4. Pembuatan Gel
Gel diformulasikan sesuai komposisi pada Tabel II, ditimbang masing- masing bahan. Aquadest yang dipakai pada tiap formula dipanaskan hingga suhu
90
o
C. HPMC didispersikan aquadest panas tersebut dan didiamkan selama satu malam hingga mengembang. Seluruh propilen glikol dalam satu formula
digunakan untuk melarutkan seluruh ekstrak. Campuran propilen glikol dan ekstrak divortex kemudian disentrifugasi pada kecepatan 8 RPM selama 20 menit.
Metilparaben dicampur dalam supernatan yang dihasilkan dari proses sentrifugasi. Campuran tersebut dimasukkan dalam HPMC yang sudah mengembang dan
diaduk sampai homogen. Gel ekstrak pegagan dikemas dalam wadah kaca yang tertutup rapat dan diberi label. Gel didiamkan selama 48 jam pada suhu kamar
untuk menstabilkan sediaannya.
5. Uji sifat fisik gel ekstrak pegagan
Uji sifat fisik gel antara lain pemeriksaan organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar. Uji sifat fisik dilakukan setelah 48 jam pendiaman. Data yang
dihasilkan dari uji sifat fisik ini dinyatakan sebagai data Siklus 0. a.
Uji Organoleptis Pengamatan secara organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau gel.
Ketiga hal tersebut diamati secara visual. Pengujian ini dilakukan pada 48 jam setelah formulasi gel dan pada setiap siklus pada cycling test.
b. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan menggunakan kertas pH universal. Selembar kertas pH universal dicelupkan ke dalam masing
– masing gel ekstrak pegagan. pH dibaca dengan membandingkan perubahan warna dengan standar pada
kemasan kertas pH dan dicatat. Pengujian pH dilakukan pada 48 jam setelah formulasi dilakukan, dan juga pada setiap siklus pada cycling test.
c. Uji Daya Sebar
Gel ekstrak pegagan ditimbang seberat 1,0 gram. Kemudan diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Kaca bulat lain dan pemberat dengan berat total 125
gram diletakkan diatas gel dan didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya. Pengujian daya sebar dilakukan pada 48 jam setelah
formulasi dilakukan, dan juga pada setiap siklus cycling test.
d. Uji Viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Rheosys Merlin II. Sejumlah gel ekstrak pegagan diletakkan pada plate secukupnya kemudian cone dipasang
untuk mengidentifikasi. Sistem diatur pada kriteria sesuai dengan Tabel III dan dijalankan sesuai waktu yang ditentukan:
Tabel III. Tabel Pengaturan pada Rheosys Merlin II Pengaturan
Kriteria
Measuring system Cone Plate
530mm Nomor system
6 Speed pre-sheer
0,1 RPM Time pre-sheer
200 RPM Equilibrium pre-sheer
30 sec Temperatur
25
o
C Start speed
0,1 RPM End speed
1000 RPM Number steps
11 steps Delay time
90 sec Integration time
10 sec Zero shear time
10 sec Direction
Up
Viskositas gel diketahui dari hasil yang tertera pada software Rheosys micra dinyatakan dalam satuan Pa.s. Pengukuran viskositas dilakukan pada 48
jam setelah formulasi dilakukan, dan juga pada setiap siklus pada cycling test.
6. Uji stabilitas gel ekstrak pegagan cycling test