Dapat dikatakan tercapai jika siswa mampu mendapatkan nilai 70 pada kegiatan menentukan sifat-sifat bangun ruang kubus,
menggambar sesuai dengan aturan yang ada, dan menjawab soal lisan dengnan benar. Dapat dikatakan tidak tercapai jika siswa
mendapatkan nilai 70 pada kegiatan menentukan sifat-sifat bangun ruang kubus, menggambar tidak sesuai dengan aturan yang
ada, dan salah dalam menjawab soal lisan.
e. Fase Integrasi
Tabel 3.12 Lembar Tes Fase Integrasi
Kegiatan Soal atau perintah
Evaluasi Jawablah pertanyaan di bawah ini
Merangkum
Dari materi yang sudah kita pelajari coba sekarang kalian membuat rangkuman dengan bahasa kalian
sendiri dalam buku tulis
Refleksi
Jawablah soal yang terdapat pada setiap kolom
Dari fase orientasi bebas ini peneliti menggunakan kategori
penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”.
Dapat dikatakan tercapai jika siswa mampu mendapatkan nilai 70 pada kegiatan menentukan sifat-sifat bangun ruang kubus,
menggambar sesuai dengan aturan yang ada, dan menjawab soal lisan dengan benar. Dapat dikatakan tidak tercapai jika siswa
mendapatkan nilai 70 pada kegiatan menentukan sifat-sifat bangun ruang kubus, menggambar tidak sesuai dengan aturan yang
ada, dan salah dalam menjawab soal lisan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, angket, dan tes. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing teknik
pengumpulan data tersebut. 3.6.1
Observasi
Creswell dalam Sugiyono, 2015: 214 menyatakan bahwa observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan
pertama dengan mengamati orang, atau proses kerja suatu produk di tempat pada saat dilakukan penelitian. Observasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah observasi tidak terstruktur. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sintesis
tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya merupakan rambu-rambu pengamatan Sugiyono, 2011:
312.
3.6.2 Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab Sugiyono, 2011: 192. 3.6.3
Tes
Tes merupakan pengukuran yang objektif dan standar. Cronbach dalam Sugiyono, 2015: 208 menyatakan bahwa tes merupakan prosedur
yang sistematis guna mengobservasi dan memberi deskripsi sejumlah
atau lebih ciri seseorang dengan bantuan skala numerik atau suatu
sistem kategoris.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik ini dilakukan dengan mengolah data yang
sudah terkumpul dari responden. Data yang telah diperoleh peneliti dianalisis
secara kualitatif dan kuantitatif. 3.7.1
Data Kualitatif
Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan berupa komentar terhadap angket yang disebarkan. Adapun komentar
tersebut diperoleh dari komentar validator yang akan memberikan masukan terhadap kelayakan modul pembelajaran yang sudah
dirancang oleh peneliti. Jumlah item pada angket tersebut adalah 10 item.
3.7.2 Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang digunakan oleh peneliti berupa perhitungan data hasil dari validasi dari 1 dosen ahli dan 1 guru kelas terhadap
produk yang dikembangkan. Adapun tabel kriteria penilaian produk pengembangan yang digunakan menurut Widoyoko 2012: 144 adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.13 Konverensi Data Kualitatif ke Kuantitatif
Interval Tingkat Pencapaian Kualifikasi
3,25M4,00 Sangat Baik
2,50M3,25 Baik
1,75M2,50 Kurang Baik
0,00M1,75 Tidak Baik
Penghitungan hasil validasi produk dilakukan dengan cara skor tiap item pada lembar validasi produk dijumlahkan lalu dirata-rata. Skor rata-rata
selanjutnya disesuaikan dengan interval pada tabel kriteria penilaian produk untuk menentukan revisi atau tidak terhadap produk yang dikembangkan.
3.8 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan April
Mei Juli
Agust Sept
Okto Nov
Des Jan
feb
1. Observasi
1. Pembuatan angket pra-
penelitian 2.
Penyebaran angket pra- penelitian
3. Penyusunan proposal
4. Penyusunan produk
5. Ujicoba produk dan
6. Pengolahan data
7 Penyusunan laporan
8 Ujian skripsi dan revisi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisikan uraian tentang: hasil penelitian yang terdiri dari: 1 penjelasan proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri dan
2 deskripsi kualitas prototipe perangkat pembelajaran model van Hiele dapat membantu siswa kelas IV memahami konsep bangun ruang sederhana serta
pembahasan. 4.1
Hasil Penelitian
Hasil penelitian pengembangan ini dilakukan oleh peneliti sesuai dengan prosedur pengembangan Sugiyono, yang telah dimodifikasi
sehingga penelitian ini hanya sampai uji coba terbatas. 4.1.1
Penjelasan Proses Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun Ruang Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele
untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar 4.1.1.1
Potensi dan Masalah Potensi yang peneliti lihat adalah tentang pembelajaran geometri
bangun ruang sederhana di SDN Sendangadi 2 kelas IV. Konsep geometri bangun ruang sederhana dapat membantu siswa mengembangkan
kemampuan matematis-logis dan ruang-visual. Siswa yang memahami konsep geometri dengan benar maka mereka akan dengan mudah
menunjukkan suatu kemahiran dan ketrampilan dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemuinya dalam kehidupan terutama yang
berkaitan dengan penggunaan bilangan, logika, abstraksi, kategorisasi, perhitungan, mengenal bentuk ataupun benda secara tepat dan memiliki
kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang. Maka dari itu konsep geometri ini sangat penting untuk dipelajari.
Masalah yang peneliti lihat pada waktu Probaling peneliti melakukan
observasi di SDN Sendangadi 2 kelas V pada tanggal 14 April 2015 dan 16 April 2015. Peneliti melihat jika siswa mengalami kesulitan memahami
konsep bangun ruang sederhana sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok serta jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok. Adapun rekapitulasi
hasil observasinya pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran di SDN Sendangadi 2
No Aspek yang Diamati
14 April 2015 Balok dan Kubus
16 April 2015 Jaring-jaring balok
dan kubus Deskripsi Hasil Kegiatan
1 Penggunaan
media dalam pembelajaran
Media bangun ruang kubus dan balok dari plastik
Tidak menggunakan
media 2
Penerapan metode pembelajaran tertentu
untuk membantu
siswa dalam
memahami materi Ceramah dan observasi
Ceramah dan diskusi
3 Penerapan model
pembelajaran tertentu untuk
membantu siswa
dalam memahami materi
Kooperatif namun belum begitu nampak
Kooperatif namun belum begitu nampak
4 Kesulitan yang sering
muncul pada siswa Siswa
kesulitan untuk
mamahami sifat-sifat
bangun ruang,
siswa kesulitan
untuk menggambar
dan membedakan
bangun antara ruang kubus dan
balok. Siswa kesulitan untuk
menggambar jaring-
jaring serta membedakan antara
jaring-jaring kubus dan balok.
Data di atas menunjukan bahwa dari dua kali observasi peneliti melihat pembelajaran di kelas kurang kondusif dan kegiatan pembelajaran kurang
bervariatif, untuk media yang digunakan hanya bangun ruang dari plastik, metode yang digunakan di dominasi oleh metode ceramah, dan model
pembelajaran dari dua kali pertemuan adalah kooperatif namun belum begitu nampak. Pembelajaran yang kurang bervariatif membuat siswa
kurang tertarik atau kurang berminat untuk belajar, selain itu dapat diketahui bahwa dari dua kali observasi peneliti melihat siswa sering
mengalami kesulitan belajar yaitu siswa kesulitan untuk mamahami sifat- sifat bangun ruang, siswa kesulitan untuk menggambar bangun ruang dan
membedakan bangun ruang kubus dan balok.
4.1.1.2 Pengumpulan Data
Instrumen pra-penelitian untuk guru dan siswa divalidasi oleh seorang validator dengan latar belakang seorang dosen matematika dan
hasilnya adalah baik dengan hasil rata-tata, dengan demikian instrumen
tersebut layak untuk dibagikan kepada guru dan siswa. a.
Hasil Angket Pra-Penelitian untuk Guru
Angket untuk guru dibagikan kepada dua guru kelas IV di SD yang berbeda yakni SDN Sendangadi 2 dan SDN Kadirojo pada tanggal 29 Juli
2015. Hasil angket pra-penelitian ada papa lampiran 5 dan 6. Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi angket pra-penelitian yang telah diisi oleh
guru. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Angket Pra-Penelitian
No Pertanyaan
Guru SDN Sendangadi 2
Guru SDN Kadirojo
Jawaban
1 Bagaimana
Bapak Ibu
menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa
Dengan menggunakan metode pembelajaran
demonstrasi dan
Ceramah dan diskusi
dalam memahami
sifat-sifat bangun ruang sederhana?
ceramah
2 Bagaimana
Bapak Ibu
menerapkan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa
dalam memahami
sifat-sifat bangun ruang sederhana?
Menggunakan model
CTL Kooperatif
3 Bagaimana cara Bapak Ibu dalam
mengajarkan materi
sifat-sifat bangun
ruang sederhana
menggunakan media? Dengan
mengamati benda-benda
yang terletak disekitar kita
membuat bangun rang sederhana
dan meminta siswa untuk
mencari sifat-sifat
bangun ruang
meminta siswa untuk mengamati media dan
menjelaskan sifat-sifat bangun
ruang sederhana
4 Bagaimana
ketercapaian nilai
KKM siswa pada materi sifat-sifat bangun ruang sederhana?
Beberapa siswa ada yang belum mencapai
KKM sebesar 25 Beberapa siswa tidak
mencapai KKM
5 Kesulitan apa yang sering muncul
pada siswa saat mempelajari sifat- sifat bangun ruang sederhana?
Siswa masih diberi petunjuk
dalam membedakan
kubus dan
balok membedakan
sisi, rusuk, dan titik sudut
Membedakan bangun
ruang kubus dan balok serta menggambar
6 Bagaimana
Bapak Ibu
menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa
dalam memahami jaring-jaring bangun ruang sederhana?
Menggunakan metode diskusi
kelompok, demonstrasi,
dan ceramah
Ceramah dan diskusi
7 Bagaimana
cara BapakIbu
menggunakan model
pembelajaran tertentu
untuk membantu
siswa dalam
memahami jaring-jaring bangun ruang sederhana?
Menggunakan model
CTL Kooperatif
8 Bagaimana Bapak Ibu dalam
mengajarkan materi jaring-jaring bangun
ruang sederhana
menggunakan media? Siswa
diminta menggamabar
dan menggunting gambar
jaring-jaring, melipatnya
sehingga terbentuk
bangun ruang
Guru menjelaskan
mengenai jaring-jaring dan
meminta siswa
untuk menggambar
jaring-jaring 9
Bagaimana ketercapaian
nilai KKM siswa pada materi jaring-
jaring bangun ruang sederhana? 75
siswa sudah
mencapai KKM Beberapa siswa tidak
mencapai KKM
10 Kesulitan apa yang sering muncul
pada siswa saat mempelajari jaring-jaring
bangun ruang
sederhan? Siswa
kurang memahami
dan membedakan
jaring- jaring kubus dan balok
Membedakan jaring-
jaring kubus dan balok seta
menggambar jaring-jaringnya.
Data dari dua guru yang mengisi lembar angket, keduanya mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat
mengerjakan sifat-sifat bangun ruang sederhana adalah membedakan
bidang sisi, rusuk, dan titik sudut. Selain itu, kedua guru tersebut juga mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat
mengerjakan jaring-jaring bangun ruang sederhana adalah beberapa siswa masih kebingungan untuk membedakan jaring-jaring kubus dan balok.
Kesulitan yang terjadi pada siswa ini bisa disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang maksimal, pembelajaran yang
diterapkan di kedua Sekolah Dasar tersebut berdasarkan angket guru sebagai berikut: Metode pembelajaran yang digunakan dari 2 guru kelas
IV adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi, sedangkan untuk model pembelajarannya adalah CTL dan kooperatif. Cara mengajarkan materi
bangun ruang sederhana di SDN Sendangadi 2 untuk materi sifat-sifat kubus dan balok dengan meminta siswa mengamati benda-benda,
membuat bangun ruang, dan meminta anak mencari sifat-sifatnya. Materi jaring-jaring kubus dan balok dengan cara meminta siswa menggambar,
menggunting, dan melipatnya. Cara mengajarkan materi bangun ruang sederhana di SDN Kadirojo untuk materi sifat-sifat kubus dan balok
dengan meminta siswa untuk mengamati media dan menjelaskan sifat-sifat bangun ruang sederhana. Sedangkan untuk materi jaring-jaring kubus dan
balok, guru menjelaskan mengenai jaring-jaring dan meminta siswa untuk menggambar jaring-jaring kubus dan balok. Proses pembelajaran yang
kurang maksimal menimbulkan efek pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM, di SDN Sendangadi 2 ada sekitar 25 siswa mencapai
KKM, di SDN Kadirojo ada beberapa siswa tidak mencapai KKM. Kesulitan belajar yang sering muncul pada siswa di kedua SD tersebut
adalah: siswa masih diberi petunjuk dalam membedakan kubus dan balok membedakan sisi, rusuk, dan titik sudut, siswa kesulitan dalam
menggambar bangun ruang, siswa kurang memahami materi dan membedakan jaring-jaring kubus dan balok, dan siswa kesulitan untuk
menggambar jaring-jaring.
b. Hasil Angket Pra-Penelitian untuk Siswa