Hasil Penelitian yang Relevan

Terjadinya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Kalasan dikarenakan adanya perbedaan kemampuan siswa laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar seseorang umumnya kecerdasan siswa laki-laki terletak pada kekreatifitasannya lebih dominan menggunakan otak kanan sedangkan siswa perempuan pada umumnya memiliki kecerdasan di bidang akademik lebih dominan menggunakan otak kiri, dan perbedaan pola pikir serta pandangan antara laki-laki dan perempuan sesungguhnya adalah bentuk susunan otak mereka. Ukuran bagian-bagian otak antara laki-laki dan perempuan yang berbeda mengakibatkan perbedaan bagian tersebut berhubungan dan juga perbedaan cara kerja otak tersebut. Perbedaan tersebut terdapat pada perbedaan spasial, perbedaan verbal, perbedaan bahan kimia, dan perbedaan memori yang lebih kecil anatara laki-laki dan perempuan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Suryanto, dan Hewindati 2009 dengan judul tentang “Pemahaan murid Sekolah Dasar SD terhadap konsep ilmu pengetahuan alam IPA berbasis biologi ”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey . Hasil penelitian menunjukkan sedikit anak yang dapat memahami konsep dengan benar dengan perbandingan 1:4 hanya ada 1 konsep yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat dipahami dengan baik oleh siswa dan juga kesalahan konsepsi banyak disebabkan karena dalam memahami suatu konsep siswa hanya memberikan jawaban berdasarkan atas pengalaman mereka sehari-hari. Penelitian Rochman, dkk dengan ju dul “Miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga Tentang Gaya Gravitasi dan Pembelajaran Remediasinya ” jenis penelitian eksperimen semu quasi experiment dengan Design One Group Pretest-Postest . Hasil penelitian didapat teryata terbukti bahwa siswa memiliki miskonsepsi IPA Fisika pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Pada sebagian besar konsep terjadi miskonsepsi, dengan tingkatan yang berbeda-beda. Adapun profil mriskonsepsi yang dimiliki sebagian besar siswa sebagai berikut: l.Gaya hanya akan mempercepat gerak benda, tidak dapat memperlambat gerak; 2. Gaya tidak dapat membelokkan arah gerak benda; 3. Gaya magnet selalu berupa tarikan, sedangkan gaya gravitasi dapat berupa tarikan ataupun dorongan; 4. Berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan, karena massa benda di bumi sama dengan di bulan. 5. Setiap dua benda yang bersentuhan mengalami gaya gesekan; 6. Batang besi hanya dapat dijadikan magnet dengan digosok magnet dan batang besi tidak dapat dijadikan magnet dengan cara induksi 7. Pesawat sederhana dapat memperkecil energi yang digunakan dalam bekerja; 8. Cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setiap permukaan; 9. Di dalam sebuah media cahaya dapat dibiaskan; 10. Benda dapat dilihat, jika ada cahaya dari mata sampai ke benda; 11. Benda dapat dilihat, apabila benda tersebut sumber cahaya; l2. Cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari. Penelitian Pujayanto 2010 dengan judul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya ” penelitian ini dilakssanakan dengan menerapkan metode penelitian exposefacto. Sumber data yang digunakan merupankan sumber data primer, karena penelitian memperoleh data langsung dari subyek penelitian. Hasil penelitian ini bahwa guru mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki guru lebih dari 30 dan besar persentase miskonsepsinya sebagai berikut adalah sebagai berikut: 1. Gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan 45; 2. Gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan 40 ; 3. Massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan 60; 4. Setiap dua benda bersentuhan muncul gaya gesekan 60; 5. Pesawat sederhana meringankan kerja manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya kuasa dan “energi” yang digunakan menjadi lebih kecil 100 ; 6. Cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium 85; 7. Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada cahaya dari mata yang sampai ke benda 50; 8. Cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari 55. Penelitian Clara, Stephan, dan Haratua 2011 dengan judul “Miskonsepsi Siswa Kelas Rangkap SDN 47 Sekadu Pada Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda ”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan bentuk penelitian survey. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa siswa kelas III dan IV kelas rangkap SD Negeri 47 Sekadau masih memiliki konsepsi yang keliru miskonsepsi. Dari analisis data dapat dikemukakan bahwa rata-rata 58,38 dari 14 siswa kelas III dan rata-rata 54,67 dari 15 siswa kelas IV mengalami miskonsepsi pada materi sifat dan perubahan wujud benda. Penelitian Mufidah, S 2013 dengan judul “Pengaruh metode pembelajaran Mind mapping dan jenis kelamin Terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung ”. Dengan menggunakan teknik t-test. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa thitung ttabel yaitu 3,040 1,995 sehingga menolah Ho dan menerima H1. Analisis kedua mengenaijenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung yang ditunjukan oleh nilai thitung t tabel yaitu 1,062 2,027 sehingga menerima Ho dan menolak H1. Besarnya pengaruh metode pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung tidak dihitung karena analisis menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung. Namun analisis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa perempuan lebih besar dari pada nilai rata-rata siswa laki-laki yaitu 87,56 83,17. Relasi yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang didapat bahwa kesalahan konsep atau miskonsepsi banyak disebabkan karena siswa kurang mendalami sebuah materi dan siswa hanya menjawab dari pengalam yang mereka peroleh sehari-hari. Selanjutnya siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi sifat dan perubahan wujud benda, gaya, dan cahaya. Jenis kelamin yang didapat dari penelitian sebelumnya mengatakan bahwa tidak adanya pengaruh hasil belajar siswa antara laki-laki dan perempuan.

C. Kerangka Berpikir