Teknik Analisa Data METODOLOGI
                                                                                membuat  kegiatan  pembelajaran  hanya  berpusat  pada  guru,  sehingga  siswa  tidak  dapat berperan  aktif  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Siswa  juga  cenderung  bosan  dengan  buku
pelajaran  yang  sebagian  besar  hanya  berisi  tulisan  dengan  banyak  rumus  dan  sedikit gambar.  Sedangkan,  pada  usia  siswa  kelas  VII  masih  senang  dan  suka  dengan  sesuatu
yang bergambar dan penuh warna. Berdasarkan  hasil  identifikasi  masalah  tersebut  maka  peneliti  bekerja  sama
dengan  guru  Fisika  kelas  VII  memutuskan  untuk  menggunakan  media  Komik  Sains dalam  kegiatan  pembelajaran  pada  Konsep    Zat.
Media  ini  merupakan  media pembelajaran  yang tergolong masih sangat baru dimana materi pelajaran yang biasanya
diambil  langsung  dari  buku  paket  diubah  dan  dibuat  menjadi  sebuah  cerita  bergambar dengan  cerita  tambahan  yang  berdasarkan  contoh  dari  kehidupan  sehari-  hari  sehingga
lebih  mudah  dipahami  oleh  siswa.  Pelaksanaan  pembelajaran  dengan  menggunakan media Komik  Sains  ini berpedoman pada rencana pembelajaran  yang sebelumnya telah
disusun peneliti. Sebelum  dilangsungkannya  proses  belajar  dan  pembelajaran  peneliti  menyusun
silabus  untuk  kompetensi  dasar  menjelaskan  mekanisme  dari  konsep  zat,  menyusun rancangan  pelaksanaan  pembelajaran,  menyusun  lembar  observasi  aspek  afektif  dan
psikomotor  siswa  selama  kegiatan  pembelajaran,  membuat  alat  bantu  mengajar  yang diperlukan  dalam  rangka  optimalisasi  pemahaman  siswa  mengenai  materi  konsep  zat
dengan  menggunakan  media  komik,  mendesain  alat  evaluasi  pembelajaran  untuk mengetahui  tingkat  pemahaman  siswa  mengenai  materi  yang  akan  dan  telah  diajarkan,
dan membuat kuisioner untuk mengetahui tingkat presentase minat siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan.
Penelitian ini dimulai dengan diadakannya pre-test pada siswa kelas VII D SMP Katolik 2 W. R. Soepratman Barong Tongkok untuk mengukur sejauh mana pemahaman
siswa  mengenai  materi  yang  akan  diajarkan.  Hasil  pre-test  siswa  kelas  VII  D  SMP Katolik  2  W.  R.  Soepratman  Barong  Tongkok  menunjukkan  bahwa  pengetahuan  siswa
mengenai  materi  konsep  zat  tergolong  masih  sangat  rendah  sehingga  dibutuhkan  upaya untuk  meningkatkan  pengetahuan  siswa.  Hal  ini  ditunjukkan  dari  nilai  rata-rata  siswa
yang hanya 24,8; dan persentase KKM  adalah 0. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini dilakukan oleh  guru mata pelajaran  yang
berperan sebagai pengajar. Penjabaran mengenai pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan
Tanggal Waktu
Jumlah Siswa yang Hadir I
8 Agustus 2014 2 x 45 menit
30 orang
II 9 Agustus 2014
1 x 45 menit 30 orang
Pada tahap pra pembelajaran pengajar masuk ke dalam kelas VII D SMP Katolik 2  W.  R.  Soepratman  Barong  Tongkok,  memberi  salam  dan  mempresensi  kehadiran
siswa.  Kemudian  memberikan  apersepsi  berupa  visualisasi  benda-  benda  yang  ada  di sekitar untuk memberi gambaran mengenai materi yang akan dibahas. Selain itu pengajar
memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah itu pengajar menyampaikan gambaran materi secara umum sesuai dengan
rencana  pelaksanaan  pembelajaran  yang  telah  dibuat.  Setelah  menjelaskan  mengenai gambaran  umum  materi  yang  akan  dipelajari  pada  pertemuan  tersebut,  pengajar
membagikan komik yang telah disediakan dengan bantuan beberapa orang siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa  diminta  untuk  membaca  secara  individual  mengenai  permasalahan- permasalahan  yang  disajikan  oleh  pengajar  dalam  lembar  komik  yang  dibagikan.
Kegiatan membaca tersebut dilaksanakan selama 5 - 10 menit. Ada beberapa orang siswa yang  memilih  untuk  membaca  komik  bersama  temannya.  Setelah  kegiatan  membaca
selesai, siswa diminta untuk berdiskusi dengan siswa lain dengan mencari contoh konkret lain dari zat yang telah disebutkan, juga contoh lain dari perubahan wujud zat yang telah
disebutkan  pada  komik.  Terlihat  beberapa  orang  siswa  dan  siswi  mondar-  mandir  dan sibuk sendiri.
Gambar 4.2 Siswa membaca Komik Sains
Sebagai formalisasi pengajar menunjuk secara acak beberapa orang siswa sebagai perwakilan  untuk  menjawab  beberapa  pertanyaan  berdasarkan  apa  yang  telah  dia  baca
Gambar 4.1 Guru Mengajar
dan hasil diskusi dengan temannya. Kegiatan presentasi ini hanya diberi waktu 10 menit. Pada saat proses belajar dan pembelajaran para siswa dan siswi tidak terlalu ribut karena
mereka  masih  beradaptasi  dengan  teman-  teman  dan  sekolah  yang  baru.  Hal  ini memudahkan pengajar dalam menyampaikan materi pengajaran.
Pengajar  mengevaluasi  hasil  diskusi  siswa  dengan  mengajukan  beberapa pertanyaan.  Selain  itu  pengajar  juga  memberikan  penghargaan  kepada  siswa  yang
berdiskusi dengan serius dan yang dapat menemukan contoh lain dan yang tidak biasa.
                