Penggunaan metode Hands-on Activities untuk meningkatkan hasil belajar, minat dan keaktifan belajar siswa kelas VII SMP PLus Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran.

(1)

Agustyani br Bukit. 2015. PENGGUNAAN METODE HANDS-ON ACTIVITIES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PLUS FAJAR SENTOSA CILEUNGSI PADA MATERI PENGUKURAN. Skripsi program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengrtahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

Kata Kuci: Metode Hands-on Activities, Hasil Belajar, Minat, Keaktifan Belajar Pembelajran Fisika.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan hasil belajar siswa kelas VII di SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran dengan menggunakan metode Hands-on Activities, (2) minat belajar siswa kelas VII di SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran dengan menggunakan metode Hands-on Activities, (3) keatifan belajar siswa kelas VII di SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran dengan menggunakan metode Hands-on Activities.

Penelitian ini dilaksanakan pata tanggal 6 Agustus sampai dengan 15 Agustus 2014. Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cilengsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sampel penelitian sejumlah 68 orang siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa peneliti menggunakan pre-test dan post-test, untuk mengetahui minat belajar siswa peneliti menggunakan kuesioner dan sedangkan untuk keaktifan belajar siswa peneliti melakukan observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode Hands-on Activities meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran: (2) metode Hands-on Activities membuat siswa kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileung berminat terhadap pembelajaran pada materi pengukuran; (3) metode Hands-on Activities

membuat siswa kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileung aktif terhadap pembelajaran pada materi pengukuran.


(2)

ABSTRACT

Agustyani br Bukit. 2015. USING HANDS-ON ACTIVITIES FOR IMPROVING LEARNING OUTCOMES, INTEREST AND ACTIVITY LEARNING CLASS VII JUNIOR HIGH SCHOOL PLUS FAJAR SENTOSA CILEUNGSI ON THE TOPICS MEASUREMENT.

Thesis, Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. Supervisor. Prof. Dr Suparno. S.J., M.S.T.

Keywords: Hands-on Activities Methods, Learning Outcomes, Learning Interest, Learning Activity

The purpose of this study was to determine: (1) the improvement of student learning outcomes in class VII Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi on the measurement material with Hands-on Activities, (2) interest students of class VII in Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi on material measurement using the Hands-on activities, (3) students activity of class VII in Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi on material measurement using Hands-on Activities.

The research was conducted on August 6 to August 15, 2014 in Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi. The subjects of this study are students of class VII in Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi, Bogor district, West Java Province. The research sample number was 68 students. To determine the increase of students learning outcomes researcher used a pre-test and post-test, to determine students interest the researcher used questionnaires, and to know students activity the researcher used observation.

The results showed that: (1) Hands-on Activities method improves learning outcomes of students of class VII Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi on the measurement material: (2) Hands-on Activities method makes the students of class VII Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi interested in the matter of measurement; (3) Hands-on Activities method makes the students of class VII Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi active learning the material measurements.


(3)

PENGGUNAAN METODE HANDS-ON ACTIVITIES UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, MINAT DAN

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PLUS

FAJAR SENTOSA CILEUNGSI PADA MATERI

PENGUKURAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Agustyani Br Bukit Nim: 101424046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii


(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Orang yang Mau

Bergembira

Harus Menyukai

Kelelahan

Akibat Bekerja

(Plato)

Sekripsi ini saya persembahkan untuk

 Kekasih Jiwaku Yesus Kristus

 Keluargaku tersayang, Bapak Toni Bukit, Ibu Tarni br Ginting, Kakak-kakakku Hema Bukit, Gunawan Binting, Abdi Bukit, Dewi Tanti Meliala, Keponaan-ponaanku Dealova Ginting, Gamafriel Ginting, Ines Monika Bukit, Gio Bremil Bukit dan Biringku


(7)

(8)

vi


(9)

ABSTRAK

Agustyani br Bukit. 2015. PENGGUNAAN METODE HANDS-ON ACTIVITIES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PLUS FAJAR SENTOSA CILEUNGSI PADA MATERI PENGUKURAN. Skripsi program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengrtahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

Kata Kuci: Metode Hands-on Activities, Hasil Belajar, Minat, Keaktifan Belajar Pembelajran Fisika.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan hasil belajar siswa kelas VII di SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran dengan menggunakan metode Hands-on Activities, (2) minat belajar siswa kelas VII di SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran dengan menggunakan metode Hands-on Activities, (3) keatifan belajar siswa kelas VII di SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran dengan menggunakan metode Hands-on Activities.

Penelitian ini dilaksanakan pata tanggal 6 Agustus sampai dengan 15 Agustus 2014. Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cilengsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sampel penelitian sejumlah 68 orang siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa peneliti menggunakan pre-test dan post-test, untuk mengetahui minat belajar siswa peneliti menggunakan kuesioner dan sedangkan untuk keaktifan belajar siswa peneliti melakukan observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode Hands-on Activities

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Fajar Sentosa Cileungsi pada materi pengukuran: (2) metode Hands-on Activities membuat siswa kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileung berminat terhadap pembelajaran pada materi pengukuran; (3) metode Hands-on Activities membuat siswa kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileung aktif terhadap pembelajaran pada materi pengukuran.


(10)

viii ABSTRACT

Agustyani br Bukit. 2015. USING HANDS-ON ACTIVITIES FOR IMPROVING LEARNING OUTCOMES, INTEREST AND ACTIVITY LEARNING CLASS VII JUNIOR HIGH SCHOOL PLUS FAJAR SENTOSA CILEUNGSI ON THE TOPICS MEASUREMENT. Thesis, Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. Supervisor. Prof. Dr Suparno. S.J., M.S.T.

Keywords: Hands-on Activities Methods, Learning Outcomes, Learning Interest, Learning Activity

The purpose of this study was to determine: (1) the improvement of student learning outcomes in class VII Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi on the measurement material with Hands-on Activities, (2) interest students of class VII in Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi on material measurement using the Hands-on activities, (3) students activity of class VII in Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi on material measurement using Hands-on Activities.

The research was conducted on August 6 to August 15, 2014 in Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi. The subjects of this study are students of class VII in Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi, Bogor district, West Java Province. The research sample number was 68 students. To determine the increase of students learning outcomes researcher used a pre-test and post-test, to determine students interest the researcher used questionnaires, and to know students activity the researcher used observation.

The results showed that: (1) Hands-on Activities method improves learning outcomes of students of class VII Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi on the measurement material: (2) Hands-on Activities method makes the students of class VII Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi interested in the matter of measurement; (3) Hands-on Activities method makes the students of class VII Junior High School Plus Fajar Sentosa Cileungsi active learning the material measurements.


(11)

KATA PENGGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul PENGGUNAAN METODE HANDS-ON ACTIVITIES

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, MINAT DAN

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PLUS FAJAR

SENTOSA CILEUNGSI PADA MATERI PENGUKURAN”

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Romo Prof. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah setia dan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 3. Rohandi, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan semangat dan motivasi.

4. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.


(12)

x

5. Segenap karyawan Sekretariat JPMIPA, Pak Sugeng, Mbak Tari, Mas Arif yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar surat perijinan ke sekolah.

6. Ibu Indriana Rahmawati, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Ibu Indriana Rahmawati, S.Pd., selaku guru fisika SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penelitian.

8. Siswa kelas VII A dan VII B SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian.

9. Kedua orangtuaku terimakasih, Bapak Toni Bukit dan Ibu Tarni Br Ginting atas kerja kerasnya, dukungan materi dan spritual; atas kasih sayang dan doanya selalu.

10. Kakak-kakakku Hema br Bukit, Gunawan Ginting, Abdi Bukit, dan Dewi Tanti br Meliala yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk terus berjuang.

11. Biringku tersayang yang selalu memberiku semangat, motivasi dan serta doa kepada penulis selama penyelesaian studi.

12. Keponaan-ponaanku Dealova br Ginting, Gamafriel Ginting, Ines Monika br Bukit dan Gio Bremil Bukit yang selalu membuat penulis semangat.


(13)

13. Teman-temanku tersayang Rini Widiya Ningrum, Maria Fransiska Kusumatriyani, Qoriatul Musiyam atas bantuan, dukungan, semangat dan motivasi.

14. Teman-teman seangkatan Pendidikan Fisika 2010 yang menjadi keluarga baru dan telah berjuang bersama dalam suka dan duka.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama perjalan studi. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan dan menerima kritik dan saran yang membangun, guna penulisan yang lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembaca.


(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ...xxiii


(15)

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Metode Hands-on Activities ... 6

1. Pengertian Hands-on Activities ... 6

2. Proses Pembelajaran dengan Metode Hands-on Activities ... 7

3. Contoh Pembelajaran dengan Metode Hands-on Activities ... 7

B. Hasil Belajar ... 8

1. Pengertian hasil belajar ... 8

2. Indikator hasil belajar ... 9

C. Minat Belajar ... 10

1. Pengertian Minat belajar ... 10

2. Indikator minat belajar ... 11

D. Keaktifan Belajar ... 11

1. Pengertian Keaktifan Belajar ... 11

2. Indikator Keaktifan belajar ... 12

E. Pengukuran ... 12

1. Alat ukur besaran panjang ... 13

2. Alat ukur besaran massa ... 18


(16)

xiv

4. Alat ukur besaran volume... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Desain Penelitian ... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

C. Subyek Penelitian ... 30

D. Treatment ... 31

E. Instrumen Penelitian... 32

1. Instrumen pembelajaran ... 32

2. Instrumen pengumpulan data ... 33

3. Validitas ... 40

4. Metode Analisis Data ... 41

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ... 51

A. Pelaksanaan Penelitian ... 51

1. Sebelum penelitian ... 51

2. Selama Penelitian ... 52

B. Data dan Analisis Data ... 69

1. Hasil belajar ... 70

2. Minat belajar ... 113

3. Keaktifan belajar ... 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

A. Kesimpulan ... 125


(17)

B. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama bangun, bentuk dan rumus volume ... 26

Tabel 2. Kisi-kisi soal pre-test dan post-test ... 34

Tabel 3. Kisi-kisi minat belajar siswa ... 37

Tabel 4. Kisi-kisi keaktifan belajar siswa ... 39

Tabel 5. Skor tiap aspek pada soal teoritis ... 41

Tabel 6. Skoring No.1, No.5, dan No.9, ... 42

Tabel 7. Skoring No.2 dan No. 10 ... 42

Tabel 8. Skoring soal No.3, No.4, No.6, No.7 dan No.8 ... 43

Tabel 9. Skor tiap aspek pada soal keterampilan mengukur ... 44

Tabel 10. Skoring soal No 1 sampai No 6 pada soal keterampilan mengukur ... 44

Tabel 11. Hasil klasifikasi minat belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 47

Tabel 12. Kategori minat belajar siswa ... 48

Tabel 13. Pengisian hasil penilaian keaktifan belajar siswa ... 49

Tabel 14. Proses pengambilan data di kelas eksperimen ... 53

Tabel 15. Proses pengambilan data di kelas kontrol ... 62

Tabel 16. Skema analisis data hasil belajar ... 70


(19)

Tabel 17. Data pre-test teoritis kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 71

Tabel 18. Hasil analisis SPSS pre-test teoritis kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 74

Tabel 19. Data pre-test dan post-test teoritis kelas kontrol ... 76

Tabel 20. Hasil analisis SPSS pre-test dan post-test teoritis kelas kontrol ... 78

Tabel 21. Data pre-test dan post-test teoritis kelas eksperimen ... 79

Tabel 22. Hasil analisis SPSS pre-test dan post-test teoritis kelas eksperimen ... 81

Tabel 23. Data post-test teoritis kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 83

Tabel 24. Hasil analisis SPSS post-test teoritis kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 85

Tabel 25. Data selisih hasil belajar teoritis kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 87

Tabel 26. Hasil analisis SPSS perbedaan hasil belajar teori kelas kontrol dan kelas eksperimen... 90

Tabel 27. Data pre-test keterampilan mengukur kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 92


(20)

xviii

Tabel 28. Hasil analisis SPSS pre-test keterampilan mengukur kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 94

Tabel 29. Data pre-test dan post-test keterampilan mengukur kelas kontrol ... 96 Tabel 30. Hasil analisis SPSS pre-test dan post-test keterampilan mengukur

kelas kontrol ... 98 Tabel 31. Data pre-test dan post-test keterampilan mengukur kelas

eksperimen ... 100 Tabel 32. Hasil analisis SPSS pre-test dan post-test keterampilan mengukur

kelas eksperimen... 102

Tabel 33. Data post-test keterampilan mengukur kelas kontrol dan kelas

eksperimen ... 104 Tabel 34. Hasil analisis SPSS post-test keterampilan mengukur kelas kontrol

dan kelas eksperimen ... 106 Tabel 35. Data selisih hasil belajar keterampilan mengukur siswa kelas kontrol

dan kelas eksperimen ... 108 Tabel 36. Hasil analisis SPSS perbedaan hasil belajar keterampilan mengukur

kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 110


(21)

Tabel 37. Data kuesioner minat belajar siswa kelas kontrol dan kelas

eksperimen ... 114

Tabel 38. Hasil analisis SPSS minat belajar siswa kelas kontrol dan kelas

eksperimen ... 116

Tabel 39. Kategori minat belajar kelas kontrol ... 118 Tabel 40. Kategori minat belajar kelas eksperimen ... 119

Tabel 41. Kategori hasil observasi keaktifan belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen... 121


(22)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mistar ... 14 Gambar 2. Stikmeter ... 14 Gambar 3. Bagian-bagian jangka sorong ... 15

Gambar 4. Pembacaan skala pada jangka sorong ... 15 Gambar 5. Bagian mikrometer sekrup ... 17

Gambar 6. Neraca digital ... 19 Gambar 7. Neraca duduk... 20 Gambar 8. Neraca 3 lengan ... 21

Gambar 9. Pebacaan skala neraca 3 lengan ... 21 Gambar 10. Jam matahari ... 23

Gambar 11. Jam pasir ... 24 Gambar 12. Arloji digital ... 24 Gambar 13. Stopwatch digital ... 25

Gambar 14. Stopwatch analog ... 25 Gambar 15. Cara mengukur volume benda tak beraturan... 28

Gambar 16. Siswa kelas eksperimen mengerjakan pre-test teoritis ... 54 Gambar 17. Siswa kelas eksperimen mengerjakan pre-test keterampilan


(23)

mengukur ... 55 Gambar 18. Siswa kelas eksperimen melakukan eksperimen dan diskusi

kelompok... 57 Gambar 19. Siswa kelas eksperimen mempersentasikan cara penggunaan

jangka sorong ... 58 Gambar 20. Siswa kelas eksperimen mengerjakan hasil pembacaan skala

pada alat ukur ... 59 Gambar 21. Siswa kelas eksperimen melakukan post-test keterampilan

mengukur ... 60

Gambar 22. Siswa kelas eksperimen mengerjakan post-test teoritis ... 61 Gambar 23. Siswa kelas kontrol mengerjakan pre-test teoritis ... 63 Gambar 24. Siswa kelas kontrol mengerjakan pre-test keterampilan

mengukur ... 64 Gambar 25. Siswa kelas kontrol mencoba alat dan mendemonstrasikan

kepada siswa lainnya... 65 Gambar 26. Siswa kelas kontrol membaca bahan ajar ... 66


(24)

xxii

alat ukur ... 66 Gambar 28. Siswa kelas kontrol mengerjakan post-test teoritis ... 68

Gambar 29. Siswa kelas kontrol mengerjakan post-test keterampilan

mengukur ... 68

Gambar 30. Skema data dan analisis... 69


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin penelitian ... 129 Lampiran 2. Surat ijin setelah penelitian... 130 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ... 131

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol ... 137 Lampiran 5. Bahan ajar ... 142

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 ... 160 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2 ... 163 Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3 ... 164

Lampiran 9. Pre-test teoritis ... 166 Lampiran 10. Kunci jawaban pre-test teoritis ... 169

Lampiran 11. Pre-test keterampilan mengukur ... 172 Lampiran 12. Kunci jawaban pre-test keterampilan mengukur ... 173 Lampiran 13. Post-test teoritis ... 174

Lampiran 14. Kunci jawaban post-test teoritis ... 177 Lampiran 15. Post-test keterampilan mengukur ... 180

Lampiran 16. Kunci jawaban post-test keterampilan mengukur ... 181 Lampiran 17. Kuesioner minat belajar kelas eksperimen ... 182


(26)

xxiv

Lampiran 18. Kuesioner minat belajar kelas kontrol ... 184 Lampiran 19. Lembar observasi keaktifan belajar siswa ... 186

Lampiran 20. Daftar penskoran pre-test teoritis kelas eksperimen... 187 Lampiran 21. Daftar penskoran pre-test teoritis kelas kontrol ... 188

Lampiran 22. Daftar penskoran pre-test keterampilan mengukur kelas

eksperimen ... 189

Lampiran 23. Daftar penskoran pre-test keterampilan mengukur kelas

kontrol ... 190 Lampiran 24. Daftar penskoran post-test teoritis kelas eksperimen ... 191

Lampiran 25. Daftar penskoran post-test teoritis kelas kontrol ... 192 Lampiran 26. Daftar penskoran post-test keterampilan mengukur kelas

eksperimen ... 193

Lampiran 27. Daftar penskoran post-test keterampilan mengukur kelas

kontrol ... 194

Lampiran 28. Daftar penskoran kuesioner minat belajar kelas kontrol ... 195 Lampiran 29. Daftar penskoran kuesioner minat belajar kelas eksperimen ... 197

Lampiran 30. Sampel pre-test teoritis kelas eksperimen ... 199


(27)

Lampiran 31. Sampel post-test teoritis kelas eksperimen ... 202 Lampiran 32. Sampel pre-test keterampilan mengukur kelas eksperimen ... 205

Lampiran 33. Sampel post-test keterampilan mengukur kelas eksperimen ... 206 Lampiran 34. Sampel pre-test teoritis kelas kontrol ... 207

Lampiran 35. Sampel post-test teoritis kelas kontrol ... 210 Lampiran 36. Sampel pre-test keterampilan mengukur kelas kontrol ... 213

Lampiran 37. Sampel post-test keterampilan mengukur kelas kontrol ... 214 Lampiran 38. Sampel minat belajar kelas eksperimen... 215 Lampiran 39. Sampel minat belajar kelas kontrol ... 217

Lampiran 40. Data keaktifan belajar siswa kelas eksperimen ... 219 Lampiran 41. Data keaktifan belajar siswa kelas kontrol ... 220 Lampiran 42. Data keatifan belajar siswa berdasarkan kelompok belajar ... 225

Lampiran 43. Sampel hipotesis siswa dan LKS 1 ... 226 Lampiran 44. Sampel hipotesis siswa dan LKS 2 ... 230


(28)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk dapat berkompetisi dalam skala regional maupun internasional. Menurut Sukmadinata, Nana Syaodih (2005:1) pendidikan merupakan interaksi antara pendidik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling berpengaruh antara pendidikan dengan peserta didik. Pendidikan di sekolah lebih dikenal dengan sebutan proses kegiatan belajar mengajar.

Menurut Putra, Grizelda (2013:1) proses belajar mengajar ini terjadi dengan melibatkan banyak faktor, baik pendidik, peserta didik, bahan atau materi, fasilitas maupun lingkungan. Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif, dan sasaran yang akan dicapai dari pembelajaran bisa terlaksana dengan baik, sehingga hasil belajar bisa tercapai.

Berdasarkan pengalaman penulis, ada beberapa masalah yang sering terjadi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar


(29)

mengajar tidak efektif dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Masalah yang sering terjadi dalam proses pembelajaran fisika antara lain: aktifitas belajar siswa sangat rendah, minat siswa untuk bertanya kepada guru dan teman sangat rendah, siswa kurang berani mengungkapkan pendapat, kurang percaya diri dan kurang mempersiapkan diri dalam belajar. Sering juga terjadi siswa membuat keributan saat proses belajar mengajar berjalan.

Menurut Suparno(2007:9), siswa seharusnya aktif dalam belajar. Aktif dalam belajar maksudnya adalah siswa aktif mengolah bahan pelajaran, mencerna, memikirkan, menghasilkan, menganalisis, dan akhirnya yang terpenting merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan siswa dalam mengembangkan pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak akan dapat mengerti apa-apa. Itulah sebabnya dalam suatu kelas setiap siswa dapat menangkap dan mengerti lain tentang suatu bahan pelajaran yang sama yang diajarkan guru.

Tanpa keaktifan siswa merencana, mendalami, dan merumuskannya sendiri, siswa itu tidak akan memperoleh pengetahuan tersebut. Maka tugas utama guru adalah membantu siswa agar mau belajar sendiri atau kelompok secara aktif. Untuk menjadikan siswa aktif dan mempunyai minat dalam pembelajaran fisika guru sebaiknya menguasai beberapa metode pembelajaran salah satunya yaitu metode Hands-on Activities. Dalam metode Hands-on Activities ini siswa sungguh dilibatkan untuk aktif dalam membuat suatu benda, peralatan atau hal yang didasari


(30)

3

dari prinsip-prinsip fisika. Dalam metode pebelajaran ini siswa dilibatkan dalam keaktifan.

Pembelajaran menggunakan metode Hands-on Activities adalah salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan keaktifan, minat dan hasil belajar siswa. Metode Hands-on Activities dapat berisikan pembelajaran inquiry, discovery, kerja kelompok, eksperimen (Suparno, 2007:123). Pembelajaran melalui metode Hands-on Activities

akan terbentuk suatu penghayatan dan pengalama untuk menetapkan suatu pengertian, karena mampu membelajarkan secara bersama-sama kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik serta dapat memberikan penghayatan secara mendalam terhadap apa yang dipelajari, sehingga apa yang diperoleh oleh siswa tidak mudah dilupakan (Kartono, 2010:3).

SMP Plus Fajar Sentosa merupakan salah satu SMP Swasta yang berada di Desa Pasir Angin, Kecematan Cileungsi, Kabupaten Bogor Jawa Barat. SMP Plus Fajar Stonsa ini belum memiliki alat-alat yang lengkap untuk mendukung proses pembelajaran fisika di kelas. Di sekolah tersebut juga belum pernah menggunakan metode Hands-on Activities dalam proses pembelajaran fisika. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian pembelajaran fisika dengan menggunakan metode Hands-on Activities di sekolah tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa, minat belajar siswa dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran fisika.


(31)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan metode Hands-on Activities dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi dalam pembelajaran fisika untuk materi pengukuran?

2. Bagaimana minat belajar siswa Kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi dalam pembelajaran fisika pada materi pengukuran dengan menggunakan motode Hands-on Activities?

3. Bagaimana keaktifan belajar siswa Kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi dalam pembelajaran fisika pada materi pengukuran dengan menggunakan motode Hands-on Activities?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan motode Hands-on Activities dapat:

1. Meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi dalam pembelajaran fisika untuk materi pengukur;

2. Membantu minat belajar siswa Kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi dalam pembelajaran fisika untuk materi pengukuran;


(32)

5

3. Mengaktifkan belajar siswa Kelas VII SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi dalam pembelajaran fisika untuk materi pengukuran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat: 1. Bagi sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai

salah satu pertimbangan dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar, minat dan keaktifan belajar siswa SMP Plus Fajar Sentosa terhadap mata pelajaran fisika melalui metode Hands-on Activities.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelas dan mampu mengembangkan pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan.

3. Bagi siswa, mampu mengembangkan kreatifitas dan kemampuan belajar siswa secara maksimal.

4. Menambah salah satu hasil penelitian di bidang pendidikan fisika.


(33)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Metode Hand-on Activities

1. Pengertian hands-on activities

Hands-on activities adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, menggumpulkan data dan menganalisis data serta membuat kesimpulan sendiri. Siswa diberikan kebebasan dalam mengkonstruk pemikiran dan temuan selama melakukannya sendiri atau berkelompok dengan tanpa beban, menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi (Kartono, 2010:3).

Menurut Suparno, (2007:123) pembelajaran fisika dengan menggunakan metode Hands-on Activities membatu siswa untuk belajar fisika atau prinsip-prinsip fisika melalui keatifan membuat sesuatu benda dan mengukur sesuatu yang didasari prinsip-prinsip fisika. Tekanan pada metode ini adalah keakitifan siswa yang biasanya aktif dalam membuat atau menciptakan dan melakukan pengukuran yang menggunakan prinsip fisika. Segi utama metode Hands-on Activiites adalah aktifitas yang menggunakan prinsip-prinsip fisika.

Keuntungan metode ini adalah siswa dilatih untuk keterampilan membuat sesuatu peralatan atau pengukuran yang berprinsip fisika.


(34)

7

2. Proses Pembelajaran dengan Metode Hands-on Activities

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Hand-on Activities tidak jauh berbeda dengan metode percobaan atau eksperimen dengan beberapa petunjuk dari guru untuk menjelaskan cara kerja atau cara membuat alat.

 Guru menyiapkan lembar kerja siswa yang berisi langkah-langkah percobaan dan apa saja yang ingin dilakukan dalam pembelajaran fisika.

 Lembar kerja siswa itu dapat berisi: a. Nama percobaan

b. Tujuan percobaan

c. Nama alat dan bahan yang digunakan pada saat percobaan

d. Prosedur pelaksanaan e. Keterangan dari guru

3. Contoh pembelajaran dengan metode Hands-on Activities

Pengukuran panjang dengan menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup

Tugas :mengukur besaran panjang dengan menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup

Peralatan : balok, mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup

Prosedur :


(35)

a. Ukurlah panjang balok dengan menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup.

b. Ukur panjang balok sebanyak 5 kali untuk setiap alat ukur. c. Masukkan hasil pengukuran kedalam tabel.

d. Dari hasil pengukuran panjang balok dilakukan sebanyak 5 kali untuk satu jenis alat ukur, apakah hasilnya berbeda atau sama? Mengapa demikian?

e. Dari hasil pengukuran panjang balok, alat ukur manakah lebih teliti? Mengapa?

f. Berikan kesimpulan!

B. Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Menurut Mulyas (2009:212), hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 2009:37). Menurut Rusmono (2012:10), hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.Menurut Sudjana (2010:22), hasil belajar adalah


(36)

9

kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Susanto (2013:5), hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar peserta didik dan perubahan yang terjadi pada siswa setelah mendapatkan pengalaman pembelajaran yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik pada diri siswa.

2. Indikator hasil belajar

Salah satu keberhasilan proses belajar mengajar dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain adalah (Sudjana, 2010:62):

a. Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya,

b. Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan intruksional oleh para siswa,

c. Siswa dapat mencapai tujuan indikator minimal 75 dari jumlah indikator yang harus dicapai,

d. Hasil belajar tahan lama diingat dan digunakan sebagai dasar dalam mempelajari bahan berikutnya.


(37)

C. Minat Belajar

1. Pengertian minat belajar

Menurut Getzet (1966:98, dalam Mardapi, 2008:106) minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh aktivitas, pemahaman, dan keterapilan untuk perhatian atau pencapaian. Menurut Susanto (2013:57), minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu obyek, biasanya disertai dengan perasaan senang, karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Minat belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Minat sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan yang ada sangkut pautnya dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar tadi. Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan ketagihan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pembelajaran akan memuaskan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian pemuasan perhatian yang intensif terhadap materi yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih dan akhirnya mencapai hasil belajar yang diinginkan.


(38)

11

2. Indikator minat belajar

Minat siswa terhadap pembelajaran tersebut terlihat dari (Mardapi, 2008:111):

a. Memberi manfaat belajar setelah terjadi pembelajaran;

b. Bertanya di kelas kepada guru jika pembelajaran yang diberikan belum dipahami;

c. Mengerjakan soal-soal yang diberikan guru; d. Membaca buku pelajaran;

e. Mempunyai usaha untuk memahami pelajaran yang diberikan oleh guru secara mandiri dan kelompok;

D. Keaktifan Belajar

1. Pengertian Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar siswa adalah partisipasi siswa baik secara jasmani maupun rohani dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas (Sriyono, dkk. 1992: 75). Keaktifan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa, siswa yang aktif akan mampu memahami materi yang diajarkan dengan lebih optimal. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari sikap siswa saat mengikuti, merespon dan menanggapi materi pembelajaran di kelas yang diberikan oleh guru.


(39)

2. Indikator Keaktifan Belajar

Keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari beberapa aspek di bawah ini (Sudjana, 2010:61):

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajar, b. Terlibat dalam pemecahan masalah,

c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya,

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah,

e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diprolehnya, g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang

sejenis,

h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

E. Pengukuran

Menurut Sumarwan dkk (2007:36) pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan dengan satuan.


(40)

13

1. Alat ukur besaran panjang

Satuan standar untuk besaran panjang adalah meter. Besaran panjang diukur menggunakan mistar, stikmeter (meteran gulung), jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur tersebut memiliki perbedaaan dalam ketelitian mengukur panjang.

a. Mistar dan stikmeter

Mistar adalah alat ukur untuk mengetahui nilai panjang, lebar, tinggi, ketebalan dan kedalaman. Alat ukur ini berbentuk pipih lurus dilengkapi dengan satuan ukuran metrik dan imetrik (Zaidan, 2009:2).

Mistar plastik atau mistar kayu banyak digunakan oleh siswa sekolah. Mistar dan stikmeter memiliki ketelitian sampai dengan 1 mm. Ketelitian alat adalah kemampuan alat untuk mengukur hingga skala terkecil. Jarak antar dua garis tebal yang berdekatan pada mistar sama dengan satu sentimeter, sedangkan jarak antara dua garis tipis yang berdekatan sama dengan satu millimeter.


(41)

Gamabar 1. Mistar Gambar 2. Stikmeter

b. Jangka sorong

Jangka sorong ditemukan pertama kali oleh Pierre Vernier (Raharja dkk, 2013:21). Jangka sorong merupakan alat ukur panjang, lebar, tebal, dan kedalaman(Zaidan, 2009:8).

Jangka sorong mempunyai ketelitian mencapai 0,1 mm. Jangka sorong memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius. Jangka sorong mempunyai dua bagian kaki pengukuran, yaitu bagian yang rahang bawah untuk mengukur panjang atau diameter luar benda dan bagian yang rahang atas ke dalam untuk mengukur diameter dalam sebuah benda, misalnya diameter dalam cincin. Tangkai pada jangka sorong digunakan untuk mengukur kedalaman. Bagian jangka sorong dan cara menbaca jangka sorong dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4 berikut.


(42)

15

Gambar 3. bagian jangka sorong

Gambar 4. Pembacaan Skala pada Jangka Sorong

Untuk menghitung hasil pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong dapat menggunakan persamaan di bawah ini:

Contoh Perhitungan:

Diketahui skala utama jangka sorong adalah 2,8 cm dan skala noniusnya adalah 8, berapakah panjang benda yang diukur dengan menggunakan jangka sorong?

Hasil Pengukuran = Skala Utama + ( Skala Nonius × 0,01 cm)


(43)

Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius x 0,01 cm) = 2,8 cm + (8 x 0,01 cm)

= 2,8 cm + 0,08 cm = 2,88 cm

Jadi panjang benda yang diukur dengan menggunakan jangka sorong adalah 2,88cm.

c. Mikrometer sekrup

Menurut Raharja dkk (2013:26) mikrometer sekrup adalah alat untuk mengukur diameter, panjang dan ketebalan benda-benda yang sangat tipis. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan benda-banda yang sangat tipis, misalnya untuk mengukur ketebalan lempeng aluminium (Purwoko dkk, 2008:11).

Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala tetap dan skala putar. Ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm sehingga dapat mengukur ketebalan benda-benda yang sangat tipis (Purwoko dkk, 2008:11). Bagian-bagian pada mikrometer sekrup dapat dilihat pada gambar 5 berikut.


(44)

17

Gambar 5. Bagian mikrometer sekrup

Untuk menghitung hasil pengukuran panjang dengan menggunakan mikrometer sekrup dapat menggunakan persamaan di bawah ini:

Contoh Perhitungan:

Sebuah benda diukur ketebalannya dengan mengunkan mikrometer sekrup, maka diketahui skala utama adalah 8,5 mm dan skala nonius adalah 30. Berapakah ketebalan benda tersebut?

Ketebalan benda = skala utama + (skala nonius x 0,01 mm) = 8,5 mm + (30 x 0,01 mm)

= 8,5 mm + 0,3 mm = 8,8 mm

Jadi ketebalan bendaadalah 8,8mm.

Hasil Pengukuran = Skala Utama + (Skala Nonius × 0,01 mm)


(45)

2. Alat ukur besaran massa

Satuan standar untuk besaran massa adalah Kilogram.Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa adalah neraca. Terdapat beberapa jenis neraca, antara lain sebagai berikut:

a. Neraca digital

Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan. Neraca digital berfungsi untuk membantu mengukur massa serta cara kalkulasinya secara otomatis(Prasodjo dkk, 2007:22).

Menurut Prasodjo dkk (2007:22), neraca digital sangat praktis untuk digunakan karena massa benda yang diukur secara otomatis langsung terbaca pada layar. Dalam pengoprasiannya, neraca ini menggunakan tenaga listrik. Neraca ini memiliki ketelitian yang sangat tinggi karena ada dua atau tiga angka desimal di belakang koma. Neraca ini umumnya digunakan di laboratorium untuk mengukur massa bahan-bahan kimia (Purwoko dkk, 2008:13). Contoh neraca digital seperti gambar 6 berikut.


(46)

19

Gambar 6. Neraca digital

b. Neraca duduk

Neraca duduk, yaitu neraca/timbangan dimana benda yang ditimbang dalam keadaan duduk atau sering kita ketahui sebagai Platform Scale.Neraca duduk biasanya digunakan untuk menimbang berbagai kebutuhan pokok rumah tangga, seperti gula, minyak, ikan, dan sayur-mayur. Neraca tersebut sering kita lihat di pasar. Neraca duduk memiliki dua sisi. Benda yang akan diketahui massanya diletakkan pada satu sisi dan anak timbangan yang telah diketahui massanya diletakkan pada sisi yang lain hingga terjadi kesetimbangan. Jika, kesetimbangan telah terjadi, maka massa benda yang diukur sama dengan jumlah massa anak timbangan (Purwoko dkk, 2008).


(47)

Gambar 7. Neraca duduk

c. Neraca 3 lengan

Neraca tiga lengan yaitu neraca yang biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya seperti pada gambar 8. Neraca tiga lengan mempunyai 3 lengan skala, yaitu lengan pertama dengan garis tebal yang berdekatan bernilai 100 gram, lengan kedua dengan garis tebal yang terdekat bernilai 10 gram, dan lengan ketiga dengan garis tebal yang berdekatan bernilai 1 gram (Purwoko dkk, 2008:12). Cara penggunaan neraca tiga lengan, sebelum dilakukan penimbangan, jarum penunjuk harus diletakkan papa posisi nol di sebelah kiri. Setelah benda diletakkan, ketiga jarum penunjuk digerakkan sampai posisi setimbang. Contoh neraca 3 lengan seperti gambar 8 berikut.


(48)

21

Gambar 8. Nerca 3 lengan

Pembacaan skala neraca 3 lengan dapat dilihat pada gambar 9. Untuk menghitung hasil pengukuran massa benda dengan menggunakan neraca 3 lengan dapat menggunakan persamaan dibawah ini .

Gambar 9. Pembacaan neraca

Kita akan menimbang sebuah gantungan kunci dengan neraca tiga lengan dan skala yang terbaca dalam lengan-lengannya seperti gambar diatas. Cara membaca skala neraca tiga lengan sebagai berikut:

Massa benda yang terukur = skala lengan belakang + skala lengan tengah + skala lengan depan


(49)

Skala lengan depan = 5,5 gram Skala lengan tengah = 20,0 gram Skala lengan belakang = 200 gram

——————————————- +

Jadi total berat gantungan kunci tersebut = 225,5 gram

3. Alat ukur besaran waktu

Satuan standar untuk besaran waktu adalah sekon. Besaran waktu diukur menggunakan jam matahari, jam pasir, arloji dan stopwatch.

a. Jam matahari

Menurut Kanginan (2007:29), jam matahari adalah jam pertama yang diciptakan hampir 3000 tahun yang lalu. Prinsip jam matahari adalah mengukur waktu dengan menggunakan gerakan bayangan dari benda hitam, yang dibentuk oleh sinar matahari. Salah satu contoh jam matahari ditunjukkan seperti gambar 10 berikut.


(50)

23

Gambar 10. Jam matahari b. Jam pasir

Menurut Kanginan (2007:30), jika matahari tidak dapat digunakan sebagai pengukur waktu, maka orang pada jaman dahulu menggunakan jam pasir, seperti gambar 11 berikut.

Gambar 11. Jam pasir


(51)

Selang waktu pasir pada bagia atas gelas untuk jatuh seluruhnya ke bagian bawah selalu tetap. Karena itu, jam pasir ini pun dapat digunakan untuk mengukur waktu.

c. Arloji

Menurut Kanginan (2007:31), alat ukur waktu yang umum digunakan orang dalam keseharian adalah arloji. Pada gambar 12 ditunjukkan arloji digital, yang mengukur waktu berdasarkan banyaknya getaran yang dilakukan oleh sebuah kristal kuarsa sangat kecil.

Gambar 12. Arloji digital

d. Stopwatch

Menurut Kanginan (2007:31), stopwatch adalah alat utuk mengukur selang banyaknya waktu. Ada 2 jenis stopwatch yaitu:


(52)

25

stopwatch digital dan stopwatch analog. Stopwatch digital ditunjukkan pada gambar 13 dan stopwatch analog ditunjukkan pada gambar 14. Stopwatch ini dijalankan dan dihentikan dengan menekan tombol yang sama.

Gambar 13. Stopwatch digital Gambar 14. Stopwatch analog

4. Alat ukur besaran volume

Volume benda beraturan dapat diukur dengan alat ukur panjang, seperti mistar kemudian menggunakan perhitungan atau rumus didapatkan volume benda tersebut. Volume benda tidak beraturan dapat diukur dengan gelas ukur, yaitu dengan memasukkan air kedalam gelas ukur pada volume tertentu kemudian masukkan benda tidak beraturan tersebut ke dalam gelas ukur. Untuk mengetahui volume benda tersebut, hitung selisih volume awal air di gelas ukur dengan volume air dan benda di gelas ukur (Purwoko dkk, 2008:13-14).


(53)

a. Mengukur volume benda beraturan

Mengukur benda teratur dapat menggunakan alat ukur panjang seperti mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Contoh benda teratur adalah kubus, balok, bola, tabung, kerucut dan lain-lain seperti pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Nama bagun, bentuk bagun dan rumus volume Nama Bangun dan Bentuk

Bangun

Rumus Volume

Kubus V = sisi × sisi × sisi

= p × p × p = p3

Balok V = panjang × lebar × tinggi


(54)

27

Bola V = 4

3× π × r 3

r = 1 2 �

Tabung V = Luas alas × tinggi

= π × r2 × t

Kerucut V = 1

3 × luas alas × tinggi = 1

3× π × r 2

× t


(55)

b. Mengukur volume benda tak beraturan

Benda-benda tak beraturan contohnya seperti batu. Alat ukur untuk benda tak beraturan adalah gelas ukur. Cara penguranya adalah:

 Isi gelas ukur dengan air  Ukur berapa volumenya

 Masukkan benda tak beraturan ke dalam gelas ukur yang sudah diisi air

 Ukur pertambahan volume dalam gelas ukur

 Volume benda dapat diukur dengan menggunakan persamaan di bawah ini:

Gambar 15. Cara mengukur volume benda tidak teratur

Volume benda dapat diproleh dari hasil pengurangan volume akhir dengan volume awal.


(56)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah bersifat eksperimen, yaitu peneliti menggunakan treatment dan melihat akibat dari treatment yang diberikan peneliti. Treatment yang digunakan peneliti adalah menggunakan metode Hands-on Actvities dalam pembelajaran. Peneliti juga menggunakan kelas kontrol yang digunakan sebagai pembanding dalam penggunaan metode. Kelas kontrol adalah kelas yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah siswa aktif dan demonstrasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena dibutuhkan data berupa angka yang pada akhirnya akan dianalisa dengan menggunakan metode statistik. Statistik yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil belajar siswa adalah Test-T untuk kelompok

dependen dankelompok independen.

Data yang diperoleh dengan menguji beberapa soal yang berhubungan dengan konsep-konsep fisika pada materi pengukuran. Tes yang diberikan berupa tes tertulis dan tes ini diberikan dalam bentuk pre-test dan post-test. Pre-test diberikan untuk menguji atau mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan oleh peneliti.

Post-test diberikan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi yang sudah diajarkan oleh peneliti. Pre-test dan Post-test dilakukan pada


(57)

dua jenis kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang proses pembelajarannya menggunakan metode Hands-on Activities. Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang proses pembelajarannya menggunakan metode ceramah siswa aktif dan demonstrasi.

Peneliti tidak hanya mengukur hasil belajar siswa melalui pre-test

dan post-test tetapi juga meniliti minat dan keaktifan belajar siswa selama pembelajaran menggunakan metode Hands-on Activities dan ceramah. Alat ukur dalam minat dan keaktifan belajar siswa adalah kuesioner dan pengamatan (observasi).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 6Agustus 2014 sampai dengan 15 Agustus 2014. Penelitian dilaksanakan di SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswa SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi kelas VII A dan VII B. Siswa yang tergabung dalam penelitian ini adalah 68 orang yang dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas VII A dan kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen adalah kelas VII B.


(58)

31

D. Treatment

Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010:51). Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut yang akan digunakan di kelas eksperimen adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Hands-on Activities.

Dalam pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa. Di dalam kelompok siswa berdiskusi. Sebelum membentuk kelompok kecil peneliti terlebih dahulu menyampaikan materi yangdidiskusikan oleh siswa. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam kelas eksperimen adalah: belajar dan berdiskusi dalam kelompok yang dibuat oleh peneliti, melakukan percobaan, mempresentasikan hasil diskusi dan hasil percobaan dalam kelompok, mengerjakan LKS secara kelompok, dan mengerjakan Pree-test dan Post-test secara individu. Dalam kelas eksperimen digunakan materi diskusi berupa LKS, fotocopi bahan ajar dan alat-alat untuk mendukung berjalannya percobaan.

Pada kelas kontrol tidak ada perlakuan khusus yang diberikan kepada siswa. Penjelasan materi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan model ceramah aktif dan demonstrasi di dalam kelas dan media yang digunakan adalah menggunakan fotocopi bahan ajar dan alat-alat untuk melakukan demonstrasi.


(59)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen pembelajaran

Instrumen pembelajaran terdiri dari 2 instrumen yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk penentuan garis besarnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan selama pengambilan data. RPP dibuat untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. RPP untuk kelas eksperimen terlampir pada lampiran 3 dan RPP untuk kelas kontrol terlampir pada lampiran 4.

b. Bahan ajar

Bahan ajar dibuat untuk memberikan materi pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa dapat belajar dari bahan ajar yang dibuat oleh peneliti. Bahan ajar yang dibuat berisikan tetang materi pembelajaran yang akan diajarkan oleh peneliti kepada siswa. Bahan ajar diberikan kepada


(60)

33

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menunjang jalannya pembelajaran di kelas. Bahan ajar terlampir pada lampiran 5.

c. Lembar kerja siswa (LKS)

Lembar kerja siswa dibuat dan digunakan siswa dalam percobaan. LKS 1 untuk pengukuran panjang terlampir pada lampiran 6, LKS 2 untuk pengukuran waktu terlampir pada lampiran 7 dan LKS 3 untuk pengukuran volume benda terlampir pada lampiran 8.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengambilan data yang digunakan peneliti meliputi: (1) tes tertulis pre-test dan post-test, (2) kuesioner minat belajar siswa, dan (3) hasil observasi keaktifan belajar siswa.

a. Pre-test

Pre-test diberikan sebelum pembelajaran menggunakan metode

Hands-on Activities.Pre-tes akan diberikan sebanyak dua kali. Pre-test

untuk teoritis dan pre-test untuk keterampilan mengukur. Pre-test

diberikan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar awal siswa mengenai konsep pengukuran dan keterampilan mengukur.


(61)

Pembuatan soal pre-test memerlukan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal berdasarkan pada kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa. Kisi-kisi soal pre-test dan post- test seperti pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kisi-kisi soal pre-test dan post-test Kompetensi

dasar

Indikator Pertanyaan Aspek

penilaian Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan Siswa dapat mengukur besaran fisika tentang massa dengan mengunakan alat ukur neraca

1. Tuliskan 3 jenis neraca alat ukur massa?

2. Perhatikan gambar dibawah ini:

Berdasarkan gambar diatas, berapakah massa benda yang terukur? Ingatan Terapan Siswa dapat mengukur besaran fisika tentang panjang dengan mengunakan alat ukur mistar,

1. Tuliskan 3 alat ukur untuk besaran panjang?

2. Ukurlah berapa ketebalan koin dengan menggunakan alat ukur mikrometer sekrup?

No Skala Utama Skala Nonius Tebal Balok 1 Ingatan Terapan


(62)

35

jangka sorong, dan mikometer sekrup

3. Perhatikan gambar dibawah ini:

Berapakah panjang benda yang diukur menggunakan jangka sorong tersebut? Terapan Siswa dapat mengukur besaran fisika tetang waktu dengan menggunakan alat ukur arloji dan stopwatch

1. Tuliskan 3 jenis alat ukur waktu! 2. Berapakah waktu yang dibutuhkan

utuk berjalan mengelilingi lapangan sekolah?

No Waktu yang dibutuhkan (s) 1 Ingatan Terapan Siswa dapat mengukur besaran fisika tentang volume dengan mengunakan alat ukur

1. Alat untuk mengukur volume benda tidak teratur adalah...

2. Ukurlah berapa volume batu? No Volume

Air

Volume Air + Batu

Volume Batu

1

3. Sebuah balok memiliki panjang 6 cm, lebar 4 cm dan tinggi 2 cm. Hitunglah volume balok tersebut!

Ingatan

Terapan


(63)

b. Post-test

Post-test diberikan setelah pembelajaran menggunakan metode

Hands-on Activities. Post-testdiberikan sebanyak dua kali yaitu post-test

untuk teoritis danketerampilan mengukur.

Soal post-test diberikan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa mengenai pengetahuan pengukuran dan keterampilan mengukur setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Hands-on Activities. Pre-test teoritis terlampir pada lampiran 9 dan pre-test

keterampilan mengukur terlampir pada lampiran 11. Post-test teoritis terlampir pada lampiran 13 dan post-testketerampilan mengukur terlampir pada lampiran 15. Kunci jawaban pre-testteoritis terlampir pada lampiran 10 dan post-testteoritis terlampir pada lampiran 14. Kunci jawaban pre-test

keterampilan mengukur terlampir pada lampiran 12 dan kunci jawaban

post-test keterampilan mengukur terlampir pada lampiran 16.

c. Kuesioner minat belajar siswa

Kuesioner minat diberikan setelah pembelajaran menggunakan metode Hands-on Activites. Kuesioner diberikan untuk mengetahui minat belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Hands-on Activities.

Pembuatan kuesioner minat belajar memerlukan kisi-kisi kuesioner minat belajar. Berdasarkan para ahli telah dipaparkan indikator minat


(64)

37

belajar siswa pada bab landasan teori. Aspek yang dinyatakan dalam kuesioner minat belajar siswa terhadap fisika. Kisi-kisi minat belajar siswa pada materi fisika ditunjukkan pada tabel 3 dibawah ini. Soal untuk kuesioner kelas eksperimen terlampir pada lampiran 17 dan kuiseoner kelas kontrol terlampir pada lampiran 18.

Tabel 3. Kisi-kisi Minat Belajar Siswa

Aspek Indikator

Jumlah butir soal Soal No. Item Minat Belajar Menyukai pembelajaran fisika 3

 Saya menyukai pembelajaran fisika  Saya menyukai

pembelajaran fisika dengan metode

Hands-on Activities

 Saya tidak merasa bosan belajar fisika dengan

menggunakan metode Hands-on Activities

1

6

9


(65)

Bertanya kepada guru dan teman serta menjawab pertanyaan guru 3

 Saya bertanya kepada guru fisika ketika saya kurang memahami

pembelajaran  Saya bertanya

kepada teman saya ketika saya kurang memahami

penjelasan dari guru  Saya menjawab

pertanyaan guru fisika saat pembelajaran berlangsung 3 4 7 Melaksanakan diskusi dan terlibat dalam memecahkan masalah 2

 Saya ikut serta dalam diskusi di kelompok  Saya mempelajari

pelajaran fisika lebih dalam dengan

membaca buku fisika 2

5

Melaksanakan tugas

2

 Saya mengerjakan soal-soal yang


(66)

39

diberikan oleh guru  Saya mengerjakan

soal-soal di buku sebagai latihan

10

d. Observasi keaktifan belajar siswa

Keaktifan siswa diukur dengan menggunakan observasi. Keaktifan siswa diukur pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode Hands-on Activities. Indikator observasi untuk melihat keaktifan siswa adalah (1) siswa turur serta dalam pembelajaran, (2) bertanya kepada guru atau teman kelompok, (3) melaksanakan percobaan dan diskusi, (4) mengerjakan soal latihan. Lembar observasi keaktifan belajar siswa terlampir pada lampiran 19. Kisi-kisi observasi keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran fisika ditunjukkan pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Kisi-kisi Keaktifan Belajar Siswa

No. Indikator Keaktifan Belajar Siswa Tally 1. Siswa ikut terlibat dalam pemecahan

masalah dalam proses pembelajaran berlangsung

2. Siswa bertanya kepada siswa lain dalam proses pembelajaran berlangsung


(67)

3. Siswa bertanya kepada guru dalam proses pembelajaran berlangsung

4. Siswa berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah

5. Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

6. Siswa mengejakan soal-soal yang diberikan guru

F. Validitas

Validitas adalah salah satu ciri menandai tes hasil belajar yang baik (Sudijono, 2011:164). Validitas yang digunakan peneliti adalah validitas isi. Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diproleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar.

Validitas isi berpedoman papa kisi-kisi test dan non test yang diukur sesuai dengan indikator yang sudah dibuat. Kisi-kisi test yaitu pre-test dan post-test dilihat pada halaman 28. Kisi-kisi non test yaitu kuesioner minat pada halaman 31 dan observasi dapat dilihat pada halaman 33.


(68)

41

G. Metode Analisis Data

1. Hasil belajar siswa

a. Hasil belajar teoritis siswa

Pre-test dan post-test untuk teoritis terdiri dari masing-masing 10 butir soal. Dimana soal pre-tes dan post-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama. Skor maksimal untuk masing-masing benar disesuaikan dengan bobot soal. Penskoran terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan membuat skala skor. Penskoran terhadap hasil belajar teoritis siswa tiap aspek seperti tabel 5 dan berikut penentuan bobot untuk masing-masing soal yang ditunjukkan seperti tabel 6, tabel 7, dan tabel 8.

Tabel 5. Skor tiap aspek pada soal teoritis

No Aspek Jumlah

Soal

Skor Maksimal

Skor Minimal

Skor Total

1 Ingatan 3 5 0 15

2 Pemahaman 2 5 0 10

2 Pengamatan 5 10 0 50

Total 10 - - 75


(69)

1) Soal No.1, No.5, dan No. 9 bobot soal 5

Penentuan bobot penskoran hasil belajar teoritis untuk aspek ingatan seperti tabel 6 berikut:

Tabel 6. skoring soal No.1, No.5, dan No. 9

Kerengan Skor

Siswa tidak mengerjakan 0

Siswa menuliskan hanya 1 alat ukur panjang 1 Siswa menuliskan hanya 2 alat ukur panjang 3 Siswa memberi jawaban sesuai dengan lembar jawaban 5

2) Soal No. 2 dan No. 10 bobot soal 5

Penentuan bobot penskoran hasil belajar teoritis untuk aspek pemahaman seperti pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. skoring soal No.2,dan No 10

Kerengan Skor

Siswa tidak mengerjakan 0

Siswa menuliskan jawaban tidak benar 2 Siswa menuliskan jawaban benartetapi tidak menyantumkan satuan

3


(70)

43

3) Soal No. 3, No 4, No. 6, No. 7, dan No. 8 bobot soal 10

Penentuan bobot penskoran hasil belajar teoritis untuk aspek penerapan seperti tabel 8 berikut:

Tabel 8. skoring soal No. 3, No 4, No. 6, No. 7, dan No. 8

Keterangan Skor

Siswa tidak mengerjakan 0

Pekerjakan siswa tidak sesuai 1

Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanya secara lengkap

2

Siswa hanya menuliskan sampai rumus 4 Siswa mengerjakan dengan menuliskan rumus lengkap dan memasukkan angka tetapi jawaban tidak sesuai

5

Jawaban siswa benar tetapi tidak mencantumkan satuan 8 Jawaban siswa sesuai dengan lembar jawaban 10

b. Hasil belajar keterampilan mengukur siswa

Pre-test dan post-testuntuk keterampilan mengukur terdiri dari masing-masing 6 butir soal. Dimana soal pre-tes dan post-test keterampilan mengukur yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama. Skor maksimal untuk masing-masing benar disesuaikan dengan bobot soal. Penskoran terhadap hasil belajar siswa tiap aspek seperti tabel 9 dan berikut adalah penentuan bobot untuk masing-masing soal pada tabel 10 berikut:


(71)

Tabel 9. Skor tiap aspek pada soal keterampilan mengukur

No Aspek

Jumlah soal

Skor maksimal

Skor minimal

Skor total

1 Penerapan 6 5 0 30

Total 6 - - 30

Tabel 10. skoring soal No. 1 sampai No. 6 pada soal keterampilan mengukur

Kerengan Skor

Siswa tidak mengerjakan 0

Siswa menjawab salah 1

Jawaban siswa benar tetapi tidak memiliki satuan 3 Jawaban siswa memberi jawaban sesuai dengan lembar jawaban

5

Untuk mengetahui skor hasil belajar teoritis dan keterampilan mengukur siswa dapat menggunakan persamaan dibawah ini:

Skor hasil belajar = � � ��

� �

×

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa maka peneliti membandingkan hasil pre-test dan post-test, peneliti menggunakan statistik uji test-t. Tes-T ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang


(72)

45

dependent, atau satu kelompok yang dites dua kali, yaitu pada pre-test dan

post-test. Kelompok dependent adalah kelompok yang saling tergantung, berkaitan, atau bahkan sama (Suparno,2010:85).

Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

���

=

� −� )(� −� Persamaan...(1) atau

���

=

(� −� )

[ � −( � ) ]

� (�− )

Persamaan...(2)

Dimana:

Xi1 : skor pre test

Xi2 : skor post-test

D : perbedaan anatara skor tiap subyek = Xi1– Xi2

N : jumlah pasangan skor (jumlah pasangan) Df : N-1

Perhitungan data menggunakan SPSS versi 16.0 for windows a. Untuk mengetahui apakah metode Hands-on Activities dapat

meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak, dengan menganalisis pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji-t untuk kelompok


(73)

dependen. Rumus utuk menghitungnya seperti rumus persamaan (1).

b. Untuk menguji pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah sama atau sungguh berbeda, dengan menggunakan uji-t untuk 2 grup yang independen. Rumus untuk menghitungnya alah sebagai berikut (Suparno, 2010:80-81).

t =

( � −1 � 2)

[�1

2

�1 +

22 �2]  Significant level α = 0.05;

 df untuk t = (n1 - 1) + (n2 - 1) atau N – 2  Cari t critical dari tabel t

 Cari daerah rejection

 Hitunng t observed dan ambil keputsan tentang Ho. c. Untik menguji pos-test kelas eksperiment dan kelas kontrol

apakah sama atau sungguh berbeda, dengan menggunakan uji t untuk 2 grup yang independent. Rumus untuk menghitung seperti rumus pada persamaan diatas.

2. Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa diukur dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen yang metode pembelajarannya Hands-on Activitesdan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.Jawaban sangat setuju


(74)

47

diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Skor terendah 10 sedangkan skor tertinggi adalah 40.

Untuk menghitung prosentase jumlah skor perorangan maupun seluruh siswa/sampel, yaitu dengan cara membagi jumlah skor yang dicapai dengan skor total dikalikan 100%. Mengetahui tingkat prosentase minat perorangan maupun seluruh siswa/sample digunakan persamaan:

Minat belajar siswa = � �� � �

� �

×

%

Hasil penskoran angket minat belajar siswa untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen kemudian dimasukkan ke dalam tabel 11 berikut ini;

Tabel 11.Hasil klasifikasi minat belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

Siswa

Jumlah skor minat belajar Kelas kontrol Kelas eksperment A

B

Skor yang diproleh dari angket belajar siswa dibagi menjadi 4 kategori yang tercantum dalam tabel 12berikut:


(75)

Tabel 12. Kategori minat belajar siswa

Interval Kategori

76-100 Sangat berminat

51-75 Berminat

26-50 Kurang berminat

0-25 Tidak berminat

Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa maka peneliti membandingkan minat belajar kelas kontroldan kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Hands-on Activites, pengujian dengan menggunakan program SPSS versi 16,0 for windows.

3. Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan belajar siswa terhadap pebelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dan kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode Hands-on Activites. Penilaian keaktifan belajar siswa dengan menggunakan tally setiap satu satuan aktifitas yang dilakukan siswa. Pengisian lembar observasi keaktifan belajar siswa seperti tabel 13 berikut.


(76)

49

Tabel 13. Pengisian hasil penilaian keaktifan belajar siswa

No. Indikator Keaktifan Belajar Siswa

Standar satuan keaktifan

Tally

1. Siswa ikut terlibat dalam pemecahan masalah dalam proses pembelajaran berlangsung

Sakali ikut menjawab pertanyaan = 1 tally 2. Siswa bertanya kepada siswa lain dalam

proses pembelajaran berlangsung

Sekali bertanya kepada siswa = 1 tally 3. Siswa bertanya kepada guru dalam

proses pembelajaran berlangsung

Sekali bertaya kepada guru = 1 tally 4. Siswa berusaha mencari berbagai

informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah

Sekali membaca buku = 1tally 5. Siswa melaksanakan diskusi kelompok

sesuai dengan petunjuk guru

Sekali ikut berdiskusi = 1 tally


(77)

6. Siswa mengejakan soal-soal yang diberikan guru

Sekali mengerjakan soal-soal dari guru = 1 tally

Untuk mengetahui keaktifan belajar siswa maka peneliti membandingkan keaktifan belajar kelas eksperimenyang menggunakan metode pembelajaran Hands-on Activitiesdengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dan demonstrassi.


(78)

51 BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII A dan kelas VII B SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus sampai dengan 15 Agustus 2014. Penelitian dilaksanakan pada saat jam pembelajaran fisika berlangsung.

Pembelajaran fisika di kelas VII A dan kelas VII B dilaksanakan 2 kali pertemuan dalam seminggu. Kelas VII A dilaksanakan pada hari Rabu 2 x 40 menit dan hari Jumat 3 x 40 menit, sedangkan kelas VII B dilaksanakan pada hari Selasa 2 x 40 menit dan hari Kamis 3 x 40 menit. Kelas VII A dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas VII B dijadikan sebagai kelas eksperimen.

Dalam penelitian ini, peneliti berlaku sebagai guru, fasilitator, observer dan dokumentator dalam proses pembelajaran. Proses pengambilan data di jelaskan sebagai berikut.

1. Sebelum penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen yang digunakan dalam penelitian seperti: RPP,

pre-PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(79)

test, post-test, kuesioner minat belajar siswa, lembar observasi keaktifan belajar siswa, bahan ajardan lembar kerja siswa (LKS). Peneliti juga menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian seperti jangka sorong, mikrometer sekrup, stopwatch, gelas ukur, balok, kubus, dan lain-lainnya.

Selain menyiapkan instrumen, alat-alat dan bahan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi di dalam kelas dan melihat alat-alat percobaan fisika. Observasi dilakukan untuk mengetahui situasi siswa, kelas dan pembelajaran fisika di dalam kelas. Observasi dilakukan 1 kali setiap kelas. Observasi dilakukan di kelas VII B pada 5 Agustus 2014 dan di kelas VII B dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2014.

SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi tidak memiliki laboratorium fisika dan alat-alat untuk menunjang pembelajaran fisika tidak lengkap. Siswa kelas VII B, siswa tidak aktif dalam pembelajaran karena siswa-siswa tersebut masih siswa-siswa baru dan masih malu-malu untuk memberikan tanggapan. Siswa kelas VII A kelas terlihat masih kaku dan malu untuk memberi jawaban saat guru bertanya.

2. Selama pelaksanaan penelitian a. Kelas eksperimen

Berikut pada tabel 14 adalah jadwal dan proses pelaksanaan pengambilan data di kelas VII B atau kelas eksperimen.


(80)

53

Tabel 14. Proses Pengambilan Data di Kelas Eksperimen No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Penelitian

1

Kamis, 7 Agustus 2014

8.00 WIB -10.30 WIB

Pre-test

 Pengenalan alat-alat untuk percobaan

2

Selasa, 12 Agustus 2014

12.30 WIB – 13.50 WIB

 Mendampingi siswa melakukan percobaan

3

Kamis, 16 Agustus 2014

8.00 WIB -10.30 WIB

 Siswa mempersentasikan hasil eksperimen

 Siswa mengerjakan kuesioner

Post-test

Penelitian tidak berjalan sesuai dengan rencana karena ada beberapa halangan seperti, beberapa siswa masuk kelas terlambat 10 menit, dengan alasan dari masjid dan kamar mandi.

1) Pelaksanaan penelitian pada hari Kamis, 7 Agustus 2014 Penelitian berlangsung di dalam kelas VII B SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi. Semua siswa hadir pada saat pembelajaran.

Peneliti memulai pembelajaran dengan memberi salam dan doa. Peneliti memberi tahu siswa diadakan test. Sebagian besar siswa protes


(81)

dengan alasan belum belajar dan tidak ada persiapan untuk test, akan tetapi siswa tetap mengikuti pre-test. Peneliti membagikan lembar pre-test

kepada siswa untuk dibagikan kepada siswa yang lainnya. Sebelum siswa mengerjakan pre-test peneliti memberikan penjelasan-penjelasan mengenai tata cara pengerjaan pre-test yang dikerjakan. Pre-test yang diberikan kepada siswa ada dua jenis yaitu teoritis dan keterampilan mengukur. Pre-test teoritis dikerjakan di meja masing-masing siswa. Sedangkan pre-test keterampilan mengukur, siswa dipanggil satu-persatu ke meja yang sudah disediakan oleh peneliti, waktu yang diberikan untuk

pre-test adalah 60 menit. Pada gambar 16, terlihat siswa sedang mengerjakan pre-test teoritis.

Gambar 16. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Pre-Test Teoritis Pada gambar 17, siswa mengerjakan pre-test keterampilan mengukur alat ukur panjang yaitu mikrometer skrup. Siswa tersebut


(82)

55

terlihat masih bingung cara penggunaan dan pembacaan skala mikrometer sekrup.

Gambar 17. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Pre-Test Ketarampilan Mengukur

Selesai mengerjakan pre-test, masih ada waktu yang tersisa sekitar 60 menit. Peneliti menjelaskan materi yang baru saja diujikan. Peneliti mendemonstrasikan cara penggunaan alat ukur dan pembacaan skala pada alat ukur. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba alat ukur dan membaca skala yang terukur. Peneliti membagikan bahan ajar pembelajaran kepada siswa. Bahan ajar dibawa pulang dan dipelajari di rumah agar pada pertemuan berikutnya siswa dapat langsung melakukan pengukuran dengan alat ukur.


(83)

2) Pelaksanaan penelitian pada hari Selasa, 12 Agustus 2014 Penelitian berlangsung di dalam kelas VII B SMP Plus Fajar Sentosa Cileungsi, semua siswa hadir pada saat pembelajaran, akan tetapi ada beberapa siswa terlambat masuk kelas dengan alasan dari masjid dan kamar mandi.

Peneliti memulai pembelajaran dengan memberikan salam pembuka dan doa bersama. Peneliti membagi kelompok untuk kelompok percobaan. Setiap kelompok terdapat 5 orang siswa dan ada satu kelompok hanya terdiri dari 4 orang siswa. Dalam proses percobaan, alat-alat yang digunakan harus bergantian dengan kelompok lain karena alat yang tersedia di sekolah tidak mencukupi jika setiap kelompok harus mempunyai alat yang lengkap untuk percobaan. Siswa dibiarkan keluar kelas untuk melakukan eksperimen dan mencari bahan-bahan yang ada di lingkungan sekolah untuk digunakan dalam percobaan. Pada gambar 18 di bawah ini, siswa kelas eksperimen dibentuk dalam kelompok belajar, dalam kelompok tersebut terlihat siswa-siswa sedang melakukan percobaan menggunakan alat ukur panjang yaitu jangka sorong untuk menggukur panjang kubus. Siswa-siswa pada kelompok ini sangat antusias dalam pelaksaan percobaan.


(84)

57

Gambar 18. Siswa Kelas Eksperimen Melakukan Percobaan dan Diskusi

3) Pelaksanaan penelitian pada hari Kamis, 16 Agustus 2014 Hari Kamis, 16 Agustus 2014 adalah hari terakhir penelitian di kelas eksperimen atau kelas VII B. Sebelum memulai pembelajaran peneneliti memberikan salam pembuka dan doa bersama. Semua siswa hadir akan tetapi ada beberapa siswa terlambat masuk kelas dengan alasan dari kamar mandi dan masjid.

Hari ini, siswa presentasi tentang alat ukur dan peneliti berlaku sebagai moderator pada saat siswa persentasi. Setiap kelompok mempersentasikan satu alat ukur. Yang akan dipersentasikan adalah nama alat ukur, cara penggunaannya, pembacaan skala dan keuntungan memakai alat ukur tersebut. Setiap kelompok juga mempresentasikan hasil percobaan yang telah mereka lakukan pada pertemuan sebelumnya. Seperti


(85)

pada gambar 19, terlihat kelompok siswa kelas eksperimen tersebut sedang mempresentasikan hasil percobaan pada pertemuan sebelumnya dan menjelaskan cara penggunaan dan pembacaan skala pada alat ukur panjang yaitu jangka sorong. Selama persentasi, ada beberapa siswa bertanya kepada kelompok yang presentasi dan kelompok presentasi menanggapi pertanyaan tersebut. Peneliti memberi penguatan setiap pertanyaan dan jawaban dari siswa.

Gambar 19. Siswa Kelas Eksperimen Mempersentasikan Cara Penggunaan Jangka Sorong.

Pada gambar 20, terlihat siswa kelas eksperimen menjelaskan dan menggerjakan cara perhitungan dari hasil pembacaan skala yang tertera pada alat ukur di papan tulis. Hal ini dilakukan siswa agar untuk lebih memperjelas lagi bagaimana cara perhitungan setelah memperoleh skala yang terukur pada alat ukur.


(86)

59

Gambar 20. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Hasil Pembacaan Skala pada Alat Ukur

Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil masing-masing, kegiatan selanjutnya adalah mengerjakan post-test. Sebelum melakukan post-test peneliti mengulas kembali apa saja yang sudah diproleh dari pembelajaran sebelumnya. Hampir semua siswa terlibat dalam memberikan tanggapannya masing-masing dan memberikan kesimpulan apa saja yang siswa peroleh dari pembelajaran tersebut. Peneliti memberikan soal-soal post-test kepada siswa untuk dibagikan kepada siswa yang lainnya. Setelah semua siswa mendapat lembar post-test maka selanjutnya peneliti memberikan penjelasan tata cara menjawab

post-test.

Post-test ada dua yaitu teoritis dan keterampilan mengukur. Untuk

post-test teoritis siswa mengerjakannya di meja masing-masing. Dan untuk

post-testketerampilan mengukur, nama siswa akan dipanggil satu-persatu dan siswa mengerjakannya di meja yang sudah disedikan oleh peneliti.


(87)

Waktu yang tesedia untuk penelitian sudah habis namun kuesioner minat belajar belum dikerjakan oleh siswa maka, kuesioner dikerjakan siswa pada saat jam istirahat. Pada gambar 21, siswa kelas eksperimen sedang melakukan post-test keterampilan mengukur di depan kelas. Siswa tersebut sedang menggukur ketebalan koin dengan menggunakan alat ukur panjang yaitu mikrometer sekrup. Pada post-test keterampilan mengukur siswa sudah bisa melakukan penggukuran dengan menggunakan alat ukur dan siswa juga sudah bisa membaca skala yang terdapat pada alat ukur dengan baik.

Gambar 21. Siswa Kelas Eksperimen Melakukan Post-test Keterampilan Mengukur

Pada gambar 22, siswa kelas eksperimen terlihat sedang mengerjakan post-test teoritis di meja masing-masing siswa secara mendiri.


(88)

61

Gambar 22. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Post-Test Teoritis

b. Kelas kontrol

Tabel 15 adalah jadwal dan proses pelaksanaan pengambilan data di kelas VII A atau kelas kontrol.

Tabel 15. Proses Pengambilan Data di Kelas Kontrol

No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Penelitian

1

Jumat, 8 Agustus 2014

09.50 WIB – 12.00 WIB

Pre-test

 Pengenalan alat ukur

2

Rabu, 13 Agustus 2014

12.30 WIB – 13.50 WIB  Memberikan penjelasan materi kepada siswa 3 Jumat, 16 Agustus 2014

09.50 WIB – 12.00 WIB

 Siswa mengerjakan


(1)

227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

229

Lampiran 44: Sampel Hipotesis Siswa dan LKS 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

231

Lampiran 45: Sampel Hipotesis Siswa dan LKS 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI