97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpuan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas X-G SMA Negeri 4 Yogyakarta membuktikan bahwa:
1. Persentase minat belajar siswa yang memiliki kriteria tinggi adalah
54,54 belum mencapai target pencapaian yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu 70 siswa memiliki kriteria tinggi. Dari hasil tersebut
dapat dilihat bahwa hanya terdapat sebagaian siswa yang memiliki minat belajar dengan kriteria tinggi.
2. Pemanfaatan media perminan monopoli pada materi invertebrata dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
B. Saran
Untuk lebih meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan pemanfaatan media permainan monopoli ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, yaitu: 1.
Dalam melakukan pembelajaran dengan pemanfaatan media permainan monopoli perlu memperhitungkan alokasi waktu sehingga akan diperoleh
hasil yang maksimal, agar guru tidak terburu-buru dalam menjelaskan peraturan dan cara bermain monopoli dalam pembelajaran.
2. Gambar yang digunakan dalam pmbelajaran sebaiknya yang jelas.
3. Dalam pembelajaran tidak disarankan untuk menggunakan media
permainan monopoli, karena teralu banyak menyita waktu pembelajaran untuk menjelaskan cara bermain.
DAFTAR PUSTAKA
Arif. 2013. Siswa Senang Guru Gemilang. Jakarta: Kompas Gramedia. Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara. Cahyo, A. N. 2011. Gudang Permainan Kreatif Otak Kiri Anak. Jakarta: Flash
Books. Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan, I. dan Anggarini R. P. Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Penilaian
. PGSD FIP IKIP PGRI Madiun.
Kustandi, C. dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual Dan Digital. Bogor: penerbit Ghalia Indonesia.
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK. Semarang: RaSAIL Media Group. Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.
Siregar, E. dan Hartini N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudono, A. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo.
Suhartini, D. 2001. Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran Sejarah Dan Beberapa Faktor Yang Melatar Belakanginya. Disertasi
. PPS Universitas Pendidikan Indonesia.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, anggota IKAPI.
Surya, M. 2007. Psokologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Wahid, A. 1998. Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wartini, S. 2012. Peningkatan Minat Belajar Seni tari Melalui Hynoteaching di SD Negeri 1 Prambanan Klaten
. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.
---------. 2004. Psikologi pengajaran. Yogyakarya: Media Abadi.
INVERTEBRATA
Invertebrata berasal dari bahasa latin in tanpa dan vertebrae tulang belakang jadi invertebrata merupakan hewan yang tidak bertulang belakang.
Hewan invertebrata memiliki jumlah yang sangat besar, terdiri dari berbagai filum, yaitu Porifera, Cnidaria, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca,
Arthropoda dan Echinodermata.
1. Porifera
Porifera merupakan hewan invertebrata yang tubuhnya berpori seperti busa atau spons. Ciri-ciri Porifera adalah sebagai berikut:
Tubuh berpori Tubuh asimetri atau simetri radial
Hidup secara heterotrof Reproduksi aseksual dan seksual
Pencernaan intraseluler Memiliki 3 tipe saluran, yaitu asconoid, syconoid dan leuconoid.
Lihat gambar 1.1.
Gambar 1.1 Tipe saluran pada filum porifera: a asconoid, b syconoid, c leulonoid
Lampiran 1 Materi Pembelajaran
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi 3 tiga kelas seperti yang terdapat dalam tabel 1.1.
Tabel 1.1 Klasifikasi filum porifera
Kelas Rangka
Penyusun Warna
Bentuk Tubuh
Tipe Saluran
Contoh
Calcarea Zat kapur pucat
Seperti vas bunga,
dompet, kendi, atau
silinder Askonoid,
sikonoid atau
leukonoid Scypha,
Grantia, Sycon,
Clathrina dan Leucoselonia
Demospongia Serabut spongin
Cerah Tidak
beraturan dan
bercabang Leukonoid Euspongia
dan Spongia
Hexactinellida Silikat Pucat
Seperti vas bunga atau
mangkuk Sikonoid
Pheronema, Euplectella
dan Hexactinella
Peranan Porifera dalam kehidupan manusia adalah Spongia dan Hippospongia
dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.
2. Coelenterata
Coelenterata adalah hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh sebagai alat pencernaan gastrovaskuler. Coelenterata disebut juga
Cnidaria karena memiliki sel penyengat yang terletak pada tentakel yang terdapat di sekitar mulutnya.
Ciri-ciri tubuh Ceolenterata adalah sebagai berikut: Memiliki ronggotubuh sebagai alat pencernaan gastrovaskuler
Memiliki penyengat yang terletak di tentakel Tubuh simetris radial
Bentuk tubuh berupa medusa dan polip Berkembangbiak secara vegetatif dan generative
mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan
Permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut
nematokis. Lihat gambar 1.2
Gambar 1.2 Struktur tubuh Cnidaria Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, filum
cnidaria dibagi menjadi 3 tiga kelas seperti yang terdapat pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Klasifikasi filum cnidaria
Kelas Bentuk tubuh
Habitat Contoh
Hydrozoa Polip dan medusa Sebagian besar di
laut dan hanya sedikit di air
tawar Hydra, Obelia
dan beberapa karang
Scyphozoa Medusa
Laut Ubur-ubur dan
ubur-ubur kotak beracun
Anthozoa Polip dan
membentuk koloni
Laut Anemon laut,
sebagian besar karang, karang
berkoloni seperti kipas
Manfaat hewan Cnidaria bagi manusia adalah sebagian ubur-ubur yang digunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar dan bahan baku
industri kosmetik; sebagian Cnidaria membentuk batu karang penahan gelombang; terumbu karang yang terdiri dari spesies-spesies dari filum
Porifera dan Cnidaria membentuk pemandangan yang indah di dasar laut.
3. Platyhelminthes
Platyhelminthes merupakan hewan tripoblastik aselomata dengan tubuh simetris bilateral. Ciri-ciri tubuh Platyhelminthes adalah sebagai
berikut: -
Tubuh simetri bilateral -
Merupakan hewan triploblastik aselomata -
Hidup bebas atau parasit -
Habitat di laut, air tawar, dataran yang lembab atau parasit pada organisme lain.
- Tubuh berbentuk pipih
- Memiliki sistem saraf tangga tali dan sel api lihat gambar 1.3
a b
Gambar 1.3 Sistem pada Platyhelminthes: a
System protonefrida pada Platyhelminthes b
System tangga tali pada Platyhelminthes
Filum Platyhelminthes digolongkan dalam 3 kelas seperti yang terdapat pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 Klasifikasi filum platyhelminthes
Kelas Habitat
Ciri khusus Contoh
Turbellaria Sebagian besar di
laut, beberapa di air tawar dan sedikit
hidup di darat Permukaan tubuh
bersilia Dugesia dan
Planaria
Trematoda Hidup parasit
Memiliki alat penghisap untuk
menempel dan mengambil makanan
berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya
Cacing hati Faciola
hepatica
Cestoda cacing
pita Hidup parasit pada
usus halus inangnya Berbentuk pipih
seperti pita dan memiliki segmen
tubuh yang disebut ploglotids
Taenia saginata dan
Taenia solium
Berikut ini adalah siklus hidup dari cacing hati dan cacing pita terdapat pada gambar 1.4
a b a
b
Gambar 1.4 siklus hidup pada filum platyhelminthes: a
Siklus hidup Faciola hepatica b
Siklus hidup cacing pita
4. Nemathelminthes
Nemathelminthes Yunani, nema = benang, helminthes = cacing disebut sebagai cacing gilik karena tubuhnya berbentuk bulat dan panjang
atau seperti benang. Nemathelminthes merupakan hewan triploblastik pseudoselomata.Ciri-ciri Nemathelminthes adalah sebagai berikut:
- Tubuh berbentuk bulat dan panjang atau seperti benang
- Merupakan hewan triploblastik pseudoselomata
- Parasit di dalam tubuh hewan, manusia, atau tumbuhan
- Reproduksi secara seksual
- Kelas nemathelminthes adalah Nematoda
- Struktur tubuh nemathelminthes terdapat pada gambar 1.5
Gambar 1.5 Struktur tubuh filum nemathelminthes Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari Nematoda
yang merupakan parasit pada manusia yang terdapat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4. Spesies dari Nematoda
Spesies Habitat
Penyebab penyakit
Infeksi
Ascaris lumbricoides
Usus halus manusia
Askariasis cacingan
Telur Ascaris yang tertelan
Ancylostoma duodenale
cacing tambang Usus halus
manusia Ankilostomiasis
Masuk melalui kulit kaki
Oxyuris verminularis
cacning kremi Usus besar
manusia Enterobiasis
Telur tertelan bersama makanan
yang telah terkontaminasi
Wucheria bancrofti
atau Filaria
brancrofti cacing rambut
Di pembuluh limfa
Elefantiasis kaki gajah
Melalui gigitan nyamuk Culex
Trichinella spiralis
Otot manusia Trikhinosis
kerusakan otot Memakan daging
yang tidak dimasak dengan baik
Siklus hidup pada spesies dari filum nemathelmithes dapat dilihat pada gambar 1.6.
a b
Gambar 1.6 Gambar siklus hidup Nematoda: a cacing Ascaris lumbricoides, b
cacing Ancylostoma duodenale
5. Filum Annelida
Annelida berasal dari kata annulus gelang-gelang, cincin-cincin kecil, atau ruas-ruas dan oidus bentuk. Annelida juga dikenal sebagai
cacing gelang. Annelida merupakan hewan triploblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati hewan selomata. Ciri-ciri tubuh Annelida
adalah sebagai berikut: a.
Tubuh simetri bilateral dan bersegmen. b.
Memiliki otot melingkar dan otot memanjang. c.
Sistem saraf tangga tali. d.
Pembuluh darah kecil pada permukaan tubuh cacing tanah berfungsi sebagai organ pernapasan
e. Bersifat hermafrodit berjenis kelamin ganda.
f. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi pemotongan tubuh
dan secara seksual dengan pembentukan gamet. Berdasarkan jumlah rambutnya, Filum Annelida dibagi dalam tiga
kelas, yaitu terdapat pada tabel 1.5. Tabel 1.5 Klasifikasi filum annelida
Aspek Polychaeta
Oligochaeta Hirudinae
Rambut Banyak
Sedikit Tidak ada
Parapodia
Ada Tidak adat
Tidak ada
Klitelum Tidak ada
Ada Tidak ada
Sucker Tidak ada
Tidak ada Ada
Habitat
Di laut Di air tawar dan
darat Air tawar, laut
dan darat
Contoh Cacing wawo
dan cacing palolo
Cacing tanah Lintah dan
pacet
Annelida bermanfaat bagi kehidupan manusia, yaitu cacing palolo dan cacing wawo dapat dimakan. Cacing tanah Lumbricus sp. bermanfaat
dalam menggemburkan tanah. Lintah Hirudo medicinalis berguna dalam pengobatan karena menghasilkan zat hirudin yang berguna untuk mencegah
pembekuan darah dan zat anestesi berguna sebagai penghilang rasa sakit. Selain menguntungkan lintah dan pacet juga merugikan bagi manusia karena
bila menempel pada tubuh manusia lintah dan pacet akan menghisap darah. Bila seseorang digigit oleh lintah atau pacet bukan karena suatu pengobatan,
cara untuk melepaskan gigitan pacet atau lintah adalah dengan meneteskan bagian yang digigit dengan air tembakau.
6. Filum Mollusca
Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang keras yang tersusun dari senyawa kalsium karbonat, kecuali cumi-
cumi dan gurita yang cangkangnya tereduksi. Tubuh Mollusca terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Kaki berotot, yang digunakan untuk pergerakan.
b. Massa visceral, yang mengandung organ-organ internal.
c. Mantel, berfungsi melindungi massal visceral dan mensekresikan
bahan pembuat cangkang. Habitat Mollusca sebagian besar di laut dan beberapa lainnya di air
tawar dan di darat. Berdasarkan struktur tubuhnya dibedakan atas lima kelas, yaitu terdapat pada tabel 1.6.
Tabel 1.6 Klasifikasi filum mollusca
Kelas Keterangan
Amphineura Memiliki 8 cangkang seperti
keeping Hermafrodit
Habitat di laut, menempel pada batu-batuan
Contoh : Chiton Scaphopoda
Cangkang berbentuk trompet atau tanduk
Contoh : Dentalium sp.
Gastropoda Hewan berkaki perut
Hermafrodi Contoh : siput dan bekicot
Pelecypoda Bivalvia
Kaki pipih berbentuk kapak sehingga disebut pelecypoda
Memiliki sepasang cangkang Insang berlapis-lapis
Cangkang terdiri dari 3 lapisan, yaitu periosrakum, primatik dan
nakreas Contoh : remis, kerang mutiara
Cephalopoda Kaki termodifikasi menjadi tentakel
di bagian kepala Menghasilkan tinta untuk melarikan
diri Contoh : gurita, sotong
Manfaat mollusca bagi manusia adalah sebagai sumber protein dan kerang mutiara sebagai penghasil mutiara. Pembentukan mutiara dapat
terjadi secara alami, yaitu bila ada benda asing yang masuk di antara mantel dan cangkang.
7. Filum Arthropoda
Arthropoda berasal dari dau kata Yunani. Yaitu arthros berbuku- buku atau beruas dan poros kaki. Jadi arthropoda adalah invertebrata
dengan kaki berbuku-buku atau beruas. Tubuhnya dibedakan berdasarkan kepala caput, dada thoraks, dan perut abdomen. Memiliki sistem
peredaran darah terbuka dan darah tidak berwarna merah dan memiliki sistem respiresi pernapasan, yaitu insang, trakea dan paru-paru buku.
Sistem reproduksi
secara aseksual
dengan parthenogenesis
perkembangbiakan dengan cara pertumbuhan langsung sel telur tanpa pembuahan oleh unsur jantan dan secara seksual denga fertilisasi telur.
Arthropoda terbagi dalam empat 4 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki, yaitu terdapat pada tabel 1.7.
Tabel 1.7 Klasifikasi filum arthropoda
Ciri-ciri Crustacea
Arachnoidea Myriapoda
Insecta Chilopoda
Diplopoda Pembagian
tubuh
Sefalotoraks kepala dada
dan abdomen perut
Sefalotoraks kepala dada
dan abdomen perut
Kepala dan perut
abdomen Kepala dan
perut abdomen
Kepala, dada dan
perut
Jumlah kaki 5 pasang
pada setiap ruas dada
4 pasang pada dada
1 pasang pada tiap
ruas tubuh 2 pasang
pada tiap ruas tubuh
3 pasang pada dada
Sayap Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada 1 atau 2
pasang pada dada
Jumlah antenna
2 pasang Tidak ada
1 pasang 1 pasang
2 pasang
Alat respirasi pernapasan
Insang dan permukaan
tubuh Paru-paru
buku Trakea
Trakea Trakea
Habitat Air tawar
dan laut Datar
Darat Darat
Darat
Contoh
Udang Laba-laba
Kelabang Keluweng
Serangga
Peranan filum Arthropoda bagi manusia ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Yang menguntungkan bagi manusia diantaranya
golongan udang yang berguna sebagai bahan maknan sumber protein dengan nilai ekonomi tinggi. Dan yang merugikan manusia diantaranya golongan
saerangga yang merupakan hama pertanian dan vector berbagai penyakit pada manusia.
8. Filum Echinodermata
Echinodermata berasal dari kata Yunani, yaitu echinus duri dan derma
penutupkulit. Jadi echinodermata adalah hewan invertebrata berkulit duri. Ciri khas dari echinodermata adalah memiliki struktur
pembuluh air, yang disebut kaki tabung yang berfungsi untuk pergerakan, makan dan pertukaran gas.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu seperti pada tabel 1.8.
Tabel 1.8 Klasifikasi filum echinodermata
Kelas Keterangan
Asteriodea bintang laut
Lengan berjumlah 5 atau kelipatannya
Memiliki duri Contoh : bintang laut
Ophiuroidea bintang
ular laut
Lengan panjang, jumlah 5 atau kelipatannya
Tidak memiliki anus Contoh: bintang ular laut
Kelas Keterangan
Echinoidea landak laut
Tidak memiliki lengan Berbentuk seperti mangkuk
Contoh: landak laut dan bulu babi
Holothuroidea teripang
Tubuh memanjang Tidak mempunyai lengan dan
duri Contoh : teripang
Crinoidea lilia laut
Primitif, bentuk
seperti tumbuhan
Contoh : Antedon, lili laut
Echinodermata merupakan hewan pemakan bangkai dan kotoran hewan di laut sehingga mempunyai peran sebagai pembersih lingkkungan laut
terutama pantai. Beberapa jenis dapat digunakan sebagai bahan makanan, misalnya teripang. Kerangka dari beberapa jenis Echinodermata dapat
digunakan sebagai bahan hiasan.
La mpi
ra n 1
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH : SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
MATA PELAJARAN : BIOLOGI
KELASSEMESTER : X-GII
STANDAR KOMPETENSI : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
ALOKASI WAKTU : 8 X 45’
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi Waktu
Alat Dan Bahan
Sumber
3.4 Mendeskripsikan ciri- ciri filum dalam dunia
Hewan dan peranannya bagi kehidupan
Karakteristik dan klasifikasi filum-
filum invertebrata Siklus hidup filum-
filum invertebrata Peranan filum-
filum invertebrata dalam kehidupan
Diskusi kelompok mengenai karakteristik
dan contoh-contoh hewan invertebrata pada
setiap filum
Diskusi Peranan filum Porifera, Cnidaria,
Platyhelminthes dan Nematoda bagi
kehidupan
Memanfaatkan permaianan monopoli
untuk memperdalam pengetahuan siswa
terhadap filum dalam kingdom animalia
Kognitif produk:
- Menyebutkan filum-filum
pada invertebrata -
Menyebutkan karakteristik filum-filum invertebrata
- Menyebutkan klasifikasi pada
filum-filum invertebrata -
Menyebutkan contoh-contoh hewan pada kelas-kelas filum-
filum invertebrata -
Membuat bagan yang menggambarkan siklus hidup
pada filum Cnidaria, Platyhelminthes dan
Nematoda
- Menjelaskan peranan hewan
pada tiap kelas-kelas filum- filum invertebrata bagi
kehidupan
Kognitif proses:
- Mengidentifikasi karakteristik
filum-filum invertebrata -
Mengumpulkan informasi Jenis :
Tertulis Bentuk
instrumen: Lembar
observasi, kuisioner
8 x 45’ Alat dan
bahan: Papan tulis,
spidol, media permainan
monopoli, LKS, viewer
dan LCD Buku
paket untuk
SMA kelas X
Internet Power
point
Lampiran 2 Silabus
L ampiran 1
mengenai contoh-contoh hewan pada filum-filum
invertebrata -
Mengumpulkan informasi mengenai peranan hewan
pada tiap kelas-kelas filum- filum invertebrata
Psikomotorik:
- Melakukan permainan
monopoli mengenai materi filum-filum invertebrata
Afektif karakter:
- Percaya diri saat
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
- Kritis dalam menanggapi
hasil diskusi kelompok lain. -
Terbuka terhadap pendapat teman dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas.
- Jujur dan sportif dalam
melakukan permainan monopoli.
Afektif sosial:
- Bekerja sama dan saling
menghargai pendapat teman selama berdiskusi
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
RPP SIKLUS I
Satuan pembelajaran : SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA
Mata pembelajaran : BIOLOGI
Kelassemester : X-G II
Alokasi waktu : 2 x PERTEMUAN 4 x 45 MENIT
A. STANDAR KOMPETENSI