Uji MTT Uji Double Staining

diinkubasi selama 3 menit. Seb anyak 500 µL akuades ditambahakan kemudian membuangnya kembali. Cover slip diangkat dengan pinset secara hati-hati dan dicelupkan dalam xylol dan alkohol. Cover slip dikeringkan dan diletakkan di atas object glass, kemudian ditetesi dengan lem mounting media. Cover slip ditutup dengan cover slip kontak. Ekpresi protein diamati dengan mikroskop cahaya.

F. Analisis Hasil

1. Uji MTT

Data yang didapat dari uji MTT, dihitung viabilitas selnya dengan menggunakan rumus : Data viabilitas sel di plotkan pada tabel kemudian IC 50 dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear konsentrasi vs viabilitas sel pada Microsoft Excel 2007. Koefisien y pada persamaan linier ini menunjukkan koefisien IC 50 , sedangkan koefisien x menunjukkan konsentrasi ekstrak yang akan dicari nilainya, dimana x yang diperoleh merupakan besarnya konsentrasi yang diperlukan untuk dapat menghambat viabilitas sel sebesar 50 Harmita, 2004.

2. Uji Double Staining

Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 40x10. Setiap preparat dihitung dalam tiga lapang pandang yang berbeda. Sel yang berwarna hijau menunjukkan bahwa sel tersebut hidup. Sel utuh berwarna merah menunjukkan sel nekrosis sedangkan sel yang terfragmentasi nukleusnya apoptosis ditunjukkan dengan warna oranye. Pembacaan dan perhitungan jumlah sel yang mengalami apoptosis, nekrosis atau sel hidup pada preparat dibaca dengan bantuan tiga orang responden blind reader. Hasil berupa rata-rata ± SD. 3. Uji Immunositokimia Ekspresi protein tertentu misal COX-2 ditunjukkan dengan warna coklat pada sitoplasma bukan inti sel. Pembacaan data dilakukan dengan bantuan blind reader. Sebanyak tiga orang responden menghitung jumlah sel yang mengekspresikan COX-2 pada preparat yang terdiri dari tiga bagian tiap preparatnya. Hasil berupa rata-rata ± SD. Persentase sel yang mengekspresikan COX-2 dalam satu preparat dihitung dengan melakukan skoring. Tiga orang responden blind reader membantu dalam membaca dan menghitung persentase sel yang mengekpresikan COX-2 pada tiap preparat. Hasil negatif apabila sel yang mengekspresikan COX-2 10 dari total sel dan hasil positif apabila sel yang mengekspresikan COX-2 10 dari total sel. Nilai skor diberikan sesuai dengan persentase sel yang mengekspresikan COX-2; Skor - = 10; Skor + = 25; Skor ++ = 50; Skor +++ = 75; dan Skor ++++ = 90 Zhang dan Sun, 2002. Data penekanan ekpresi COX-2 yang didapat kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui distribusi data tiap kelompok kontrol sel, ekstrak etanol daun sirih, dan doksorubisin Immanuel, 2015. Apabila didapatkan data yang berdistribusi normal maka dilakukan uji variansi menggunakan uji F-Test Sample of Variancespada program Microsof Excel 2007, yang kemudian dilanjutkan dengan T-Test : Paired Two Sample for Means pada program Microsof Excel 2007 untuk mengetahui adanya kebermaknaan perbedaan penekanan ekpresi COX-2 pada tiap kelompok. Apabila didapatkan data yang tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji non-parametik menggunakan uji Kruskal-Wallis, yang dilanjutkan dengan uji Man-Whitney untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan penekanan ekpresi COX-2 pada tiap kelompok. 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun sirih terhadap viabilitas sel kanker kolon WiDr dan diketahui nilai IC 50 yang digunakan untuk mengetahui kemampuan induksi apoptosis dan potensi penekanan ekspresi COX-2. Uji secara in vitro dilakukan menggunakan metode MTT untuk mengetahui persentase viabilitas sel. Kematian sel secara apoptosis dideteksi dengan metode double staining dan dilanjutkan dengan uji imunositokimia untuk melihat ekspresi COX-2 pada sel WiDr.

A. Determinasi Tanaman dan Penyiapan Ekstrak Daun Sirih

Penelitian ini menggunakan sampel berupa tanaman yaitu daun sirih. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian adalah determinasi tanaman sirih yang bertujuan untuk memastikan kebenaran identitas tanaman yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tanaman sirih Piper betle L.. Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi merupakan bagian daun, batang, dan akar. Determinasi tanaman dilakukan di bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan dibuktikan dengan adanya surat keterangan dengan No. : BF277IdentDetVI2014 Lampiran 5. Proses selanjutnya adalah ekstraksi menggunakan metode maserasi untuk mendapatkan zat-zat aktif yang terdapat dalam daun sirih. Maserasi merupakan ekstraksi tanpa pemanasan yang sederhana, sehingga cocok digunakan untuk ekstraksi senyawa-senyawa yang sensitif pada suhu tinggi. Prinsip maserasi