Uji Apoptosis Ekstrak Etanolik Daun Sirih dengan Metode Double Staining

bahwa pemberian beta karoten pada dosis tinggi 2,4 mgkg BB per hari selama enam bulan dapat menyebabkan perkembangan proliferasi sel alveolar dan metaplasia keratinisasi skuamosa. Daun sirih juga mengandung minyak atsiri Moeljanto dan Mulyono, 2003 yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan Parwata, dkk., 2009, tetapi pada penelitian Sayin, dkk., 2014 menunjukkan bahwa senyawa antioksidan memiliki aktivitas sebagai prokarsinogenik. Pada kolon yang mengalami adenoma diketahui jumlah protein p53 mengalami penurunan akibat mutasi dan penekanan oleh antioksidan sehingga memicu peningkatkan proliferasi sel kanker.

C. Uji Apoptosis Ekstrak Etanolik Daun Sirih dengan Metode Double Staining

Mekanisme kematian sel dibagi menjadi dua yaitu melalui mekanisme apoptosis dan nekrosis. Pengamatan terhadap kematian sel dilakukan dengan menggunakan metode double staining. Metode ini berdasarkan pada perbedaan fluorosensi DNA pada sel yang hidup dan mati karena pengikatan Etidium Bromida – Akridin Oranye. Konsentrasi yang digunakan pada uji ini sesuai dengan nilai IC 50 yang didapat dari uji MTT. Akridin oranye dapat masuk ke dalam sel hidup dan mati. Akridin oranye mengandung gugus kation sehingga dapat berinteraksi dengan DNA sel hidup yang berifat anionik, membentuk garam terdisosiasi dan menghasilkan warna fluoresensi hijau, sedangkan etidium bromida hanya bisa masuk kedalam sel yang membran plasmanya sudah rusak karena sel yang apoptosis mengalami blebbing sehingga membran sel tidak permeabel, kemudian akan berikatan dengan RNA atau DNA untai tunggal dan menghasilkan fluororesensi oranye dilihat dengan mikroskop fluororesens. Warna yang ditimbulkan etidium bromida lebih dominan daripada akridin oranye Meiyanto, dkk., 2008. Pada kelompok kontrol, membran sel dalam keadaan utuh tidak rusak sehingga hanya akridin oranye yang bisa masuk dan menghasilkan floresensi hijau Gambar 7A. Beberapa sel WiDr yang mati pada kelompok kontrol, hal ini dimungkinkan karena kurangnya nutrisi untuk sel WiDr bertahan hidup. Pada kelompok perlakuan, terlihat bahwa sel WiDr mengalami apoptosis yang ditandai rusaknya membran sel dan inti sel yang terfragmentasi. Kerusakan membran sel ini menyebabkan etidium bromide dapat masuk ke dalam sel dan menghasilkan floresensi oranye, namun tidak semua sel WiDr pada kelompok perlakuan mengalami apoptosis Gambar 7B, hal serupa juga ditunjukkan pada perlakuan ekstrak dengan doksorubisin Gambar 7C. Sel yang mengalami apoptosis akan berwarna oranye dan nukleus mengalami fragmentasi fase late apoptosis. Pada fase early apoptosis, sel mengalami kondensasi inti yang ditunjukkan dengan adanya warna oranye pada nukleus, sehingga tampak sel berwarna hijau bercampur oranye. Hal tersebut terjadi karena sel mulai mengalami membran blebbing, sehingga etidium bromida mulai masuk ke dalam sel Pebriana, dkk., 2008. Pada penelitian ini tidak ditemukan sel yang mengalami fase early apoptosis. Sel yang mati nekrosis berwarna merah ditunjukkan dengan panah berwarna biru dan bentuk sel dalam keadaan utuh. Sel yang mati nekrosis membran plasmanya pecah, sehingga jumlah etidium bromida dan akridin oranye yang masuk kedalam sel lebih banyak dari pada sel yang mengalami apoptosis dan warna yang dihasilkan semakin kuat. Dari hasil metode double staining ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sirih dapat menginduksi apoptosis walaupun tidak sebesar doksorubisin. A B C Gambar 7. Hasil Uji Double Staining Ekstrak Etanol Daun Sirih. Keterangan: Kontrol sel A, perlakuan dengan ekstrak daun sirih 794,23 µgmL B, perlakuan dengan do ksorubisin konsentrasi 21 µgmL. Sel Hidup Nekrosis Apoptosis Tabel I. Distribusi sel WiDr pada uji apoptosis dengan metode double staining Sel Hidup ± SD Nekrosis ± SD Apoptosis ± SD Kontrol Sel 99,60 ± 0,37 0,37±0,38 Ekstrak Etanol Daun Sirih 16,98±1,02 11,6±4,5 71,44 ± 4,4 Doksorubisin 5,42 ± 0,0005 2,98 ± 2,59 92,92 ± 2,20 Uji double staining merupakan uji kualitatif dan dapat dijadikan sebuah uji semi-kuantitatif dengan syarat terdapat minimal tiga buah foto gambaran keadaaan sel dalam satu preparat yang dianggap mewakili seluruh keadaan sel dalam satu preparat. Hasil diketahui dengan bantuan blind reader. Tiga orang diminta untuk menghitung jumlah sel yang mengalami apoptosis, nekrosis, dan sel hidup tanpa mengetahui perlakuan yang diberikan terhadap sel yang diamati. Tabel I perlakuan ekstrak etanol daun sirih menunjukkan sel yang mengalami apoptosis sebanyak 71,4 ± 5,5 sel. Penelitian yang dilakukan oleh Immanuel 2015 didapatkan presentase apoptosis doksorubisin terhadap kanker kolon WiDr sebesar 92,92 ± 2,20, hal ini menunjukkan ekstrak etanol daun sirih dapat menginduksi apoptosis walaupun tidak sebesar doksorubisin. Setelah dilakukan uji double staining terhadap ekstrak etanol daun sirih, analisis aktivitas antikanker dilanjutkan menggunakan metode imunositokimia untuk mengetahui interaksi molekuler ekstrak etanol daun sirih terhadap COX-2.

D. Uji Penekanan Ekspresi COX-2 oleh Ekstrak Etanolik Daun Sirih dengan Metode Imunositokimia