maka banyaknya koset kanan dari H dalam G disebut indeks

Definisi 2.2.9. Grup koset-koset kanan dari subgrup normal N dalam grup G ditulis N G disebut grup faktor. Lema 2.2.14. Jika G grup komutatif dan N ≤ G, maka N G dan N G grup komutatif. BUKTI. Ambil sembarang a ∈ G dan n ∈ N. Maka a ∗ n ∗ a − 1 = n ∗ a ∗ a − 1 = n ∈ N sebab G grup komutatif. Menurut Definisi 2.2.8, N G . Dan karena N normal dalam G, maka terdapat grup faktor N G . Selanjutnya ditunjukkan N G komutatif. Ambil sembarang Na , Nb ∈ N G . Maka Na • Nb = Na ∗ b = Nb ∗ a = Nb • Na. Dengan demikian N G grup komutatif. ■ Teorema 2.2.15. Jika G grup berhingga dan N G , maka N G = N G . BUKTI. Teorema Lagrange telah membuktikan bahwa G = G : N N di mana G : N adalah indeks dari N dalam G. Maka N G = G : N = N G . ■

2.3. Gelanggang dan Medan

Dalam grup didefinisikan sebuah operasi bersifat umum, dapat berupa operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, komposisi, dan sebagainya. Jadi jika G adalah grup terhadap operasi penjumlahan, maka operasi tersebut yang dipakai. Dalam gelanggang didefinisikan dua buah operasi, yaitu operasi + penjumlahan dan operasi ⋅ perkalian, bahkan kombinasi dari kedua operasi tersebut. Ini membuat gelanggang sedikit lebih sulit daripada grup, tetapi hal ini justru membuat obyek-obyek gelanggang kurang bervariasi dibandingkan grup, dalam arti grup lebih mudah untuk dieksplorasi. Definisi 2.3.1. Himpunan R, + , ⋅ disebut gelanggang jika dan hanya jika memenuhi sifat-sifat i R, + grup komutatif, ii operasi ⋅ bersifat asosiatif, iii kombinasi operasi + dan ⋅ bersifat distributif, yaitu a + b ⋅ c = a ⋅ c + b ⋅ c dan c ⋅ a + b = c ⋅ a + c ⋅ b untuk ∀ a , b, c ∈ R. Dari definisi gelanggang di atas, akan diuraikan sifat i di mana R adalah grup aditif grup dengan operasi penjumlahan yang komutatif. Untuk setiap a, b, c ∈ R, maka sifat asosiatif berarti a + b + c = a + b + c, sifat komutatif berarti a + b = b + a, kemudian elemen identitas adalah 0 di mana a + = a, dan invers aditif dari a adalah − a di mana − a + a = 0. Selanjutnya dari definisi pangkat suatu elemen, maka di sini a n adalah a + a + … + a = na. Definisi 2.3.2. Gelanggang R, + , ⋅ disebut gelanggang komutatif jika dan hanya jika operasi ⋅ bersifat komutatif. Contoh 2.3.1. Himpunan semua bilangan bulat Z, + , ⋅ , himpunan semua bilangan rasional Q, + , ⋅ , himpunan semua bilangan real R, + , ⋅ , himpunan semua bilangan kompleks C, + , ⋅ adalah gelanggang-gelanggang komutatif. Gelanggang R merupakan grup aditif. Jika operasi ∗ dalam Teorema 2.2.1 diganti dengan operasi + , maka dalam R berlaku hukum kanselasi aditif, penyelesaian tunggal dari persamaan linear aditif , ketunggalan elemen identitas, ketunggalan invers aditif, sifat -sifat invers aditif, dan hukum eksponen aditif. Proposisi 2.3.1. Misalkan R gelanggang dengan elemen identitas 0 dan a, b, c ∈ R. Maka berlaku i ⋅ a = a ⋅ = 0. ii a ⋅ − b = − a ⋅ b = − a ⋅ b. iii − a ⋅ − b = a ⋅ b. BUKTI. i Menurut Definisi 2.3.1, 0 ⋅ a + ⋅ a = + ⋅ a = ⋅ a = ⋅ a + 0. Dengan kanselasi aditif, maka 0 ⋅ a = 0. Dengan cara yang sama, maka a ⋅ = 0. ii a ⋅ b + a ⋅ − b = a ⋅ b + − b = a ⋅ = 0. Jadi a ⋅ − b adalah invers aditif dari a ⋅ b, yaitu − a ⋅ b = a ⋅ − b . Dengan cara yang sama, maka − a ⋅ b = − a ⋅ b. iii Dari ii dan sifat invers aditif, maka didapat − a ⋅ − b = − a ⋅ − b = − − a ⋅ b = a ⋅ b. ■ Definisi 2.3.3. Misalkan R gelanggang dan S ⊆

R. Himpunan S disebut subgelanggang dari R jika dan

hanya jika S, + , ⋅ gelanggang di mana + dan ⋅ adalah operasi pada R. Teorema 2.3.2 Uji Subgelanggang. Jika R gelanggang dan S ⊆ R, maka S subgelanggang dari R jika dan hanya jika i S ≠ ∅ , ii ∀ a , b ∈ S a + b ∈ S dan a ⋅ b ∈ S, iii ∀ a ∈ S − a ∈ S. BUKTI. ⇒ Definisi 2.3.3. ⇐ Karena S ⊆ R dan berlaku ii, maka operasi + dan ⋅ bersifat asosiatif, tertutup, dan kombinasinya bersifat distributif. Jika diambil sembarang a ∈ S, maka dari ii dan iii, a + − a = ∈ S dan − a ∈ S. Di sini S grup aditif komutatif sebab operasi + pada R bersifat komutatif. Menurut Definisi 2.3.3, S subgelanggang dari R. ■