Menurut Definisi 2.2.2, G grup komutatif.

BUKTI. Akan dibuktikan ∼ bersifat refleksif, simetris, dan transitif. Karena a ∗ a − 1 = e G ∈ H, maka a ∼ a, yaitu ∼ refleksif. Jika a ∼ b, maka b ∗ a − 1 ∈ H, sehingga b ∗ a − 1 − 1 = a ∗ b − 1 ∈ H, yaitu b ∼ a. Berarti ∼ simetris. Jika a ∼ b dan b ∼ c, maka b ∗ a − 1 ∈ H dan c ∗ b − 1 ∈ H. Maka c ∗ b − 1 ∗ b ∗ a − 1 = c ∗ a − 1 ∈ H. Jadi a ∼ c, sehingga ∼ transitif. ■ Kelas-kelas ekivalensi dari ∼ dinamakan koset kanan dari H dalam G. Jika b ∗ a − 1 diganti dengan a − 1 ∗ b, maka kelas-kelas ekivalensi dari ∼ dinamakan koset kiri dari H dalam G. Akibat 2.2.8 Bentuk Koset. Misalkan G grup dan H ≤

G. Setiap koset kanan dari H berbentuk Ha

= {h ∗ a : h ∈ H} dan koset kiri dari H berbentuk aH = {a ∗ h : h ∈ H}, untuk suatu a ∈ G. BUKTI. Misalkan K adalah koset kanan dari H dalam G, maka K adalah kelas ekivalensi dari ∼ yang memuat suatu elemen a ∈ G, yaitu K = {b ∈ G : a ∼ b} = {b ∈ G : b ∗ a − 1 ∈ H}. Selanjutnya akan dibuktikan K = Ha. Ambil sembarang x ∈ K, maka x ∗ a − 1 = h ∈ H, sehingga x = h ∗ a ∈ Ha. Kemudian jika x ∈ Ha, maka x = h ∗ a untuk suatu h ∈ H, berarti x ∗ a − 1 = h ∈ H, sehingga x ∈ K. Jadi x ∈ K jika dan hanya jika x ∈ Ha untuk ∀ x , sehingga K = Ha. Dengan cara yang sama, maka setiap koset kiri dari H dalam G pasti berbentuk aH. ■ Lema 2.2.9. Misalkan G grup, H ≤ G dan a, b ∈ G. Maka Ha = Hb jika dan hanya jika b ∗ a − 1 ∈ H. BUKTI. ⇒ Karena b ∈ Hb, yaitu b = e H ∗ b dan Ha = Hb, maka b ∈ Ha. Ini berarti untuk suatu h ∈ H, b = h ∗ a ⇔ b ∗ a − 1 = h. Jadi b ∗ a − 1 ∈ H. ⇐ Diasumsikan b ∗ a − 1 ∈ H. Akan dibuktikan Ha = Hb. Ambil sembarang elemen dalam Ha katakanlah h ∗ a dengan h ∈ H. Karena b ∗ a − 1 ∈ H, maka b ∗ a − 1 − 1 = a ∗ b − 1 ∈ H, sehingga h ∗ a = h ∗ a ∗ b − 1 ∗ b ∈ Hb. Jadi Ha ⊆ Hb. Untuk sembarang h ∗ b ∈ Hb, maka h ∗ b = h ∗ b ∗ a − 1 ∗ a ∈ Ha. Jadi Hb ⊆ Ha, sehingga Ha = Hb. ■ Misalkan H subgrup dari grup G dan ∼ adalah relasi ekivalensi pada G yang didefinisikan dalam Teorema 2.2.7. Maka kelas-kelas ekivalensi dari ∼ membentuk suatu partisi dari G, yaitu subhimpunan-subhimpunan takkosong dari G yang saling asing atau saling lepas, tidak saling tumpang tindih dan G harus merupakan gabungan dari subhimpunan-subhimpunan tersebut. Jadi partisi dari G yang ditimbulkan oleh kelas-kelas ekivalensi dari ∼ terdiri dari koset-koset kanan dari H dalam G. Di bawah ditunjukkan bahwa H berkorespondensi satu-satu dengan setiap kosetnya. Jadi jika G berhingga, maka banyaknya elemen dalam G kelipatan dari banyaknya elemen dalam H. Lema 2.2.10. Jika H subgrup berhingga dari grup G dan a ∈ G, maka Ha = H = aH . BUKTI. Didefinisikan µ : H → Ha dengan aturan µ h = h ∗ a, ∀ h ∈ H. Pemetaan µ terdefinisi dengan baik sebab untuk sembarang h 1 , h 2 ∈ H dengan h 1 = h 2 , maka h 1 ∗ a = h 2 ∗ a, yaitu µ h 1 = µ h 2 . Kemudian jika µ h 1 = µ h 2 , maka h 1 ∗ a = h 2 ∗ a, sehingga h 1 = h 2 . Jadi pemetaan µ injektif. Jelas pemetaan µ surjektif sebab jika x ∈ Ha, maka x = h ∗ a untuk suatu h ∈ H. Jadi pemetaan µ bijektif, sehingga H = Ha . Dengan cara yang sama, maka H = aH . Terbukti Ha = H = aH . ■ Teorema 2.2.11 Teorema Lagrange. Jika G grup berhingga dan H ≤ G, maka order H membagi order G. BUKTI. Grup G adalah gabungan koset-koset kanan dari H yang saling asing, yaitu U k i i Ha G 1 = = di mana Ha i ∩ Ha j = ∅ , i ≠ j. Menurut Lema 2.2.10, i Ha = H untuk setiap i. Maka G = 1 Ha + 2 Ha + … + k Ha = H + H + … + H = k H . Jadi H G = k. ■ Akibat 2.2.12. i Jika G grup berhingga, maka order a membagi order G dan G a = e G , ∀ a ∈ G. ii Grup G berorder prima adalah grup siklik yang dihasilkan oleh setiap a ≠ e G ∈ G dan hanya mempunyai subgrup trivial {e G } dan dirinya sendiri.