Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Dari pendapat dua ahli ahli peneliti menyatakan bahwa kelebihan pendekatan kontekstual adalah mengajarkan siswa untuk mengeksplor pengetahunnya sendiri serta memahami guna materi tersebut bagi kehidupan sehari-hari. Kekurangan dari pendekatan kontesktual ialah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membantu siswa agar mendapatkan pengetahuan yang akan dikembangkan.

2.1.9 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Supriadi 2004: 81-88 menyatakan bahwa karakteristik siswa sekolah dasar dibedakan ke dalam karakteristik pribadi dan sosial, dan karakteristik psikologis. 1. Karakteristik Pribadi dan Sosial a. Umur, secara umum umur menentukan kesiapan siswa untuk belajar. Siswa yang umurnya lebih tua akan mempunyai kesiapan belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang lebih muda. Ketentuan wajib belajar dimulai pada umur 7 tahun. b. Jenis kelamin, dari penelitan-penelitian psikologi diketahui bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai tempo dan ritme perkembangan yang relatif berbeda. Misalnya anak perempuan lebih cepat memasuki tahap keremajaan dan anak perempuan lebih cepat mengenal “hidup teratur” dan lebih mandiri dari pada anak laki-laki. c. Pengalaman Prasekolah, TK merupakan persiapan untuk memasuki SD sehingga mereka akan lebih siap belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Kemampuan Sosial-Ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua dan tempat tinggal berkaitan satu sama lain. Sosial ekonomi keluarga siswa perlu dipertimbangkan dalam proses belajar dan mengajar, karena hal ini akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya disekolah. 2. Karakteristik Psikologis a. Tingkat kecerdasan, dapat diamati dari kemampuan belajarnya siswa yaitu cepat, tepat dan akurat. Ada siswa yang mudah mengingat sederet angka, ada yang dapat mengingat setelah belajar berulang- ulang. b. Kreativitas, kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada. Kreativitas seseorang ditandai oleh kemampuannya dalam mencetuskan gagasan-gagasan yang relatif baru misalnya dalam cara memecahkan masalah, dapat menguraikan sesuatu secar lancar dengan bahasa dan istilah yang kaya serta bervariasi. c. Bakat dan minat, guru perlu mengakomodasi perbedaan minat dan bakat tanpa mengabaikan usaha untuk membimbing siswa sehingga menguasai secara merata materi mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. d. Pengetahuan dasar dan prestasi terdahulu, guru perlu mengetahui dan mempertimbangkan apa yang telah dikuasai oleh siswa, sebelum mereka diberikan materi baru. Siswa yang mempunyai pengetahuan dasar yang kuat dari proses belajar sebelumnya, mencapai prestasi yang lebih baik pada proses belajar berikutnya. e. Motivasi belajar, motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar, tanpa ada motivasi proses belajar akan kurang berhasil. f. Sikap dan kebiasaan belajar, sikap siswa terhadap sekolah, guru, siswa-siswa yang lain dan terhadap materi pelajaran dalam kurikulum akan menentukan keberhasilan dalam belajar. Ada siswa yang merasa sekolah merupakan keharusan untuk masa depannya, ada siswa yang memandang bahwa ia bersekolah karena disuruh oleh orang tuanya. Suryobroto dalam Djamarah, 2011: 124 menyatakan bahwa pada umur antara 6 atau 7 tahun biasanya anak memang telah matang untuk masuk sekolah dasar. Masa keserasian bersekolah ini secara relatif diperinci menjadi dua fase yaitu: 1 masa kelas rendah, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun dan 2 Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun. Dari definisi di atas peneliti menyatakan bahwa karakteristik siswa sekolah dasar adalah terpengaruh oleh umur karena mempertimbangkan kesiapan siswa untuk belajar dari pra sekolah ke sekolah dasar, kondisi ekonomi dan lingkungan keluarga akan mempengaruhi siswa dalam merancang pola pikir, dan tingkat kecerdasan siswa yang akan mempengaruhi hasil belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2 Teori-teori Mendukung

2.2.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget Nur dalam Al-Tabany, 2014: 30 menyatakan perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis. Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realistis melalui pengalaman dan interaksi mereka. Menurut Nur dalam Al-Tabany, 2014: 30 tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget adalah sebagi berikut: 1. Tahap Sensorimotor 0-2 tahun Terbentuknya konsep “kepermanenan objek” dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah pada tujuan. 2. Tahap Pra-Operasional 2-7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi. 3. Tahap Operasi Konkret 7-11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan- kemampuan baru termasuk penggunaan yang dapat-balik. Pemikiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11

0 11 46

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 064028 TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 30

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS IV SD Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Kedisiplinan Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa SD Kelas IV SD Negeri 1 Srobyong UPTD Dikpora Kecamatan Mlo

3 18 15

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Brajan Prambanan Klaten Tahun Ajaran 20

0 0 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENGAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATA PELAJARAN SAINS KELAS IV SD NEGERI 135564 TANJUNGBALAI.

0 1 21

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV Di SD Negeri 2 Barukan Manisrenggo K

0 1 17

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV Di SD Negeri 2 Barukan Manisrenggo K

0 2 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 018451 KUALA TANJUNG TAHUN AJARAN 20LL-2012.

0 1 27

Meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual di SD Negeri Jetis Bantul

0 4 351

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV SD NEGERI 1 SIDAKANGEN

0 0 14