Rancangan Model Sistem Perancangan penyandian Reed Solomon

Alur program simulasi Reed-Solomon secara umum adalah sebagai berikut, program memiliki input data berupa suatu ECG database. ECG database akan dipotong dalam ukuran pola data ECG. User dapat melakukan pratinjau terhadap ECG yang akan dijadikan data dalam simulasi. Proses selanjutnya, program akan melakukan pemotongan terhadap data ECG sesuai dengan ukuran pola serta dimensi dari Reed Solomon yang akan dibuat. Selanjutnya, data akan mengalami penyandian Reed Solomon. Input data yang telah disandikan tersebut akan mengalami suatu pemberian error secara otomatis dan acak. Pemberian error disimulasikan pada kanal AWGN. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran pengiriman datadalam sebuah kanal dan data mengalami error. Selanjutnya, program akan mendeteksi apakah terdapat error atau tidak. Jika terjadi error pada data, program akan menginformasikan dan melakukan pengkoreksian terhadap input data yang salah tersebut. Hasil data yang telah dikoreksi tersebut akan diubah kembali menjadi bentuk ECG. Selain itu, hasil yang diperoleh berupabit error rate dan parameter-parameter hasil penyandian. Program simulasi Reed Solomon ini menghasilkan nilai bit error rate BER sebagai perbandingan antara jumlah error pada data dengan jumlah keseluruhan data. Program menampilkan sebuah grafik dengan 2 buah komponen. Pada sumbu Y merupakan besaran nilai SER dan sumbu X merupakan besaran nilai dari signal to noise ratio SNR. Nilai SNR menggunakan rentang antara 1 – 20 . Kedua parameter keluaran dari program simulasi Reed-Solomon ini digunakan sebagai analisa unjuk kerja dari reed solomon codes. Luaran dari program ini diharapkan mampu memperlihatkan perubahan 1 simbol data terhadap data elektrokardiogram yang ditransmisikan.

3.2 Rancangan Model Sistem

Program simulasi Reed Solomon ini merupakan hasil dari sebuah rancangan suatu model yang terdiri dari beberapa rangkaian sistem. Rancangan model sistem yang disimulasikan disajikan dalam Gambar 3.2. Sinyal ECG Analog Encoder Reed Solomon Code Modulator QAM Demodulator QAM Decoder Reed Solomon Code Sinyal ECG Analog Kanal AWGN Noise AWGN Gambar 3.2 Rancangan model sistem program simulasi Reed Solomon Dalam Gambar 3.2 terlihat bahwa model sistem yang akan disimulasikan memiliki banyak komponen. Komponen awal berupa sinyal ECG Analog. Sinyal analog kemudian akan diolah sedemikian rupa. Komponen selanjutnya berupa encoder Reed Solomon code. Encoder tersebut akan menyandikan ECG. Proses selanjutnya data akan mengalami modulasi dalam modulator QAM. Data yang telah disandikan tersebut selanjutnya akan masuk ke dalam sebuah kanal AWGN. Data yang dikirimkan akan mengalamai error dalam kanal tersebut dan selanjutnya akan diterima oleh demodulator QAM dan akan mengalami proses modulasi. Data yang sudah didemodulasi kemudian diterima olehdecoder Reed Solomon.Proses-proses yang dilakukan dalam decoder ini antara lain pendeteksian error, koreksi error, beserta penghitungan SER Symbol Error Rate. Selanjutnya akan diubah menjadi menjadi analog.

3.3 Perancangan penyandian Reed Solomon

Proses encode menggunakan Reed Solomon yang didasarkan pada Galois Field GF2 5 = GF32,GF2 6 = GF64, dan GF2 7 = GF128. Nilai dari GF tersebut akan digunakan sebagai ukuran panjang dari codeword atau n.Nilai Galois Field diatas digunakan sebagai nilai variabel yang dalam proses penyandian. Penjelasan untuk masing-masing Galois Field yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Galois Field GF2 5 = GF32 GF32 menggunakan polinomial primitif dengan Px = 1+x 2 +x 5 , kode n,k yang dihasilkan adalah 31, 31-2t. Nilai ndan kdan tsemua mengacuke sejumlah5-bitsimbol.Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh dimensi n,k yang digunakan dalam simulasi adalah 31,27 codeword dengan jumlah data yang bisa dikoreksi t=2.Ukuran codeword keseluruhan adalah 5×31 =155bit. Rancangan rangkaian register untuk penyandian RS dalam simulasi ini digambarkan dalamGambar 3.3. Gambar 3.3 menunjukkan rangkaian register dengan polinomial Px = 1 + x 2 +x 5 . Langkah-langkah yang dijalankan dalam register geser yaitu pertama- tama, input data akan memasuki register geser n - k . Selanjutnya, data mengalami pergeseran dan akan mengisi setiap register. Ketika proses pergeseran, terdapat proses penjumlahan bit untuk setiap data yang masuk.Proses pergeseran terjadi sampai semua input data habis. Input data yang sudah masuk tadi akan menuju ke register output dan selanjutnya akan menjadi output. Sisa data yang berada pada register menjadi nilai bit paritas dari sandi yang akan digunakan. Proses decode merupakan proses yang terjadi setelah data penyandian diterima oleh pihak tujuan. Proses decode memerlukan error syndrome untuk melakukan proses deteksi kesalahan.Proses penghitungan error syndrome bisa diperoleh dengan menggunakan sebuah rangkaian. Rangkaian pembagi polinomial ini mirip dengan rangkaian encoder yang sedikit mengalami perubahan.Gambar 3.4 di bawah ini menunjukkan rangkaian pembagi untuk mencari error syndrome. Received Codeword Switch 1 Switch 2 + X 5 X 4 X 3 X 2 X 1 X + Syndrome Register geser + Gate Data Output Digit Parity + Gambar 3.3Rangkaian register geser Reed Solomon code 31,27 Gambar 3.4 Rangkaian syndrome decoder 31,27 Gambar 3.4 memberikan hasil error syndrome dari codeword yang dikirimkan oleh pemancar. Proses penghitungan syndrome ini bermula pada posisi switch 1 dan switch 2 terbuka. Nilai register semua dalam kondisi awal nol. Codeword yang diterima kemudian digeser pada register yang ada. Syndrome didapat ketika semua codeword telah habis digeser. Isi dari register adalah syndrome . Selanjutnya, switch 1 akan terbuka dan switch 2 tertutup, sehingga codeword dapat digeser dan keluar dari register. 2. Galois FieldGF2 6 = GF64 GF64 memiliki polinimial primitif Px = 1 + x + x 6 . Untuk GF64, kode yang dihasilkan adalah n, k = 63, 63-2t, dengan n dan k serta t semua mengacu pada sejumlah 6-bit simbol [19]. Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh dimensi n,k yang digunakan dalam simulasi adalah 63,61 codeword dengan jumlah data yang bisa dikoreksi t=1.Ukuran codeword keseluruhan adalah 6×63 =378bit. Rancangan rangkaian register untuk penyandian RS dalam simulasi ini digambarkan dalam Gambar 3.5. Gambar 3.5 menunjukkan rangkaian register dengan polinomial Px = 1 + x + x 6 . Rangkaian tersebut memiliki 5 buah register, 2 buah adder dan sebuah gate yang berfungsi sebagai saklar. Cara kerja dari rangkaian register untuk sandi 63,61 ini sama dengan sandi 31,25 hanya perbedaan terdapat pada jumlah register . Sandi 63,61 juga memiliki rangkaian syndrome decoder. Gambar 3.6 menunjukkan rangkaian pembagi untuk mencari error syndrome. + Gate Data Output Digit Parity + Register geser Gambar 3.5 Rangkaian register geser Reed Solomon code 63,61 3. Galois Field GF2 7 = GF128 GF128 memiliki polinimial primitif Px = 1 + x 3 + x 7 . Untuk GF128, kode yang dihasilkan adalah n, k = 127, 127-2t, dengan n dan k serta t semua mengacu ke sejumlah 7-bit simbol. Salah satu dimensi n,k yang digunakan dalam simulasi adalah 127,119 codeword dengan jumlah data yang bisa dikoreksi t=4.Ukuran codeword keseluruhan adalah 7×127 = 889bit. Rancangan rangkaian register untuk penyandian RS dalam simulasi ini digambarkan dalam Gambar 3.7. Gambar 3.7 menunjukkan rangkaian register dengan polinomial Px = 1 + x 3 + x 7 . Rangkaian tersebut memiliki 7 buah register, 2 buah adder dan sebuah gate yang berfungsi sebagai saklar. Sandi 127,119 juga memiliki rangkaian syndrome decoder. Gambar 3.8 menunjukkan rangkaian pembagi untuk mencari error syndrome. Received Codeword Switch Switch + + X X X X X X X Syndrome X 7 Register geser + Gate Data Output Digit Parity + Received Codeword Switch 1 + + X X X X X X X Syndrome Switch 2 Gambar 3.6 Rangkaian syndrome decoder63,61 Gambar 3.7 Rangkaian register geser Reed Solomon code 127,119 Gambar 3.8 Rangkaian syndrome decoder 127,119 Secara singkat perbedaan dari ketiga buah rancangan penyandian Reed Solomon diperlihatkan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Perbedaan atribut penyandian Reed Solomon Panjang Codeword RS Codes Kemampuan koreksi t Code rate R 31 RS31,27 2 0.87 63 RS63,61 1 0.97 127 RS127,119 4 0.94

3.4 Desain Input Data