Berdasarkan beberapa pengertian kualitas di atas dapat diartikan bahwa kualitas hidup kerja harus merupakan suatu pola pikir mindset, yang dapat
menterjemahkan tuntutan dan kebutuhan pasar konsumen dalam suatu proses manajemen dan proses produksi barang atau jasa terus menerus tanpa hentinya
sehingga memenuhi persepsi kualitas pasar konsumen tersebut.
2. Persepsi terhadap Kualitas Produk
Perspektif kualitas yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas suatu produk. David dalam Tjiptono 2004, mengidentifikasikan adanya
lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan, yaitu: 1.
Pendekatan Transedental Transcendental Approach. Kualitas dalam pendekatan ini, dipandang sebagai innate excellence, di mana
kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia
seni, misalnya seni musik, seni drama, seni tari, dan seni rupa. Meskipun demikian suatu perusahaan dapat mempromosikan produknya melalui
pernyataan-pernyataan maupun pesan-pesan komunikasi seperti tempat berbelanja yang menyenangkan supermarket, elegen mobil, kecantikan -
lain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi seperti ini sebagai dasar
manajemen kualitas. 2.
Pendekatan Berbasis Produk Product-based Approach.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas
mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat
menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual. 3.
Pendekatan Berbasis Pengguna User-based Approach. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada
orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang misalnya perceived quality merupakan produk yang
berkualitas paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand-oriented ini juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.
4. Pendekatan Berbasis Manufaktur Manufacturing-based Approach.
Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik- praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas
sebagai kesesuaiansama dengan persyaratan conformance to requirements. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operations-
driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang seringkali didorong oleh tujuan
peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang menentukan
Universitas Sumatera Utara
kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.
5. Pendekatan Berbasis Nilai Value-based Approach.
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan
sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk
yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat dibeli best-buy.
II.2.5. Harga Optimum Produk
Harga adalah sejumlah uang yang ditentukan perusahaan berdasarkan kalkulasi biaya yang dikeluarkan seperti biaya produksi atau biaya mendapatkan
produk, biaya marketing, biaya operasional, keuntungan yang diinginkan perusahaan dan sesuatu lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen.
Artinya, harga ditetapkan karena terdapat keinginan, kebutuhan dan daya beli konsumen. Peranan harga dalam bauran pemasaran cenderung meningkat apabila
terjadi kondisi-kondisi sebagai berikut: produk tersebut pertama kali diterjunkan ke pasar, dikaitkan dengan tujuan perusahaan, perusahaan kompetitor melakukan
penurunan harga, adanya produk baru yang dihasilkan dari pengembangan teknologi baru yang mempunyai sifat substitusi dan lebih efisien serta efektif. Strategi
Universitas Sumatera Utara
penentuan harga harus mempertimbangkan sampai di manakah tingkat loyalitas konsumen terhadap merek tertentu, apakah masih dalam skala kognitif saja, ataukah
sudah mencapai tingkat devosi. Menurut Pimentel dan Reynolds 2004 devosi konsumen terhadap merek adalah tingkat loyalitas yang sangat intens sehingga tidak
terpengaruh oleh harga yang tinggi, skandal, publisitas buruk, kinerja buruk maupun hilangnya aktivitas promosi.
Konsumen dalam upaya memutuskan pengambil keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi dan dikenal dengan istilah peranan kesadaran harga price
awareness dan prices consciousness. Sementara konsumen dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh
perilaku dari konsumen itu sendiri terdiri dari 4 empat aspek utama yaitu budaya, sosial, personal umur, pekerjaan, kondisi ekonomi serta psikologi motivasi,
persepsi, percaya. Dalam kenyataannya konsumen dalam menilai harga suatu produk, sangat tergantung bukan hanya dari nilai nominal secara absolut tetapi
melalui persepsi mereka pada harga. Secara umum persepsi konsumen terhadap harga tergantung dari persepsi
perbedaan harga perception of price differences dan referensi harga reference prices. Sedangkan persepsi terhadap kewajaran harga dapat pula dijelaskan dengan
teori acquisition transaction utility. Konsumen akan melakukan pembelian acquisition utility apabila harga tersebut dikaitkan dengan keuntungan atau kerugian
dalam perspektif fungsi produk. Sedangkan transaction utility, konsumen mempersepsikan harga dengan kenikmatan atau ketidaknyamanan dalam aspek
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang didapat dari perbedaan antara referensi internal harga internal reference prices dengan harga pembelian. Penilaian kualitas suatu produk sangat
tergantung dari informasi yang melekat pada produk tersebut dan juga tergantung dari seberapa besar informasi tersebut dipahami oleh setiap individu.
Informasi tersebut dapat berupa intrinsik dan ekstrinsik. Informasi intrinsik adalah informasi yang berasal dari dalam produk itu sendiri. Sedangkan faktor
ekstrinsik menjadi pertimbangan dalam penilaian apabila individu belum mempunyai pengalaman nyata tentang produk tersebut. Konsumen menggunakan harga sebagai
indikator kualitas pada kondisi sebagai berikut: konsumen percaya ada perbedaan kualitas diantara berbagai merek dalam satu produk kategori, konsumen percaya
kualitas yang rendah dapat membawa resiko yang lebih besar, dan konsumen tidak memiliki informasi lain kecuali merek terkenal sebagai referensi dalam mengevaluasi
kualitas sebelum melakukan pembelian. Pengertian dari persepsi nilai perceived value adalah evaluasi menyeluruh
dari kegunaan suatu produk yang didasari oleh persepsi konsumen terhadap sejumlah manfaat yang akan diterima dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan atau
secara umum dipikiran konsumen. Value dikenal dengan istilah “value for money”, “best value”, dan “you get what you pay for”. Value dari harga merupakan suatu
persepsi yang didapat dari hasil evaluasi keseluruhan tentang manfaat yang dirasakan dibandingkan dengan manfaat yang seharusnya diterima. Konsumen dalam menerima
suatu value atau nilai dari suatu harga sangat dipengaruhi oleh konteks, ketersediaan informasi, dan asosiasi. Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan
Universitas Sumatera Utara
adalah menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba.
Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan.
Secara umum tujuan penetapan harga adalah memaksimalkan penjualan dan penetrasi pasar, mempertahankan kualitas atau diferensiasi pelayanan, mendapatkan
atau memaksimal keuntungan, mendapatkan atau merebut pangsa pasarmarket share, menjaga kelangsungan hidup kegiatan operasional, dan mengelola tingkat
pengembalian modalReturn On Investment ROI. Secara umum terdapat dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam dasar penetapan harga. Pertama, faktor
internal perusahaan yang meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan organisasi. Kedua, faktor lingkungan eksternal yang terdiri
dari sifat pasar dan permintaan; persaingan; dan unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya. Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan. Sedangkan penyesuaian khusus
terhadap harga menurut daftar list price terdiri atas diskon, penyisihan allowance, dan penyesuaian geografis geographical adjustment.
II.2.6. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
Universitas Sumatera Utara
yang mendahului dan menyusuli tindakan ini Engel 2001. Peter dan Olson 2005 mengemukakan bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pengintregasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses
pengintregasian ini adalah suatu pilihan, yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Kotler 2007 mengungkapkan bahwa seseorang mungkin
dapat memiliki peranan yang berbeda-beda dalam setiap keputusan pembelian. Berbagai peranan yang mungkin terjadi antara lain sebagai berikut:
1. Pengambil inisiatif initiator, yaitu orang yang pertama-tama menyarankan
atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu. 2.
Orang yang mempengaruhi influence, yaitu orang yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
3. Pembuat keputusan decider, yaitu seseorang yang akan menentukan
keputusan mengenai produk yang akan dibeli, cara pembayaran, tempat melakukan pembelian.
4. Pembeli buyer, yaitu seseorang yang melakukan pembelian.
5. Pemakai user, yaitu seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau
memakai produk atau jasa. Assael 2002 merumuskan bahwa perilaku pembelian yang dilakukan oleh
konsumen dapat dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu sebagai berikut:
1. Perilaku membeli yang kompleks