Kesiapan kerjasama industri dalam pembelajaran teaching factory

29 menyejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya Muhaimindan Abdul Madjid, 2005: 131. Dari pendapat di atas mengenai guru dalam pembelajaran teaching factory dapat dirangkum bahwa guru mempunyai tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, serta sebagai konsultan, asesor dan fasilitator kepada setiap siswa. Pembelajaran akan berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan jika guru memiliki 4 kompetensi pedagodi, kepribadian, sosial, dan profesional yang telah disyaratkan dan melaksanakan perencanaan pembelajaran yang bagus dari awal hingga proses evaluasi. Selain itu dalam pembelajaran guru harus melakukan perencanaan yang matang, proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan melakukan evaluasi dan pengadministrasiannya.

f. Kesiapan kerjasama industri dalam pembelajaran teaching factory

Sekolah Menengah Kejuruan yang telah menerapkan pembelajaran berbasis teaching factory dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh elemen sekolah dan kerjasama dengan industri. Konsep teaching factory membutuhkan kerangka yang sistematis untuk mendukung kebutuhan dunia pendidikan dan dunia industri. Penerapan teaching factory dengan optimal memerlukan adanya link and match antara pola pembelajaran yang ada di sekolah dengan kebutuhan di industri. Menurut Rochmadi 2016: 212 dalam jurnal yang berjudul Industry partnerships learning models for surveying and mapping of vocational high schools, keuntungan sekolah dengan melakukan kerjasama dengan industri adalah terjalinnya relasi dan adanya proses transfer teknologi baru. Adanya teknologi yang baru dalam industri masih memiliki beberapa kelemahan karena 30 dinilai masih belum bisa diterapkan di sekolah karena masih belum ada buku pegangan, bahan pembelajaran yang belum dikembangkan, dan kekurangan guru yang ahli dengan bidang tersebut. Adanya hubungan antara sekolah dan industri akan mendukung kegiatan praktek yang menerapkan budaya industri seperti standar kualitas, target waktu, efisiensi proses produksi, rotasi kerja shift, prosedur kerja jelas, hasil praktek menjadi sumber pendapatan, fungsi atau tanggung jawab yang jelas untuk setiap penanggung jawab, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, dan keteraturan atau kelancaran kegiatan pembelajaran ATMI Biz-Dec: 2015. Network atau hubungan kerjasama dengan industri adalah salah satu aspek yang mendukung pencapaian kondisi ideal implementasi teaching factory di SMK karena bertujuan untuk: 1 proses transfer teknologi dan pengetahuan, 2 membangun budaya industri di sekolah, 3 project work , dan 4 investasi oleh industri ATMI-BizDec, 2015: 18-41. Dari pemaparan di atas dapat di rangkum bahwa hubungan kerjasama antara sekolah dengan industri merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan pembelajaran teaching factory, karena dengan adanya link match akan terjadi proses transfer teknologi dan pengetahuan, teciptanya budaya industri di sekolah, adanya project work sesuai dengan standar industri, dan memungkinkan investasi dari industri.

g. Implementasi teaching factory