Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

87

6. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Karakteristik merupakan suatu ciri atau identitas khusus terhadap suatu obyek tertentu. Karakteristik siswa menunjuk pada ciri atau identitas khusus yang ada pada siswa pada jenjang pendidikan dan umur tertentu. Secara lebih khusus karakteristik siswa berupa ciri atau identitas khusus perkembangan anaksiswa. Sri Joko Yunanto 2004:64-66 mengemukakan bahwa tahap perkembangan proses belajar pada siswa ada tiga yaitu : a. Masa tingkah laku rudimeter, pada masa ini tingkah laku bersumber pada kebutuhan dasar dan proses belajar pada masa bayi. Cirinya yaitu : pengelaman lingkungan belum menimbulkan proses belajar pada bayi, bayi masih sangat egosentrik, pelan – pelan bayi mulai merespon kehadiran orang dan interaksi sosial tersebut dikembangkan oleh bayi. b. Masa sistem motivasi sekunder I, pada masa ini proses belajar berpusat di dalam keluarga. Pada masa ini bercirikan : sosialisasi sudah mulai terjadi, anak tidak sepenuhnya tergantung ibu, reaksi mulai muncul pada anak jika ditemui pembetasan, umur tiga tahun mampu melakukan identifikasi dan sosialisasi mulai dilakukan secara verbal dan non verbal. commit to user 88 c. Masa sistem motivasi sekunder II, pada masa ini proses belajar terjadi di luar lingkungan keluarga. Ciri dari masa ini yaitu anak siap menerima lingkungan di luar keluarga, lingkungan di luar keluarga mempengaruhi pribadi anak, umur lima tahun identifikasi semakin luas dan lingkungan yang lebih luas menumbuhkan nilai – nilai pribadi anak. Perkembangan anak juga dikemukakan oleh Jean Pieget dalam Sri Joko Yunanto 2004:66-67 yang merinci proses perkembangan anak menjadi 4 tahap yaitu : a. Tahap sensori motor, pada tahap ini saat anak berumur 0 – 2 tahun. Tahap ini motorik panca indera belajar mengkoordinasikan gerak – gerik fisik. b. Tahap pra-operasional, pada tahap ini saat anak berumur 2 – 7 tahun. Tahap ini anak sudah mampu mengungkapkan gagasan dan aktivitasnya namun masih terikat dengan hal – hal kongkrit. c. Tahap operasional kongkrit, pada tahap ini saat anak berumur 7 – 11 tahun. Tahap ini penalaran dan logika mulai beroperasibekerja apabila dikatkan dengan hal – hal kongkrit. d. Tahap operasional formal, pada tahap ini saat anak berumur 11 tahun sampai menginjak dewasa. Tahap ini penalaran dan logika anak sudah beroperasi dengan utuh. commit to user 89 Secara lebih rinci lagi ciri dari siswa sekolah dasar kelas rendah dan kelas tinggi terdapat dalam http:www.psychologymania.com201212karakteristik- siswa-sekolah-dasar.html yang menguraikan ciri siswa sekolah dasar kelas rendah kelas I – III usia antara 6 – 9 tahun adalah : a Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah , b Suka memuji diri sendiri , c Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu, sesuatu dianggap tidak penting , d Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, kalau menguntungkan dirinya , e Suka meremehkan orang lain. Sedangkan ciri-ciri khas siswa sekolah dasar kelas tinggi kelas IV - VI usia 9-12 tahun adalah: a Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari, b Ingin tahu, ingin belajar, realistis , c Timbul minat kepada pelajaran- pelajaran khusus, d Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar di sekolah , e Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama, dan mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Karakteristik siswa yang berupa ciri khusus pada siswa yang berusia tertentu berpengaruh pada media yang digunakan untuk pembelajaran. Pada usia tertentu, siswa memiliki kecenderungan untuk menggunakan rasio dan perhatiannya dalam memanfaatkan media audio. Dari uraian karakteristik di atas dapat dikemukakan bahwa karakteristik siswaanak sekolah dasar kelas tinggi yang berumur antara 9 – 12 tahun yaitu penalaran dan perhatian siswa commit to user 90 bekerja berdasarkan hal – hal yang kongkrit dan praktis. Rasa ingin tahu, minat dan motivasi siswa tumbuh berkembang dalam diri siswa baik secara alamiah maupun adanya stimulus dari luar diri siswa. Stimulus yang berasal dari luar dapat berupa media audio pendidikan karakter, oleh karena itu maka dikembangkanlah media tersebut.

B. Penelitian Yang Relevan