Gambar 3.7. Contoh data yang akan ditampilkan Setiap parameter yang diatur pada model simulator boiler akan diberikan kode ASCII
American Standard Code for Information Interchange. Tujuan pemberian kode agar data yang sudah dikirim oleh model simulator boiler dapat dikenali atau dibaca oleh mikrokontroler
dari modul komunikasi serial sebelum data tersebut ditampilkan pada LCD.
3.6. Perancangan Perangkat Lunak
Rancangan program akan dibuat kedalam bentuk flowchart, gunanya untuk mempermudah proses pembuataan listing program. Program mikrokontroler yang akan dibuat
menggunakan bahasa C, dengan software CodeVision AVR kemudian program tersebut disusun compile secara otomatis ke dalam bentuk file .hex untuk dimasukan ke dalam IC
mikrokontroler.
3.6.1. Diagram Alir Program Utama
Diagram alir program utama ditunjukkan pada gambar 3.8. diagram alir tersebut menunjukkan proses sistem ini secara keseluruhan. Setelah start, program akan melakukan
inisialisasi terhadap port-port mikrokontroler yang digunakan. Kemudian mulai masuk ke proses pengolahan data. Pengolahan data terdiri pengolahan data temperatur, tekanan, level
air, level oli, dan kondisi blower. Data parameter akan dikirim ke bagian Modul Komunikasi Serial dalam bentuk sebuah paket atau data parameter secara lengkap. Kemudian data terebut
akan dikirimkan ke bagian Sistem Monitoring Boiler. Timing waktu yang dibutuhkan untuk proses pengiriman dan penerimaan data harus sama agar data yang dikirim maupun yang
diterima tidak mengalami error. Waktu yang digunakan untuk mengirim satu paket data yaitu antara 2 sampai 3 sekon.
Pada Sistem Monitoring Boiler data tersebut akan diamati, jika ada data yang melebihi batas yang sudah ditentukan set point maka Modul Simulator Boiler akan menerima
feedback dari Sistem Monitoring Boiler untuk mematikan blower. Flowchart utama ditunjukan pada gambar 3.8.
Gambar 3.8. Flowchart utama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.2. Diagram Alir Pengolahan Data Temperatur
Pada subrutin ini, temperatur akan diatur menggunakan potensiometer. Setelah start, program akan melakukan inisialisasi terhadap port-port mikrokontroler yang digunakan.
Temperatur yang diatur memiliki batas maksimum dan minimum. Jika temperatur melebihi atau kurang dari batas yang sudah ditentukan maka buzzer akan berbunyi sebagai alaram. Data
temperatur akan ditampilkan pada display LCD dan dikirimkan ke bagian Modul Komunikasi Serial dan diteruskan ke bagian Sistem Monitoring Boiler. Gambar 3.9. merupakan flowchart
dari pengolahan data temperatur.
START
Inisialisasi
Atur Temperatur
Temperatur 20°C dan Temperatur 200°C
Tampilkan Data pada LCD
Kirim Data
END
Buzzer On
TIDAK
YA
Gambar 3.9. Flowchart subrutin pengolahan data temperatur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada perancangan Model Simulatror Boiler akan menggunakan Vin sebesar 5 Volt dan ADC dengan resolusi 10 bit. Setiap parameter memiliki range rentang nilai yang berbeda-
beda, untuk parameter temperatur memiliki nilai range mulai 0 sampai 220. Karena tiap parameter memiliki nilai range yang berbeda maka perlu persamaan garis lurus dengan
menggunakan gradien atau perbandingan antara komponen y dan x antara 2 titik pada garis itu. Gambar 3.10. merupakan grafik persamaan garis lurus antara temperatur dan ADC.
T °C
ADC 220
1023
Gambar 3.10. Grafik persamaan garis lurus antara temperatur dan ADC Berdasarkan gambar 3.10. nilai maksimal dari temperatur yang digunakan adalah 220
C sumbu Y dengan nilai maksimal ADC adalah 1023 sumbu X. Sedangkan untuk
menghitung nilai ADC mengacu pada persamaan 2.2. dengan mencari nilai m gradien, persamaannya sebagai berikut :
� = Sehingga :
� = � � � � =
� = 220
1023 � = 0,215053
3.6.3. Diagram Alir Pengolahan Data Tekanan